Gempa mengakibatkan enam orang luka ringan karena tertimpa reruntuhan tembok saat menyelamatkan diri.
Oleh
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Sebanyak 664 rumah di tujuh desa di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, rusak karena terdampak gempa berkekuatan magnitudo 5 yang berpusat di Kabupaten Sukabumi, Selasa (10/3/2020) sore. Warga yang terdampak saat ini masih mengungsi di tenda pengungsian dan rumah tetangga.
Berdasarkan data dari Kecamatan Pamijahan, tujuh desa yang terdampak gempa Sukabumi adalah Desa Ciasmara (61 rumah), Purwabakti (474), Cibunian (104), Ciasihan (22), Pasarean (1), Gunung Bunder 1 (1), dan Cibitung Kulon (1). Dari jumlah tersebut, sebanyak 56 rumah rusak berat, 100 rumah rusak sedang, dan 508 rumah lainnya rusak ringan.
Rosidin, Camat Pamijahan, yang ditemui di lokasi terdampak gempa, Rabu (11/3/2020), mengatakan, Purwabakti menjadi desa paling terdampak dengan total 42 rumah rusak berat, 33 rusak sedang, dan 399 rusak ringan. Selain bangunan rumah, gempa juga merusak satu ruangan sekolah dasar di Ciasmara.
Dari pendataan yang dilakukan, gempa juga mengakibatkan enam orang luka ringan karena tertimpa reruntuhan tembok saat menyelamatkan diri. Enam orang tersebut masing-masing dua orang berasal dari Desa Purwabakti, Cibitung Kulon, dan Ciasihan.
”Saat kejadian, total ada sekitar 20 keluarga yang mengungsi di tenda. Hari ini tenda sudah kami siapkan. Kalau masyarakat melihat suasana sudah aman, mereka akan kembali ke rumah masing-masing,” ujar Rosidin.
Kecamatan Pamijahan berada di kaki Gunung Salak. Wilayah ini paling terdampak gempa Sukabumi hari Selasa karena lokasinya yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi.
Bupati Bogor Ade Yasin di sela-sela mengunjungi lokasi terdampak gempa menyampaikan, pihaknya telah menyiapkan tenda dan menjamin ketersediaan logistik untuk para korban. Kebutuhan tersebut disiapkan karena sampai saat ini masih terdapat warga yang belum berani kembali ke rumah karena takut akan ada gempa susulan.
Terkait antisipasi ke depan, Ade menyebutkan diperlukan kajian terkait perlu tidaknya relokasi bagi masyarakat yang berada di zona rawan bencana. ”Kami akan meminta bantuan Badan Informasi Geospasial untuk melihat apa penyebab utama gempa bumi tersebut,” katanya.
Mitigasi bencana
Menurut Rosidin, pihak Kecamatan Pamijahan telah memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar senantiasa waspada terhadap potensi bencana alam. Sebab, Pamijahan berada di lokasi dengan topografi yang curam dan rawan bencana longsor, angin puting beliung, banjir bandang, hingga gempa bumi.
Wilayah Pamijahan, diakui Rosidin, kerap terdampak getaran gempa yang berpusat di daerah Jawa Barat lainnya. Getaran tersebut di antaranya terjadi saat gempa Pandeglang, Banten, pada 2013, 2015, dan 2017. Namun, dampak terparah baru terjadi saat gempa Sukabumi yang lalu.
”Wilayah kami memang rawan bencana dan kami sudah merencanakan untuk menjadi desa tangguh bencana. Bertahap kami terus melatih warga agar mereka bisa melakukan evakuasi sehingga tidak kaget saat terjadi gempa, longsor, maupun bencana lain,” ujarnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Yani Hassan mengatakan, hampir semua wilayah rawan bencana di barat Kabupaten Bogor telah dilakukan upaya mitigasi bencana. Mitigasi tersebut berupa sosialisasi dan penguatan kelembagaan di sejumlah desa, seperti pembentukan Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Desa Tanggap Bencana (Destana).
”Di semua desa memang belum ada Tagana dan Destana. Kami akan kejar sampai 2024, semua desa di Kabupaten Bogor sudah dibentuk Destana dan Tagana,” ungkapnya.
Berdasarkan informasi dari laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa berkekuatan magnitudo 5 mengguncang Kabupaten Sukabumi pada Selasa pukul 17.18 WIB. Pusat gempa berlokasi di darat pada jarak 23 kilometer arah timur laut kota Pelabuhan Ratu, Sukabumi, di kedalaman 10 kilometer.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangannya mengatakan, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Hasil pemodelan menunjukkan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.