Operator Angkutan Terapkan Jarak Aman Antarpenumpang
Untuk membuat penumpang waspada, MRT Jakarta mempersiapkan implementasi tanda jarak berdiri di setiap pintu masuk. Selain itu, ada tanda silang berselang-seling yang ditempelkan di punggung kursi penumpang.
Oleh
Helena F Nababan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah pasien dalam pengawasan ataupun orang dalam pemantauan yang diduga terpapar Covid-19 di DKI Jakarta terus bertambah. Operator angkutan umum yang melayani mobilitas warga DKI Jakarta dan sekitarnya memperketat kebijakan pembatasan sosial antarpenumpang di dalam bus atau kereta maupun stasiun atau halte.
Direktur Operasi dan Pemeliharaan Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta Muhammad Effendi di Jakarta, Kamis (19/3/2020), menjelaskan, sebagai tindakan pencegahan penyebaran Covid-19, pemerintah telah memberikan arahan kepada seluruh masyarakat untuk mulai menerapkan praktik pembatasan sosial dalam kegiatan sehari-hari.
Di dalam angkutan umum, pembatasan sosial dipahami sebagai langkah menjaga jarak aman antarpenumpang. Artinya, posisi penumpang tidak berdekatan ketika di halte, stasiun, bus, atau kereta.
Effendi melanjutkan, MRT Jakarta sudah menerapkan pembatasan sosial di lingkungan stasiun dan kereta MRT Jakarta sejak Selasa (17/3/2020). Penerapan pembatasan sosial dilakukan sejak antrean masuk stasiun, gerbang pembayaran, antrean di peron, hingga di dalam kereta MRT Jakarta.
Effendi melanjutkan, terkait penerapan pembatasan sosial tersebut, MRT Jakarta akan menerapkannya hingga wabah Covid-19 berakhir.
Tanda silang
Untuk membuat penumpang waspada, lanjut Effendi, MRT Jakarta mempersiapkan implementasi tanda jarak berdiri di setiap pintu masuk. Selain itu, ada tanda silang berselang-seling yang ditempelkan di punggung kursi penumpang kereta.
”Tanda silang itu menandakan penumpang mesti mengosongkan kursi itu. Kami mendampingi para penumpang dengan terus-menerus memberikan informasi di stasiun dan di dalam kereta,” kata Effendi.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menjelaskan, jarak aman antarpenumpang sesuai panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah 1 meter. Jadi, ia mengimbau sebaiknya antarpenumpang diatur untuk bisa mengatur posisi dalam jarak tersebut saat mengantre.
Tanda silang juga terlihat dipasang di lantai dan di bus-bus yang dioperasikan Transjakarta. Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Nadia Diposanjoyo menuturkan, selain pembatasan sosial antarpenumpang, dimungkinkan dengan adanya pengurangan kapasitas penumpang bus.
Secara terpisah, VP Corporate Communication PT KCI Erni Sylviane Purba menjelaskan, sejak penerapan kebijakan bekerja dari rumah atau work from home, jumlah penumpang pengguna kereta komuter terus turun. Namun, pada jam sibuk pagi hari, penumpang masih padat.
Untuk mendukung kebijakan jaga jarak aman antarpenumpang, KCI merespons dengan menambah layanan kereta. KCI menambah dua pemberangkatan dari Bogor pada jam sibuk pagi hari untuk semakin mengurangi kepadatan pengguna.
Jadwal tambahan dua pemberangkatan tersebut ialah penambahan untuk pemberangkatan Bogor tujuan Kampung Bandan pukul 05.32 serta penambahan untuk pemberangkatan Bogor tujuan Jakarta Kota pukul 06.02.
”Menjaga jarak di antara pengguna juga lebih dimungkinkan dengan telah berkurangnya pengguna KRL seiring semakin banyaknya institusi dan perusahaan yang menganjurkan karyawan untuk bekerja dari rumah,” katanya.
Penumpang kereta
Namun, lanjut Erni, jika penumpang di dalam kereta sudah padat, PT KCI mengimbau penumpang untuk mempertimbangkan supaya naik kereta berikutnya.
Sementara PT Railink memberlakukan penyesuaian jadwal sementara untuk KA Bandara Soekarno-Hatta dan KA Bandara Medan pada periode 19-31 Maret 2020. ”Penyesuaian jadwal sementara kami lakukan sebagai salah satu langkah antisipasi pencegahan penyebaran Covid-19 serta mendukung kebijakan pemerintah terkait pemberlakuan pembatasan sosial. Bagi calon penumpang yang sudah memiliki tiket, mohon kesediaannya untuk menyesuaikan kembali waktu perjalanannya dengan jadwal KA Bandara yang tersedia,” ungkap staf Hubungan Masyarakat Railink, Diah Suryandari.
Untuk pembatasan sosial, lanjut Diah, di Stasiun KA Bandara Soekarno-Hatta dan KA Bandara Medan dilakukan dengan dibuat pengaturan garis batas jarak aman antrean seperti di mesin tiket, gerbang masuk, dan lift. Kemudian Railink juga mengimbau penumpang untuk menjaga jarak duduk saat berada dalam kereta api bandara.
”Kami mengimbau penumpang untuk melakukan pembatasan sosial selama berada di lingkungan stasiun dan di dalam kereta bandara dengan menjaga jarak saat antrean minimal 1 meter dan memilih kursi kereta yang berjauhan antarpenumpang lainnya,” kata Diah.
PT KAI juga menerapkan hal serupa. PT KAI menerapkan kebijakan pengaturan jarak melalui pemasangan garis pembatas di berbagai area pelayanan stasiun. ”Upaya ini merupakan langkah implementasi dari pembatasan sosial yang saat ini menjadi imbauan dari pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang sedang mewabah di Indonesia,” ucap Manajer Senior Humas Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta Eva Chairunisa.
Khusus di Daop 1 Jakarta, penerapan pembatasan sosial dilakukan di stasiun keberangkatan kereta api jarak jauh, yaitu Stasiun Pasar Senen, Gambir, dan Jakarta Kota. Ketiga stasiun tersebut telah dibuat pengaturan garis batas jarak aman antrean seperti saat antrean cetak tiket, loket pembatalan tiket atau pembelian tiket go show, dan cek boarding pass. Adapun jarak antrean antara calon penumpang satu dan lainnya sekitar 1 meter.
Tidak hanya itu, untuk fasilitas lift yang terdapat di Stasiun Gambir juga sudah dibatasi hanya untuk empat orang, dengan batas jarak aman berdiri antarpengguna. Bahkan, fasilitas tempat duduk di area tunggu stasiun juga diberikan jarak aman.
”PT KAI menerapkan pembatasan sosial di area stasiun karena hal ini sesuai dengan arahan pemerintah. Meskipun kereta api merupakan transportasi publik yang tetap melayani dengan normal, tanpa ada pembatasan dan pembatalan jadwal operasional, kami tetap mengaplikasikan pembatasan sosial dalam pelayanan. Segala upaya pencegahan Covid-19 di lingkungan KAI akan terus kami lakukan,” ujar Eva.