Pergerakan Orang dari Daerah ke Jakarta Masih Terjadi
Hari pertama PSBB diberlakukan, arus pergerakan orang dari daerah ke Jakarta masih terjadi. Bus-bus masih diperkenankan menurunkan penumpang melebihi waktu tutup terminal.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembatasan sosial berskala besar atau PSBB telah resmi diterapkan di Jakarta pada Jumat (10/4/2020). Namun, hal itu tidak menghalangi niat orang dari daerah untuk datang ke Jakarta. Pergerakan orang dari daerah ke Jakarta masih terjadi.
Kondisi itu setidaknya terlihat di Terminal Bus Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Bus-bus yang mengangkut penumpang dari Jawa Barat dan Jawa Tengah masih berdatangan. Kendati frekuensi kedatangannya tidak lagi sebanyak dulu.
Pantauan Kompas di Terminal Bus Kampung Rambutan, Jumat siang, hanya ada segelintir orang berlalu-lalang di area kedatangan penumpang. Bus yang datang dari luar Jakarta pun sudah mulai jarang.
Dalam rentang waktu 1 jam, terlihat hanya ada 3-4 bus dari daerah yang tiba. Bus dari daerah-daerah di Jawa Barat mendominasi kedatangan. Kapasitas bus tidak sepenuhnya terisi, setiap bus yang datang hanya diisi tidak lebih dari 10 orang.
”Kalau bus dari Jawa Tengah sudah mulai jarang datang karena bus yang mau berangkat dari sana ke Jakarta juga diperiksa sangat ketat,” kata Roby (28), karyawan Perusahaan Otobus (PO) Hasta Putra yang melayani trayek Jakarta-Solo.
Kepala Terminal Bus Kampung Rambutan Made Joni menerangkan, hingga Jumat siang tercatat ada 8 bus dengan total 45 penumpang yang meninggalkan Jakarta. Adapun untuk bus yang datang dari daerah terdata 26 unit dengan total 161 penumpang.
Made menjelaskan, saat PSBB diterapkan, terminal hanya beroperasi sejak pukul 06.00 hingga pukul 18.00. Khusus pada hari pertama implementasi PSBB, Made masih memberikan toleransi bagi bus yang tiba melebihi waktu yang ditentukan. Hari berikutnya, apabila bus tiba di Terminal Kampung Rambutan lebih dari pukul 18.00 akan dilarang masuk.
Khusus pada hari pertama implementasi PSBB, masih diberikan toleransi bagi bus yang tiba melebihi waktu yang ditentukan. Hari berikutnya, jika bus tiba di Terminal Kampung Rambutan lebih dari pukul 18.00 akan dilarang masuk.
”Maka dari itu, PO harus menyesuaikan waktu berangkat dari daerah asalnya ke Jakarta agar tiba di terminal tidak melebihi pukul 18.00,” kata Made.
Made mengklaim setiap penumpang dari luar Jakarta yang masuk Terminal Kampung Rambutan akan disemprot disinfektan. Penumpang juga wajib mengenakan masker saat berada di dalam bus. Namun, dari pantauan, tidak terlihat penyemprotan disinfektan dilakukan terhadap bus yang baru datang. Pemeriksaan suhu tubuh pun hanya dilakukan kepada penumpang yang akan meninggalkan Jakarta menuju daerah.
Saputra (22), warga Margasari, Kota Tegal, Jawa Tengah, mengaku tidak menjalani pemeriksaan satu pun sejak turun dari bus. Ia mengetahui PSBB telah diberlakukan di Jakarta. Namun, ia memilih tetap berangkat ke Jakarta karena harus bekerja. Sehari-hari, Saputra bekerja sebagai buruh di sebuah pasar di daerah Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara.
”Sudah waktunya kerja lagi. Jadi, harus ke Jakarta,” kata Saputra.
Begitu pula dengan Irawan Prasetyo (40), warga Pangandaran, Jawa Barat, yang tetap memilih bepergian ke Jakarta karena hendak menemui keluarganya yang tinggal di Bumi Serpong Damai (BSD) City, Tangerang Selatan, Banten.