Nekat Melawan Saat Ketahuan Merampok, YS Ditembak dan Tewas
Perampokan di sebuah minimarket terjadi di Jakarta dan Depok terjadi saat pemberlakuan kebijakan pembatasan sosial berskala besar. Pelaku mengambil uang dan barang dengan total senilai puluhan juta rupiah.
Oleh
J GALUH BIMANTARA / PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Komplotan perampok beranggotakan empat orang menggasak barang-barang dagangan dari sebuah gerai minimarket Alfamart di Kelurahan Pondok Bambu Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (16/4/2020) dini hari. Polisi memergoki perbuatan mereka, tetapi salah satu perampok berinisial YS nekat mengancam petugas dengan parang. Ia pun tewas setelah ditembak.
”Pada saat akan ditangkap, YS mengeluarkan sebilah parang dan mencoba melukai petugas sehingga dengan tindakan tegas terukur sesuai prosedur operasional standar yang ada, yaitu pelaku tetap melawan petugas setelah diberi tembakan peringatan, yang bersangkutan dilumpuhkan,” kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus, dalam keterangan pada Kamis (16/4/2020). YS meninggal saat dilarikan ke rumah sakit.
Namun, petugas dari Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Duren Sawit Kepolisian Resor Metropolitan Jakarta Timur, yang saat itu memergoki para pelaku, belum berhasil meringkus satu anggota komplotan. Seorang pelaku berinisial A lolos. Adapun dua pelaku lain, AA dan AR, ditangkap dan saat ini dalam pemeriksaan.
Yusri menjelaskan, pengungkapan kejahatan berawal dari patroli rutin anggota Unit Reskrim Polsek Duren Sawit pada Kamis dini hari. Sekitar pukul 03.00, mereka melihat ada sebuah kendaraan multiguna (MPV) yang mencurigakan. Mobil parkir di depan sebuah gerai Alfamart dalam kondisi mesin mati, tetapi ada pengemudi di dalamnya.
Saat akan ditegur, pengemudi malah menghidupkan mesin dan melesatkan mobil. Ia kemudian diketahui sebagai A. ”Mobil hampir menabrak salah satu anggota reskrim,” ujar Yusri.
Mobil perampok hampir menabrak salah satu anggota polisi.
Kecurigaan petugas bertambah karena terdapat gembok yang patah di depan gerai minimarket. Saat akan memasuki toko, tiga orang tiba-tiba muncul. Mereka adalah YS, AA, dan AR. Di tangan mereka, barang-barang dagangan di minimarket sudah terkumpul untuk diangkut. Sayangnya, mobil yang juga sudah memuat sebagian barang hasil pencurian dibawa A untuk kabur.
Petugas pun segera berupaya meringkus mereka dan pada saat itulah YS melawan dengan parang yang dibawanya. Yusri mengatakan, berdasarkan informasi dari pengelola gerai minimarket, nilai dari seluruh barang yang dicuri komplotan tersebut sekitar Rp 150 juta.
”Karena kejadian baru tadi pagi, kami masih melakukan pendalaman, termasuk untuk bisa menangkap DPO (buron),” kata Yusri. Menurut dia, seluruh anggota komplotan beralamat tinggal di Lampung.
Perampokan di Depok
Perampokan saat pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) juga terjadi di salah satu minimarket di Jalan Bulak Timur, Cipayung, Depok, Jawa Barat. Menurut Kapolsek Pancoran Mas Komisaris Nurhadi, kejadian tersebut terjadi pada Rabu (15/4) malam sekitar pukul 22.30 saat para pegawai hendak menghitung hasil penjualan.
Dari laporan kejadian, dua pelaku masuk ke minimarket dan berpura-pura mengambil uang di ATM. Tidak lama kemudian, satu pelaku lainnya menyusul masuk dan mengeluarkan celurit untuk mengancam serta membekap salah satu pegawai minimarket. Ketiga pelaku kemudian meminta pegawai tersebut untuk menguras uang di brankas.
Setelah menguras uang senilai kurang lebih Rp 35 juta, pelaku juga merebut ponsel milik ketiga pegawai yang ada di minimarket. Sebelum melarikan diri dengan sepeda motor, pelaku menyuruh ketiga pegawai untuk masuk ke dalam kamar mandi.
Saat ini, kata Nurhadi, polisi masih menyelidiki kasus perampokan tersebut. ”Kami masih mendalami kasus ini dengan melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi untuk mengindentifikasi para pelaku,” ujarnya.