Pengurus RT Kumpulkan Dana Mandiri untuk Bantu Warga yang Belum Kebagian Bansos
Hingga penghentian bantuan sosial oleh Pemprov DKI tahap pertama, masih banyak warga miskin yang belum menerima bantuan.
Oleh
AGUIDO ADRI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Provinsi DKI Jakarta menghentikan sementara bantuan sosial kepada warga yang terimbas Covid-19 hingga ada perbaikan data jumlah penerima. Penghentian bansos itu membuat sejumlah RT-RW di Jakarta berupaya mengumpulkan dana mandiri untuk membagikan sembako kepada warga yang belum menerima bansos agar dapat bertahan dalam kondisi sulit.
Di Jakarta Barat, pengurus RW 001 Tanjung Duren Selatan, Grogol Petamburan, berinisiatif mengumpulkan dana mandiri untuk meringankan beban warga ekonomi tak mampu yang belum menerima bantuan pada tahap pertama.
Ketua RW 001 Tanjung Duren Selatan Syamsudin mengatakan, jumlah penerima bantuan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tahap pertama hanya 603 keluarga. Data jumlah penerima dari pengurus RT-RW ada1.400 keluarga yang tersebar di 15 RT.
”Karena ada perbedaan data jumlah penerima dari pemerintah dan pengurus RT-RW, bantuan dihentikan dulu. Saya belum tahu kapan bantuan selanjutnya akan turun. Namun, bantuan tetap harus jalan, masih ada 797 keluarga di sini yang belum terima dari tahap pertama. Jadi, kami kumpulkan dana mandiri untuk membeli sembako dari warga yang berpenghasilan di atas Rp 5 juta. Kami ajak mereka menyumbang seikhlasnya. Kami juga sudah masukkan 797 keluarga itu ke daftar susulan penerima bansos,” tutur Syamsudin, Sabtu (2/5/2020).
Untuk tahap kedua bansos dari Pemprov DKI Jakarta, kata Syamsudin, mereka sudah mendata jumlah penerima bansos sebanyak 740 keluarga. Data ini masih akan bertambah karena saat ini pendataan masih berlangsung.
Selain bantuan dari Pemprov DKI, RW 001 Tanjung Duren Selatan juga sudah menerima bantuan dari presiden (banpres) untuk 548 keluarga. Namun, jumlah banpres tersebut juga tidak sesuai data dari pengurus RT-RW.
”Setiap ketua RT sudah memberikan penjelasan, syukurnya sejauh ini warga mengerti. Saya harap untuk bansos susulan tahap pertama dan nanti tahap kedua bisa sesuai dengan data kami. Jadi, nanti akan ada verifikasi data berulang agar sasaran dan penerima bansos sesuai data. Kan, kasihan warga jika tidak dapat bansos. Semoga tidak ada kesalahan data lagi nanti,” tutur Syamsudin.
Sementara itu, Juliadri (35), warga RT 006 RW 001 Tanjung Duren Selatan, hingga saat ini masih menanti bansos yang tidak kunjung datang ke rumahnya. Padahal, namanya sudah terdata sebagai penerima bansos.
”Kemarin, Sabtu (25/4/2020), bansos sudah turun. Eh, saya ternyata tidak masuk daftar penerima. Kecewa, padahal bantuan itu sangat kami sekeluarga butuhkan dalam kondisi ini. Sejauh ini justru dapat bantuan dari warga sekitar. Alhamdulilah,” tutur ayah tiga anak yang bekerja sebagai buruh bangunan tersebut.
Nasib serupa dialami Empung (48), warga RT 001 RW 014 Kelurahan Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Hingga bantuan tahap pertama dari Pemprov DKI dihentikan, Empung belum menerima bansos. Padahal, berdasarkan data RT-RW, namanya masuk sebagai penerima bantuan.
”Baru kemarin malam ada bantuan datang, sepertinya dari banpres. Namun, bantuan itu tidak saya terima lengkap. Setahu saya, banpres bungkusnya merah putih, yang saya terima plastik hitam. Setelah ngobrol bareng warga, satu bungkus banpres dipecah menjadi dua atau tiga plastik agar warga yang tak terdaftar kebagian jatah bansos,” tuturnya.
Memang belum sempurna. Ada kekurangan di sana sini yang akan kami perbaiki.
Pengumpulan dana mandiri juga mulai dilakukan di RW 002 Kelurahan Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Setelah sebelumnya ada satu warga yang berinisiatif membagikan 66 paket sembako kepada warga miskin yang belum menerima, gerakan serupa mulai diikuti warga lainnya dari kalangan ekonomi mampu.
”Bantuan belum disalurkan, masih kumpulin dulu. Jika dirasa sudah cukup, akan diserahkan secara bertahap kepada warga yang sangat membutuhkan. Kami mencatat ada 474 keluarga penerima bansos. Namun, hanya 231 keluarga yang dapat. Sisa 243 keluarga sudah kami masukkan ke dalam daftar susulan. Beberapa dari keluarga yang belum mendapat bansos sementara mendapat bantuan mandiri dari warga sekitar,” tutur Bahrudin.
Dalam konferensi pers daring di Balai Kota DKI, Jumat (1/5/202) malam, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pendistribusian bansos selama kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Jakarta terjadi kesalahan sasaran penerima 1,6 persen dari 1,2 juta orang yang berhak menerima.
”Memang belum sempurna. Ada kekurangan di sana sini yang akan kami perbaiki. Salah sasaran pendistribusian paket bansos DKI 1,6 persen. Sebanyak 98,4 persen bantuan tepat sasaran,” kata Anies.
Anies mengatakan, agar penerima bantuan tepat sasaran, pemerintah sedang memverifikasi ulang penerima bantuan. Selain itu, pada tahap kedua pendistribusian bansos, warga yang menerima akan lebih banyak. ”Bantuan yang akan diberikan akan jauh di atas 1,2 juta orang,” kata Anies.