Jumlah Kasus Covid-19 di Bogor Bertambah di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru
Pemkot Bogor akan gencarkan tes usap tenggorokan dan membentuk tim deteksi aktif Covid untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Oleh
AGUIDO ADRI
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Jumlah kasus positif terus bertambah di masa adaptasi kebiasaan baru atau AKB di Bogor. Salah satu penambahan kasus positif terjadi di kluster Mitra 10. Pemerintah Kota Bogor akan menggencarkan tes usap dan membentuk tim deteksi aktif covid atau detektif covid.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, penyebaran virus Covid-19 masih perlu diantisipasi karena masih ditemukan kasus positif. Berdasarkan data terakhir, jumlah positif bertambah tiga kasus. Total jumlah kasus sejak Maret 2020 menjadi 171 kasus positif.
”Untuk kasus positif Covid-19 tingkat berat dan sedang, harus dirawat intensif di rumah sakit, sedangkan untuk tingkat ringan boleh menjalani isolasi mandiri di rumahnya. Untuk isolasi di rumah harus disiplin dan tidak kontak langsung dengan tetangga. Jika tidak memungkinkan isolasi mandiri, bisa isolasi mandiri di RSUD Kota Bogor,” kata Retno, Selasa (23/6/2020).
Ia mengatakan, saat ini RSUD Kota Bogor merawat pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 39 pasien. Sementara sembilan pasien sudah sembuh.
Salah satu pertambahan jumlah kasus positif berasal dari kluster Mitra 10 yang berlokasi di Jalan Sholeh Iskandar, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Jumlah orang terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah menjadi 12 orang.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, saat muncul kasus positif pertama di Mitra 10, hanya ada satu orang yang dinyatakan positif dari hasil tes usap. Namun, saat dilakukan tracing atau penelusuran bertambah tiga orang.
”Jumlah tersebut kembali meningkat setelah ada pengambilan tes usap dari ODP kluster Mitra 10. Tiga orang dari kluster tersebut merupakan keluarga dan karyawan supplier, sehingga total sampai saat ini ada 12 orang dengan rincian lima karyawan dan dua keluarga terpapar ber-KTP Kota Bogor dan lima ber-KTP non-Kota Bogor,” Kata Dedie.
Dedie mengatakan, saat ini gugus tugas bersama dan Dinas Kesehatan Kota Bogor masih berusaha melacak dan menelusuri orang-orang dari kluster Mitra 10 yang pernah bersinggungan dengan korban.
”Total karyawan Mitra 10 Bogor yang berstatus ODP saat ini berjumlah 86 orang dari sebelumnya 74 orang. ODP tersebut dari anggota keluarga tiga pegawai Mitra 10 Bogor yang positif Covid-19,” katanya.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, selain menutup sementara toko Mitra 10 selama 14 hari, dinas kesehatan juga sudah menjadwalkan pemeriksaan tes usap kepada seluruh penyandang status ODP dari kasus tersebut. Toko Mitra 10 juga dilakukan penyemprotan disinfektan.
Penutupan Mitra 10, kata Bima, untuk memastikan tidak ada penularan baru sembari petugas gugus tugas melakukan pelacakan dan penelusuran orang-orang yang bersentuhan dengan karyawan ODP dan korban positif. Selain itu, Bima sudah meminta rekaman kamera pemantau atau CCTV di toko tersebut untuk mengecek prosedur protokol kesehatan sudah dijalankan atau belum.
Penyebaran kasus covid-19 juga terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Bogor. Dari total 40 kecamatan se-Kabupaten Bogor per 21 Juni 2020 zona merah, meluas menjadi 28 kecamatan. Padahal, data sepekan sebelumnya, 15 Juni 2020, zona merah masih 24 kecamatan.
”Penambahan zona merah ini sempat terjadi secara berturut dalam tiga hari terakhir seiring bertambahnya jumlah kasus positif Covid 19, totalnya telah mencapai 336 kasus. Positif aktif 237 orang, sembuh 79 orang, dan meninggal 17 orang,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Syarifah Sofiah.
Syarifah mengatakan, penambahan zona merah tercatat di Kecamatan Parung, Megamendung, Pamijahan, dan Dramaga. Sementara zona merah dengan kasus positif terbanyak ada di Kecamatan Cileungsi, lalu Gunungputri dan Bojonggede.
Tim detektif covid
Bima mengatakan, Pemerintah Kota Bogor membentuk tim deteksi aktif covid atau detektif covid untuk mengantisipasi lonjakan kasus penyebaran Covid-19 yang masih terjadi hingga saat ini. Detektif covid memiliki unit pelacak dan unit pemantau.
Unit pelacak bertugas melacak atau mendukung orang-orang yang terindentifikasi positif. Selanjutnya, tim akan menentukan orang yang masuk dalam kategori ODP seakurat mungkin. Anggota tim berjumlah 370 orang yang berasal dari kecamatan, serta babinsa dan babinkabtimas.
“Sedangkan unit pemantau bertugas memastikan agar orang-orang ODP tidak kemana-mana selama 14 hari. Total 822 orang di seluruh Kota Bogor kami rekrut untuk menguatkan tim yang ada di puskesmas dan di RW siaga,” kata Bima.
Bima menilai, di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB), transmisi lokal dapat dikendalikan. Namun, untuk kedisiplinan protokol kesehatan masih menjadi persoalan. Oleh karena itu, Pemkot Bogor akan mengencarkan tes usap. Ia juga berkoordinasi dengan Dinkes Kota Bogor agar terus menaikan swab agar sesuai standar WHO.
“Saat ini jumlah swab di Kota Bogor adalah 3596 tes swab, yang menghasilkan 171 positif. Rumusan WHO dengan confident level 95 persen, paling tidak Kota Bogor harus melakukan sampai 8.500 tes usap dengan melihat jumlah penduduk Kota Bogor sekitar 1 juta,” kata Bima yang meminta semua pihak berkerja sama untuk mematuhi protokol kesehatan.