Ketersediaan Tempat Tidur pada Rumah Sakit di Tangerang Raya Menipis
Keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di rumah sakit pemerintah di Tangerang Raya mulai penuh. Pihak rumah sakit harus mengatur jumlah tempat tidur yang ada agar cukup bagi pasien umum dan pasien Covid-19.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Peningkatan jumlah pasien Covid-19 membuat ketersediaan tempat tidur di rumah sakit umum daerah di Tangerang Raya kian menipis. Pihak rumah sakit harus membagi prioritas antara pasien Covid-19 dan pasien dengan penyakit lain. Sementara itu, Pemerintah Kota Tangerang Selatan mewaspadai kluster aparatur sipil negara.
Setelah sempat melandai pada Agustus 2020, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit umum daerah milik pemerintah kota dan pemerintah kabupaten di Tangerang Raya mulai terisi penuh pada September 2020. Kondisi itu terlihat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tangerang dan RSUD Kabupaten Tangerang.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat RSUD Kabupaten Tangerang Mohamad Rifki, Selasa (15/9/2020), menyampaikan, pasien Covid-19 yang ditangani RSUD Kabupaten Tangerang semakin banyak memasuki September 2020. Awalnya, RSUD Kabupaten Tangerang memiliki 81 tempat tidur untuk pasien Covid-19. Pada Agustus 2020, saat kasus Covid-19 di Kabupaten Tangerang sempat melandai, pihak RSUD Kabupaten Tangerang mengalihkan sebagian tempat tidur untuk menangani pasien penyakit lainnya.
Dari 81 tempat tidur pasien Covid-19, sebanyak 37 tempat tidur dialihkan untuk pasien penyakit lain sehingga per September 2020 jumlah tempat tidur bagi pasien Covid-19 di RSUD Kabupaten Tangerang sebanyak 44. Menurut Rifki, pihak RSUD Kabupaten Tangerang mesti secara cermat mengatur ketersediaan tempat tidur antara pasien Covid-19 dan pasien umum lainnya.
”Jadi, kami, kan, rumah sakit rujukan untuk penyakit noncovid-19 juga. Maka, kami fleksibel. Tapi, kalau misalkan (pasien Covid-19) meningkat terus, kami bisa aktifkan itu lagi (menambah tempat tidur),” ujar Rifki, dihubungi dari Tangerang Selatan.
Kondisi ketersediaan tempat tidur di RSUD Kabupaten Tangerang saat ini, kata Rifki, sudah hampir penuh. Dari 44 tempat tidur yang ada, tingkat keterisiannya berkisar 42 hingga 44 tempat tidur. Adapun tempat tidur di ruang intensive care unit (ICU) yang dilengkapi ventilator hanya bisa menampung empat pasien dan senantiasa penuh.
Untuk mengantisipasi lonjakan pasien, RSUD Kabupaten Tangerang belum berencana mengalihkan penggunaan tempat tidur pasien umum ke pasien Covid-19. Rifki mengatakan, RSUD Kabupaten Tangerang mengandalkan jejaring lintas rumah sakit. Menambah kapasitas tempat tidur belum menjadi opsi karena harus pula mempersiapkan tambahan tenaga kesehatan untuk merawat pasien.
Menambah kapasitas tempat tidur belum menjadi opsi karena harus pula mempersiapkan tambahan tenaga kesehatan untuk merawat pasien.
”Antisipasinya yang penting itu jaringan dengan dinas kesehatan, rumah sakit lain, dan puskesmas. Kalau ada yang positif dan asimptomatik, sebaiknya diisolasi di tempat yang sudah disediakan Pemerintah Kabupaten Tangerang (Hotel Yasmin). Hanya pasien bergejala yang sebaiknya dirawat di RSUD,” tutur Rifki.
Situasi serupa juga terjadi di RSUD Kota Tangerang. Direktur Utama RSUD Kota Tangerang Henny Herlina mengungkapkan, tingkat keterisian tempat tidur di RSUD Kota Tangerang per Agustus 2020 mencapai 77,19 persen.
Kapasitas tempat tidur di RSUD Kota Tangerang sebanyak 104 tempat tidur. Pada 20 April 2020, Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah memutuskan RSUD Kota Tangerang hanya khusus melayani pasien Covid-19. Kebijakan itu dicabut pada awal Agustus 2020 saat kasus Covid-19 sempat melandai.
Henny menerangkan, saat kasus Covid-19 melandai, pihak RSUD Kota Tangerang mengurangi jumlah tempat tidur khusus pasien Covid-19 dari 104 menjadi 42. Di saat terjadi kenaikan kasus Covid-19 pada September 2020, Henny memutuskan menambah kembali jumlah tempat tidur sebanyak 21 tempat tidur sehingga total tempat tidur yang tersedia untuk merawat pasien Covid-19 di RSUD Kota Tangerang menjadi 62.
”Melihat kasus semakin naik, sebagai antisipasi, kami siapkan lagi 21 tempat tidur. Nanti akan ada 82 tempat tidur untuk merawat pasien Covid-19,” katanya.
Henny belum ada rencana kembali menambah jumlah tempat tidur khusus Covid-19 menjadi 104 seperti dulu karena masih banyak pasien selain Covid-19 yang membutuhkan tempat tidur. Kebijakan itu bisa berubah apabila Wali Kota Tangerang merasa perlu untuk mengembalikan RSUD Kota Tangerang kembali menjadi rumah sakit khusus Covid-19.
ASN positif Covid-19
Sementara itu, satu aparatur sipil negara (ASN) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), yaitu sekretaris dinas pariwisata, terkonfirmasi positif Covid-19. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Tangsel Deden Deni menyebut kondisi sekretaris dinas pariwisata telah berangsur membaik setelah dirawat selama lebih dari sepekan di RS Eka Hospital, Tangsel.
Deden menampik bila kantor ASN merupakan satu-satunya sumber penularan Covid-19. Menurut Deden, seorang ASN bisa saja tertular Covid-19 di luar rumah dan bukan di tempat kerjanya.
Kendati demikian, Pemkot Tangsel kini sedang gencar melaksanakan tes cepat dan tes usap kepada ASN. Menurut rencana, seluruh ASN di 38 organisasi perangkat daerah di Tangsel akan menjalani tes cepat dan tes usap.
Terkait penularan Covid-19 di lingkungan ASN, Gubernur Banten Wahidin Halim menyebut kenaikan tren Covid-19 salah satunya turut disebabkan penurunan kesadaran pelaksanaan protokol kesehatan di kalangan ASN. Kondisi itu ditunjukkan dengan munculnya kluster baru di lingkungan ASN.
”Untuk itu, mari kita solid, bekerja bersama sebagai bentuk tanggung jawab kita kepada masyarakat,” ujar Wahidin, dikutip melalui siaran pers.
Sebelumnya, Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany memberlakukan kembali kebijakan bekerja dari rumah bagi ASN di lingkungan Pemkot Tangsel sejak pekan lalu. Saat ini hanya sebagian atau sekitar 50 persen ASN Tangsel yang bekerja di kantor.
Kebijakan itu ia keluarkan setelah pada 7 September 2020 dilaporkan ada ASN di Pusat Pemerintahan Kota Tangsel yang terkonfirmasi positif Covid-19.
”Terkait adanya kluster penyebaran Covid-19 di perkantoran, kami berlakukan lagi sistem work from home (bekerja dari rumah), termasuk di kantor Pemkot Tangsel,” kata Airin (Kompas.id, 9/9/2020).