Antrean Ambulans Bukan Tanda RS Darurat Wisma Atlet Penuh
Secara keseluruhan, berdasarkan data hari Rabu pukul 08.00, sebanyak 1.740 pasien menjalani rawat inap di RSDC Wisma Atlet. Jumlah itu masih di bawah kapasitas maksimal rumah sakit tersebut.
Oleh
Johanes Galuh Bimantara
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengelola Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet fi Kemayoran, Jakarta Pusat, meyakinkan masyarakat bahwa rumah sakit itu belum kehabisan tempat tidur untuk pasien positif tanpa gejala atau bergejala ringan. Antrean ambulans masuk RSDC Wisma Atlet—yang videonya viral di media sosial—terjadi dalam waktu singkat hanya karena sejumlah calon pasien RS itu tiba dalam waktu bersamaan.
Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet Letnan Kolonel drg M Arifin menuturkan, antrean ambulans tersebut terjadi pada Selasa (15/9/2020) sekitar pukul 17.30 atau menjelang waktu shalat Maghrib. Namun, dalam pantauan pukul 19.00 ke atas, situasi telah landai kembali.
Antrean singkat muncul karena saat itu hanya tersedia satu pintu untuk akses masuk dan keluar ambulans yang membawa pasien. Pintu akses dibatasi guna memudahkan petugas mengontrol keamanan. ”Karena satu pintu, yang mau masuk menunggu ambulans yang keluar,” ucap Arifin di kawasan Wisma Atlet, Rabu (16/9/2020) siang.
Guna mengantisipasi kejadian serupa yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat, pengelola RSDC Wisma Atlet memutuskan membuka satu lagi pintu untuk akses keluar ambulans. Dengan demikian, aliran ambulans yang akan masuk tidak terhambat oleh yang akan keluar RS ini.
Arifin mengatakan, akses masuk tetap melalui Pos 6 yang berada di sisi Kali Sentiong. Pasien tanpa gejala diarahkan ke Menara 5 dan pasien bergejala ke Menara 6. Selesai mengantar pasien, ambulans diarahkan keluar melalui pintu dekat Menara 7.
Pihaknya juga menyiapkan skenario jika antrean ambulans kembali terjadi meski pintu akses masuk dan keluar sudah dibedakan. Salah satunya, petugas akan membuka satu pintu masuk lagi. ”Menyesuaikan kondisi lapangan saja. Kalau pasien yang masuk sepi, tidak perlu buka dua pintu masuk,” ujar dokter gigi spesialis ortodonsia itu.
Pantauan pada Rabu, tidak ada antrean panjang ambulans pembawa pasien Covid-19 di akses masuk ke RSDC Wisma Atlet.
Koordinator Operasional RSDC Wisma Atlet Kolonel (Ckm) Stefanus Donny Guntur menambahkan, kedatangan sejumlah pasien tanpa gejala turut memicu antrean ambulans yang akan masuk RS. Seperti diketahui, pemerintah membuka Menara 5 untuk isolasi orang positif Covid-19 yang tanpa gejala atau OTG. Hal ini guna mencegah merebaknya kluster penularan di keluarga.
Donny menyebutkan, pasien tanpa gejala yang dirujuk ke Menara 5 tidak serta-merta bisa langsung masuk. Mereka harus melalui proses administrasi terlebih dulu guna memudahkan pendataan sebagai bahan pelaporan. OTG yang akan isolasi di sana harus membawa surat rujukan dari pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dilampiri surat keterangan tidak mampu isolasi mandiri di rumah, serta hasil uji dengan metode reaksi berantai polimerase (PCR).
Petugas harus melaksanakan proses administrasi terhadap setiap pasien yang datang, sementara pada Selasa sore ada yang datang bersamaan. ”Jadi, terjadinya antrean ambulans bukan karena kurangnya fasilitas rawat inap,” kata Donny.
Arifin mencontohkan, saat terjadi antrean ambulans kemarin Selasa, instalasi gawat darurat tidak dalam kondisi padat. Selain itu, berdasarkan data pada Rabu pukul 06.00, Menara 5 yang berkapasitas 1.700-an tempat tidur baru terisi 610 pasien. Menara 6 dan 7 untuk pasien-pasien bergejala ringan masih lowong 25-30 persen.
Secara keseluruhan, berdasarkan data hari Rabu pukul 08.00, sebanyak 1.740 pasien menjalani rawat inap di RSDC Wisma Atlet. Jumlahnya bertambah 112 orang dibanding data Selasa pukul 20.00. Semuanya merupakan kasus terkonfirmasi positif, tidak ada yang berstatus masih suspek.
Dalam siaran pers Sekretariat Kabinet, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Menara 6 dan 7 RSDC Wisma Atlet bisa menampung total 2.581 pasien Covid-19 bergejala ringan. Rinciannya, 858 tempat tidur tersedia di Menara 6 dan 1.723 tempat tidur di Menara 7.
Adapun Menara 4 dan 5 mampu menampung 4.863 pasien positif yang tanpa gejala guna menjalani isolasi. Namun, saat ini baru Menara 5 yang difungsikan.
Meski demikian, Arifin berharap Menara 4 tidak perlu sampai digunakan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama pihak-pihak terkait saat ini menjalankan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diperketat berupaya menekan pertambahan jumlah warga yang terpapar SARS-CoV-2.
Pada Selasa terdapat tambahan 1.027 kasus positif di Jakarta dibandingkan dengan data sehari sebelumnya. Itu membuat jumlah kasus positif Covid-19 di Ibu Kota sejak awal wabah sebanyak 56.953 kasus. Adapun persentase kasus positif (jumlah yang positif dibandingkan dengan jumlah yang mengikuti tes PCR) sepekan terakhir 13,4 persen, sedangkan batas aman yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) maksimal 5 persen.