Banjir yang terjadi akibat meluapnya anak sungai di Sidareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Senin (18/3/2019) mulai surut. Banjir susulan diwaspadai untuk meminimalkan dampak bencana.
Oleh
MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
CILACAP, KOMPAS – Banjir yang terjadi akibat meluapnya anak sungai di Sidareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Senin (18/3/2019) mulai surut. Namun genangan masih terjadi di permukiman yang berada di tepi sungai dengan ketinggian sekitar 20 centimeter. Banjir susulan diwaspadai untuk meminimalkan dampak bencana.
“Air mulai surut, tapi masih ada genangan di permukiman yang berada di belakang rumah sakit sekitar 20 sentimeter karena berada di pinggir sungai,” kata Kepala Desa Sidareja Mariman saat dihubungi dari Purwokerto, Banyumas. Intensitas hujan yang tinggi tiga hari terakhir membuat sejumlah anak sungai di Sidareja, Kabupaten Cilacap meluap dan menggenangi 12 rumah pada Minggu (17/3/2019) malam.
Mariman mengatakan, hujan lebat terjadi sejak Sabtu malam hingga Minggu. Air sempat menggenangi pekarangan, jalan, dan rumah warga di RT 01/RW 04 atau di belakang kantor pos, juga di RT 01,03, dan 04 RW 01 di belakang rumah sakit. Air menggenangi jalan dengan ketinggian 30-45 sentimeter dan menggenangi rumah sekitar 30-40 sentimeter.
“Air bisa kembali naik jika di bagian utara hujan deras. Upaya antisipasi kami adalah menyiagakan relawan tanggap bencana yang berjumlah 8 orang serta menyiapkan peralatan evakuasi seperti perahu dan jaket pelampung,” papar Mariman.
Air bisa kembali naik jika di bagian utara hujan deras. (Mariman)
Mariman menyebutkan, sejumlah tempat evakuasi juga sudah disiapkan jika terjadi banjir susulan. Lokasi itu antara lain, di Koramil Sidareja, Asrama Yos Sudarso, dan kantor kecamatan. “Untuk penyediaan logistik kami bekerja sama dengan tim BPBD yang ada di kecamatan,” ujarnya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sidareja BPBD Kabupaten Cilacap Agus Sudaryanto menyampaikan, banjir di Sidareja disebabkan oleh meluapnya sejumlah sungai seperti Cibeureum, Cikalong, Citayem, dan Citengah yang bermuara ke Sungai Citanduy hingga kemudian ke Segara Anakan. Selain intensitas hujan yang tinggi, banjir juga disebabkan oleh pasang naik laut serta pendangkalan sungai.
Sementara dari Banjarnegara, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banjarnegara Arief Rahman menyampaikan, hujan deras juga membuat tebing di tepi jalan longsor tergerus air di Desa Wanayasa, Kecamatan Wanayasa, pada Minggu malam pukul 21.45. Tebing yang longsor memiliki ketinggian sekitar 30 meter dan lebar 5 meter.
Akses jalan di Sikelir, Kecamatan Wanayasa yang menghubungkan Wanayasa menuju Kecamatan Batur, Banjarnegara sempat tertutup material longsor. “Bersama masyarakat dan relawan, serta dinas terkait dilakukan kerja bakti untuk membersihkan material longsor, jalan sudah bisa dilewati lagi meski dengan sistem buka tutup,” papar Arief.
Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan, hujan lebat beberapa hari terakhir dipicu oleh adanya bibit siklon tropis 03WTHREE di Samudera Pasifik, timur laut Filipina. Curah hujan yang terpantau di Stasiun Meteorologi Cilacap pada 15 Maret adalah 53 mm, pada 16 Maret 29 mm, dan 17 Maret sebesar 15 mm.
“Kondisi saat ini Cilacap hujan sedang hingga lebat. Prediksi sampai dengan besok masih berpeluang hujan sedang hingga lebat. Daerah rawan banjir dan longsor harus mewaspadai peringatan dini yang disampaikan BMKG,” papar Teguh.