Kekeringan mulai melanda Provinsi Nusa Tenggara Barat seiring datangnya musim kemarau. Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTB, kekeringan sudah melanda tujuh desa di Kabupaten Sumbawa.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Kekeringan mulai melanda Provinsi Nusa Tenggara Barat seiring datangnya musim kemarau. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTB, kekeringan sudah melanda tujuh desa di Kabupaten Sumbawa.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Ahsanul Khalik di Mataram, Minggu (19/5/2019), mengatakan, tujuh desa di Sumbawa yang dilanda kekeringan tersebar di lima kecamatan. Ketujuh desa itu adalah Desa Teluk Santong di Kecamatan Plampang, Desa Dete dan Desa Labuhan Kuris di Kecamatan Lape, dan Desa Lopok Dalam di Kecamatan Lopok. Selain itu, Desa Pulau Bungin dan Desa Pulau Kaung di Kecamatan Alas serta Desa Ai Jati di Kecamatan Alas Barat.
”Kekeringan di tujuh desa di Kabupaten Sumbawa itu mulai terjadi sejak Mei,” kata Ahsanul.
Menurut Ahsanul, untuk wilayah Pulau Lombok, kekeringan diperkirakan mulai melanda Juni. ”Kalau untuk Lombok bagian selatan hingga timur, mau hujan atau tidak tetap kekeringan,” katanya.
Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas I Lombok Barat Luhur Tri Uji Prayitno mengatakan, kemarau sudah masuk di sebagian besar wilayah NTB.
”Musim kemarau datang lebih awal di wilayah timur NTB, yaitu Pulau Sumbawa. Selanjutnya, untuk Pulau Lombok yang berada di bagian paling barat musim kemarau datang lebih lambat,” kata Luhur.
Musim kemarau datang lebih awal di wilayah timur NTB, yaitu Pulau Sumbawa. Selanjutnya, untuk Pulau Lombok yang berada di bagian paling barat musim kemarau datang lebih lambat.
Luhur mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan, hari tanpa hujan (HTH) pada dasarian (sepuluh hari) pada Mei di NTB, sebagian besar pendek (6-10 hari) hingga sangat pendek (1-5 hari).
Meskipun demikian, menurut Luhur, sudah ada beberapa pos yang masuk kategori menengah berkisar 11-20 hari hingga panjang, yaitu 21-30 hari. Hari tanpa hujan dengan kategori panjang terjadi di pos hujan Sekongkang, Sumbawa Barat (27 hari); pos hujan Jereweh, Sumbawa Barat (26 hari); dan pos hujan Mujur 2, Lombok Tengah (25 hari).
Adapun untuk analisis curah hujan pada dasarian 1 bulan Mei di NTB pada umumnya rendah hingga menengah. Adapun untuk kemungkinan curah hujan dasarian dua bulan Mei 2019, menurut Luhur, hujan masih berpeluang terjadi di wilayah Sumbawa bagian tengah hingga selatan, sebagian besar Sumbawa Barat dan sebagian kecil Lombok Timur.
Distribusi air
Terkait penanganan kekeringan di Sumbawa, menurut Ahsanul, BPBD setempat sudah mendistribusikan air bersih kepada warga menggunakan tangki air.
”Kalau saat ini, tentu yang bisa dilakukan adalah distribusi air langsung kepada warga. Tetapi, kalau berbicara penanganan permanen, di dalamnya ada tugas dan fungsi antara lain dinas energi dan sumber daya mineral, pekerjaan umum dan permukiman rakyat, serta lainnya,” kata Ahsanul.
Kalau untuk saat ini, tentu yang bisa dilakukan adalah distribusi air langsung kepada warga. Tetapi, kalau berbicara penanganan permanen, di dalamnya ada tugas dan fungsi antara lain dinas energi dan sumber daya mineral, pekerjaan umum dan permukiman rakyat, dan lainnya.
Menurut Ahsanul, untuk mengantisipasi kekeringan, mereka berupaya menyiapkan penanganan sejak awal. Apalagi, tahun ini dampak kekeringan juga diperkirakan meluas, terutama untuk kebutuhan air bersih.
”Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Barat saat ini masih dalam pemulihan pascagempa. Jadi, pasti wilayah yang selama ini tidak memerlukan distribusi air bersih juga akan bergantung pada pasokan air bersih dari tangki air,” kata Ahsanul.
Untuk dana penanggulangan, menurut Ahsanul, pihaknya bisa menggunakan dana darurat, termasuk dana siap pakai. ”Kemarin sudah ketemu Sekretaris Utama (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Dia mengatakan, tinggal surat keputusan darurat dari kabupaten kota. Kalau (kekeringan) menyeluruh, bisa dari provinsi,” kata Ahsanul.