Erwin (25), nelayan asal Kabupaten Lampung Timur, Lampung, hilang saat melaut di perairan Pulau Senggama di bagian timur Lampung, sejak Minggu (7/7/2019). Korban diduga terjatuh dari kapal, lalu terseret gelombang tinggi.
Oleh
Vina Oktavia
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Erwin (25), nelayan asal Kabupaten Lampung Timur, Lampung, hilang saat melaut di perairan Pulau Senggama di bagian timur Lampung sejak Minggu, 7 Juli. Korban diduga terjatuh dari kapal, lalu terseret gelombang tinggi.
Deni Kurniawan dari Humas Badan SAR Nasional Lampung mengatakan, tim menerima laporan nelayan hilang di perairan timur Lampung pada Senin (8/7/2019) sekitar pukul 14.30. Tim penyelamat segera menuju lokasi kejadian untuk mencarinya.
”Kejadian bermula saat kapal bubu berlayar di sekitar perairan Labuhan Maringgai. Saat itu, kondisi cuaca buruk. Seorang anak buah kapal terpeleset dan terjatuh ke laut. Sampai saat ini, Erwin masih dicari dan belum ditemukan,” tutur Deni saat dikonfirmasi dari Bandar Lampung, Selasa.
Hari ini, sembilan personel tim SAR gabungan terus mencari Erwin dengan kapal cepat. Selain menggunakan kapal milik Basarnas Lampung, petugas juga menggunakan kapal bubu dan kapal cepat milik nelayan setempat. Menurut Deni, pencarian akan terus dilakukan sampai Erwin ditemukan.
Menurut laporan Rifki Arif, prakirawan dari Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Lampung, gelombang tinggi disertai angin kencang masih melanda perairan Lampung. Secara umum, ketinggian gelombang berkisar 2-4 meter, sementara kecepatan angin 20-30 knot.
Gelombang tinggi dan angin kencang itu terjadi di beberapa wilayah, yakni perairan bagian timur Lampung, Selat Sunda bagian utara dan selatan, perairan barat Lampung, serta perairan barat Lampung. Gelombang paling tinggi terpantau di Samudra Hindia barat Lampung. Di kawasan itu, gelombang laut dapat mencapai 5 meter dan kecepatan angin mencapai 30 knot. Adapun di perairan timur Lampung, tinggi gelombang 1,25 meter dan kecepatan angin 20 knot.
Kondisi gelombang tinggi di sebagian besar wilayah perairan Lampung dapat membahayakan keselamatan nelayan. BMKG Maritim Lampung mengimbau nelayan tidak nekat melaut apabila hujan lebat disertai angin kencang datang.