Lampu Cerdas Buatan Anak Bangsa Bakal Terang Benderang
Masyarakat Indonesia diklaim bakal menikmati kecanggihan lampu cerdas produksi dalam negeri mulai tahun 2020. Selama ini, banyak lampu cerdas masih buah karya bangsa lain.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
PASURUAN, KOMPAS – Masyarakat Indonesia diklaim bakal menikmati kecanggihan lampu cerdas produksi dalam negeri mulai tahun 2020. Selama ini, banyak lampu cerdas masih buah karya bangsa lain.
Selain hemat energi, keunggulan lampu cerdas ini bisa beroperasi lewat aplikasi teknologi tertentu. Biasanya, bertenaga matahari dan dikendalikan melalui ponsel memanfaatkan sambungan internet. Saat dibuat di dalam negeri, harapannya harga lampu ini terjangkau dengan jaminan suku cadang serta perawatan yang lebih mudah.
Adalah PT Santinilestari Energi Indonesia, perusahaan manufaktur energi terbarukan nasional yang mengapungkan harapan baru itu. Berdiri tujuh tahun lalu, perusahaan ini sudah teruji lewat proyek bersama pemerintah di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Indonesia Timur. Produk perusahaan tersebut antara lain lampu cerdas, solar panel, lampu penerangan jalan umum, hingga baterai.
“Kami berkomitmen mengembangkan industri 4.0. Ini bisnis masa depan. Kita sebenarnya sudah tertinggal dibanding negara lain. Tapi, saya optimistis Indonesia akan menjadi pemain terbesar dalam industri ini lewat keahlian dan sumber daya alam yang luar biasa,” kata Presiden Direktur Santini Group Lukito Wanandi, Kamis (25/07/2019) di Pasuruan, Jawa Timur.
Lukito mengatakan, PT Santinilestari Energi Indonesia selama ini mengerjakan pekerjaan-pekerjaan infrastruktur bersama pemerintah di seluruh Indonesia, termasuk Indonesia Timur. Bahkan, produknya sudah diekspor ke Timor Leste dan Malaysia.
“Kami sudah ekspor ke Timor Leste dan Malaysia, artinya produk dalam negeri Indonesia ini diakui kualitasnya. Ke depan hal ini (ekspor) harus terus dilakukan, setidaknya negara-negara Asia Tenggara dahulu,” katanya.
Untuk memperluas pemanfaatan teknologi berbasis energi terbarukan, Lukito berharap, pemerintah mendukung upaya penggunaan teknologi cerdas dan energi terbarukan dengan sebuah kebijakan
Untuk memperluas pemanfaatan teknologi berbasis energi terbarukan, Lukito berharap, pemerintah mendukung upaya penggunaan teknologi cerdas dan energi terbarukan dengan sebuah kebijakan. “Kita bisa mencontoh Australia dan Amerika Serikat. Keduanya akan memberikan insentif bagi pengguna produk energi terbarukan, seperti insentif listrik bagi pengguna listrik tenaga surya, dan sejenisnya,” katanya.
Direktur Utama PT Santinilestari Energi Indonesia Ricky Sudito Pontoh mengatakan, sengaja membeli beberapa peralatan dari luar negeri, untuk bisa membuat beberapa produk sendiri di dalam negeri.
“Tiap tahun, kami konsentrasi dan investasi pada riset dan pengembangan. Setidaknya, 20 persen hasil dari penjualan akan digunakan untuk riset dan pengembangan produk ke depan agar produk-produk semakin kompetitif,” kata Ricky.
Saat ini, produk lampu cerdas sejenis, menurut Ricky, berasal dari China. Itu pun pembeli harus membelinya secara daring. “Di Indonesia, rasanya baru kami yang membuat lampu cerdas ini,” katanya.
Direktur Marketing PT Santinilestari Energi Indonesia Sandy Hartono mengatakan, produksi lampu cerdas masih terbatas untuk kerjasama dengan pemerintah. “Tahun 2020, kami akan menjual lampu cerdas itu untuk umum, dengan harga terjangkau,” katanya.
Sandy mengatakan, harga lampu cerdas diperkirakan Rp 50.000-Rp 100.000 per buah. Adapun, kapasitas produksi lampu cerdas perusahaannya, pada tahap awal, sekitar 150.000 unit lampu per bulan.
Sandy mengatakan, ke depan, bukan hanya lampu cerdas dibuat oleh perusahaannya. “Kami juga akan terus mengenalkan konsep rumah cerdas. Saklar rumah bisa dikontrol melalui smartphone. Kami sudah memiliki contoh rumah cerdas bekerjasama dengan PT Timah,” katanya.