Pemkot Denpasar Dukung Gerakan Satu Juta Tumbler Menuju Indonesia Bersih
Pemerintah Kota Denpasar berkomitmen membatasi penggunaan plastik sekali pakai demi mengurangi timbulan sampah dan pencemaran lingkungan. Terkait hal itu, Pemkot Denpasar mendukung gerakan ”Satu Juta Tumbler” yang dicanangkan pemerintah demi menuju Indonesia bersih.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Pemerintah Kota Denpasar berkomitmen membatasi penggunaan plastik sekali pakai demi mengurangi timbulan sampah dan pencemaran lingkungan. Terkait hal itu, Pemerintah Kota Denpasar mendukung gerakan ”Satu Juta Tumbler” yang dicanangkan pemerintah demi menuju Indonesia bersih.
Komitmen dan dukungan Pemkot Denpasar disampaikan Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra ketika menghadiri peluncuran gerakan Satu Juta Tumbler di Provinsi Bali, di Pantai Matahari Terbit, Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, Kamis (1/8/2019).
Gerakan Satu Juta Tumbler menuju Indonesia bersih adalah upaya pemerintah melalui tiga kementerian, yakni Kementerian Koordinator Kemaritiman, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Kementerian Komunikasi dan Informatika, untuk mengurangi dampak buruk sampah, terutama sampah plastik, dengan melibatkan semua pihak, termasuk masyarakat.
Peluncuran program Satu Juta Tumbler di Pantai Matahari Terbit, Kota Denpasar, diikuti pelajar, mahasiswa, komunitas dari gerakan perempuan, dan masyarakat. Acara itu dimeriahkan dengan penyelenggaraan senam janger emas dan senam zumba. Kegiatan juga diisi dengan pembacaan deklarasi generasi bijak plastik menuju Indonesia bersih.
Dari hasil survei ke sejumlah sungai, di antaranya Sungai Tagtag, meskipun sungainya kecil, muaranya ke laut, dan ternyata 31 persen lebih pencemarannya berasal dari sampah plastik dan tas keresek.
Lebih lanjut Rai Mantra mengatakan, Pemkot Denpasar sudah memiliki peraturan berupa kebijakan Wali Kota Denpasar yang mengurangi penggunaan kantong plastik. Sejak Peraturan Wali Kota (Perwali) Denpasar Nomor 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Kantong Plastik diberlakukan mulai 1 Januari 2019, ujarnya, penggunaan kantong plastik di Kota Denpasar semakin berkurang.
”Dari hasil survei ke sejumlah sungai, di antaranya Sungai Tagtag, meskipun sungainya kecil, muaranya ke laut, dan ternyata 31 persen lebih pencemarannya berasal dari sampah plastik dan tas keresek,” kata Rai Mantra.
Padahal, jika laut terus dipenuhi dengan sampah, masyarakat Bali harus bersiap-siap kehilangan pekerjaan, terutama dari sektor pariwisata, khususnya wisata pantai.
Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik pada Kementerian Kominfo Septriana Tangkary mengatakan, gerakan Satu Juta Tumbler menuju Indonesia bersih adalah gerakan nasional yang dicanangkan pemerintah sejak akhir Juli lalu. Gerakan tersebut menjadi ajakan kepada masyarakat agar bersama-sama mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, termasuk botol air minum sekali pakai.
Ia menambahkan, masyarakat dapat mengurangi timbulan sampah dari bekas botol air mineral sekaligus berhemat plastik dengan menggunakan botol minuman atau tumbler.
”Mengurangi sampah akan mengurangi pencemaran dan sekaligus melindungi kesempatan kita bersama untuk tetap melihat laut bersih,” ucap Septriana dalam peluncuran gerakan Satu Juta Tumbler di Provinsi Bali, di Kota Denpasar, Kamis.
Dalam siaran pers gerakan Satu Juta Tumbler, disebutkan pencemaran sampah plastik di Indonesia sudah dalam tahap mengkhawatirkan berdasarkan penilaian lembaga swadaya masyarakat World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia. Komunitas Divers Clean Action merilis hasil temuan bahwa ditemukan banyak sampah plastik di laut.
Sumber keanekaragaman hayati
Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Denpasar Suko Wardono mengatakan, laut merupakan sumber makanan dan keanekaragaman hayati. Pencemaran terhadap laut, terutama akibat sampah plastik, mengancam kelestarian keanekaragaman hayati dan juga sumber makanan.
”Pemerintah sudah mencanangkan laut sebagai masa depan bangsa dan sumber kehidupan. Oleh karena itu, mari jaga laut dari pencemaran, terutama dari sampah plastik,” kata Suko Wardono.