Kapal Pieces yang Hilang di Kalimantan Selatan Layak Berlayar
Kesyahbandaaran Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan, Jawa Tengah, membenarkan kabar tenggelamnya Kapal Pieces di perairan Pulau Sembilan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, beberapa hari lalu. Kapal itu memenuhi syarat berlayar saat berangkat dari Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan pada Senin (22/7/2019).
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
PEKALONGAN, KOMPAS-Kesyahbandaaran Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan, Jawa Tengah, membenarkan kabar tenggelamnya Kapal Pieces di perairan Pulau Sembilan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, beberapa hari lalu. Kapal itu memenuhi syarat berlayar saat berangkat dari Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan pada Senin (22/7/2019).
Kepala Seksi Kesyahbandaran Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan Rakim, Jumat (8/2) mengatakan, kapal seberat 93 gross ton itu ditumpangi 37 orang. Mereka terdiri dari 32 nelayan dan 5 pelajar SMK Negeri 1 Bulakamba, Kabupaten Brebes, yang sedang mengikuti kerja praktik lapangan.
Kapal penangkap ikan dengan alat tangkap purse seine pelagis tersebut melaporkan rencana keberangkatan kepada kesyahbandar pada Minggu (21/7) tapi baru berangkat keesokan harinya. Menurut Rakim, kapal yang dinahkodai Nasori (41) tersebut berangkat dalam keadaan layak jalan. Nakhoda kapal, masinis, dan kepala kamar mesin kapal juga memiliki sertifikasi dan surat kecakapan melaut.
"Kondisi kapal saat berangkat dalam keadaan baik. Adapun, kelengkapan perizinan melaut lengkap dan memenuhi syarat. Kami juga sudah memastikan seluruh awak buah kapal dan siswa praktik dalam keadaan sehat," kata Rakim.
Rakim mendapat laporan perihal kecelakaan kapal pada Rabu (31/7) dari pemilik kapal tersebut yakni, Suhomi, warga Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan. Pemilik kapal terakhir berkomunikasi dengan awak kapal pada Minggu (28/7) petang.
"Pemilik kapal mendapatkan informasi kapalnya diduga kebakaran pada Senin dini hari. Keesokan harinya, pemilik kapal kembali mendapat informasi bahwa ada nelayan yang melihat kapal miliknya itu setengah karam," imbuh Rakim.
Terpisah, Dasari (43) kakak ipar Nasori mengatakan, pada Minggu malam dirinya sempat berkomunikasi dengan Nasori perihal hasil tangkapan ikan. Nasori mengatakan, sehat dan hasil tangkapan ikannya terbilang lumayan. Namun, keesokan harinya, dia kehilangan kontak dengan Nasori.
"Saya kira radio komunikasinya rusak, tidak tahu kalau kecelakaan," tutur Dasari.
Dasari menambahkan, keluarga masih menunggu informasi lanjutan dari petugas di lapangan terkait hasil pencarian. Mereka berharap seluruh korban bisa segera ditemukan.
Pelaksana Harian Kepala Kantor SAR Banjarmasin Endrow Sasmita di Banjarmasin, mengatakan, penyisiran masih dilakukan tim gabungan di wilayah perairan Tanjung Selatan, Kalsel. Berdasarkan perhitungan, korban mengarah ke Barat mendekati Banjarmasin.
"Dari kemarin, cuaca di sekitar lokasi kejadian jadi kendala cukup berat. Angin bergerak dari Tenggara dan Timur cukup keras berkisar 27-30 knot hingga menimbulkan ombak setinggi 3-4 meter," ungkapnya.
Pencarian para korban dilakukan dengan KN SAR Laksmana 241 dan KN Chundamani P116 yang bertolak dari Banjarmasin, serta KRI Hasan Basry 382 dan KRI Nuku 373 yang sebelumnya berada di sekitar Selat Makassar.
"Informasinya, kapal nelayan dengan spesifikasi panjang 26 meter dan lebar 8,5 meter itu terbakar lalu tenggelam. Informasi itu diterima pada 31 Juli 2019, pukul 16.00 Wita," tuturnya.
Informasinya, kapal nelayan dengan spesifikasi panjang 26 meter dan lebar 8,5 meter itu terbakar lalu tenggelam. Informasi itu diterima pada 31 Juli 2019, pukul 16.00 Wita
Menurut Endrow, tim pencarian dan pertolongan juga kesulitan menemukan lokasi kapal karena tidak ada sinyal dari alat pendeteksi bahaya. "Biasanya kapal yang mengalami kecelakaan memberi sinyal sehingga lokasinya bisa diketahui," ujarnya.