Angin kencang menghambat pemadaman kebakaran hutan di lereng barat Gunung Slamet di wilayah Kabupaten Tegal dan Brebes, Jawa Tengah. Petugas yang diterjunkan pun ditambah dari 180 orang menjadi 460 orang.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
SLAWI, KOMPAS -- Angin kencang menghambat pemadaman kebakaran hutan di lereng Gunung Slamet wilayah Kabupaten Tegal dan Brebes, Jawa Tengah. Petugas yang diterjunkan pun ditambah dari 180 orang menjadi 460 orang.
Hingga hari ketiga, Kamis (19/9/2019), kebakaran di lereng Gunung Slamet belum bisa dipadamkan. Bahkan, areal hutan yang terbakar meluas dari 18 hektar (ha) pada Rabu (18/9) menjadi 27,5 ha.
Koordinator Sukarelawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal Kartono mengatakan, pada Kamis, pemadaman dilakukan melalui tiga jalur yakni, jalur Kaliwadas (Kabupaten Brebes), jalur Sawangan (Kabupaten Tegal), dan jalur Permadi (Kabupaten Tegal).
"Selain memperluas areal pemadaman, kami juga menambah jumlah personel dan peralatan yang digunakan untuk memadamkan api. Jumlah personel yang diterjunkan ditambah dari 150 orang menjadi 460 orang," kata dia.
Dari 27,5 hektar hutan yang terbakar, pemadaman berhasil dilakukan pada areal seluas 23,5 hektar. Sisanya belum bisa dipadamkan karena angin di sekitar lokasi kebakaran masih kencang.
Adapun peralatan pemadaman yang semula hanya menggunakan gepyok dan kayu-kayu basah ditambah menggunakan sabit, gergaji mesin, dan cangkul. Peralatan tambahan itu digunakan untuk membabat semak belukar kering dan membuat parit agar api tidak menjalar.
Kartono menyebutkan, dari 27,5 hektar hutan yang terbakar, pemadaman berhasil dilakukan pada 23,5 hektar. Sementara itu, api yang masih membakar 4 hektar lain yang belum bisa dipadamkan karena angin di sekitar lokasi kebakaran masih kencang. Pemadaman akan kembali dilakukan Jumat (20/9/2019).
Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tegal, Hendy Andriyanto menuturkan, kecepatan angin di wilayah pantura barat Jawa Tengah, termasuk Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes berkisar antara 5-15 knot. Angka tersebut menurut dia tidak terlalu besar. Namun, untuk kasus kebakaran, angin dengan kecepatan tersebut akan menyulitkan upaya pemadaman.
"Di wilayah Kota Tegal misalnya, dengan kecepatan angin tersebut kebakaran cepat membesar. Adapun di lereng gunung, potensi perluasan penyebaran api semakin besar karena biasanya di lereng gunung kecepatan angin lebih besar," kata Hendy.
Secara terpisah, Wakil Administrator Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pekalongan Barat Hartanto mengatakan, hingga Kamis malam, total luasan hutan yang terbakar adalah 27,5 hektar. Sebanyak 17,5 hektar masuk wilayah Kabupaten Brebes dan 10 hektar masuk wilayah Kabupaten Tegal. Kerugian yang dialami KPH Pekalongan Barat akibat kebakaran sudah mulai dihitung.
Hartanto menambahkan, jenis tanaman yang terbakar adalah semak belukar. Tidak ada pepohonan yang terbakar dalam kebakaran tersebut. Akibat kebakaran, KPH Pekalongan Barat harus menanggung kerugian sekitar Rp 75.000 per hektar. Jika mengacu pada luasan terbakar yang dihitung hingga Kamis malam, taksiran kerugian sekitar Rp 2 juta.