Terjerat Pukat, Hiu Paus Terdampar di Pesisir Sumbar
Seekor hiu paus terperangkap pukat nelayan dan mati terdampar di Pantai Taluak Batuang, Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Satwa langka tersebut diduga sampai ke perairan dangkal karena terseret arus laut.
Oleh
YOLA SASTRA
·2 menit baca
PESISIR SELATAN, KOMPAS — Seekor hiu paus terperangkap pukat nelayan dan mati terdampar di Pantai Taluak Batuang, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Senin (7/10/2019). Satwa langka tersebut diduga sampai ke perairan dangkal karena terseret arus laut.
Surdi (55), nelayan penemu hiu paus itu, Selasa (8/10), mengatakan, ikan bernama latin Rhincodon typus itu diketahui terperangkap pukat sekitar pukul 12.00. Nelayan sudah berupaya mendorongnya ke tengah laut, tetapi ikan tersebut kembali ke tepi dan mati 3 jam kemudian.
Kami telah mengupayakan agar ikan ini selamat. Pukat kami robek dan ikan kami dorong ke tengah. Namun, ia kembali ke tepian, terseret ombak.
”Ikan itu terkepung saat kami memukat dengan jarak sekitar 300 meter dari pesisir. Kami telah mengupayakan agar ikan ini selamat. Pukat kami robek dan ikan kami dorong ke tengah. Namun, ia kembali ke tepian, terseret ombak,” kata Surdi.
Menurut Surdi, terdamparnya hiu paus di Pantai Taluak Batuang merupakan kejadian pertama. Nelayan juga nyaris tidak pernah bertemu hiu paus berenang di sekitar perairan Taluak Batuang.
Pantauan Kompas, Selasa pagi, hiu paus itu masih berada di pantai. Masyarakat sekitar ramai-ramai menyaksikan fenomena langka ini. Petugas dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang dan dinas kelautan setempat berjaga di sekitar lokasi.
Selasa siang, hiu paus dikuburkan di sekitar pesisir tempat ia terdampar dengan menggunakan alat berat. Puluhan warga berbondong-bondong menyaksikan proses penguburan.
Berdasarkan pengukuran petugas BPSPL Padang, panjang hiu paus 7,41 meter dengan lebar (termasuk sirip) 2,2 meter. Bobotnya diperkirakan lebih dari 1,5 ton. Namun, usia dan jenis kelamin ikan ini belum diketahui.
Petugas Tim Respon Cepat BPSPL Padang, Fadli Pratama, mengatakan, ada dua faktor yang memicu hiu paus ini terdampar. Hewan itu diduga kehilangan arah saat mencari makan sehingga terjebak di perairan dangkal atau terseret arus laut. ”Melihat fenomena iklim saat ini, arus laut dan angin kencang, kemungkinan hiu paus terdampar karena terseret arus laut,” kata Fadli.
Hiu paus juga pernah terjebak di saluran air PLTU Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, 29 Agustus lalu. Hiu paus itu akhirnya dapat dievakuasi dan dikembalikan ke laut lepas pada 19 September.
Hiu paus merupakan spesies terbesar di dunia dan termasuk hewan langka serta dilindungi. Sejak 2016, status hiu paus meningkat menjadi hewan terancam punah (endangered) dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) dari sebelumnya berstatus rentan (vulnerable).