Bandung Tetapkan 10 Festival Utama Penarik Wisatawan Asing Tahun 2020
Kota Bandung menjadi kota pertama yang meluncurkan kalender festival 2020 di Indonesia. Kota Bandung menetapkan sepuluh festival kota sebagai daya tarik utama wisatawan, terutama dari mancanegara.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Kota Bandung menjadi kota pertama yang meluncurkan kalender festival 2020 di Indonesia. Dalam peluncuran yang dilaksanakan di Bandara Husein Sastranegara, Jumat (18/9/2019), Kota Bandung menetapkan sepuluh festival kota sebagai daya tarik utama wisatawan, terutama dari mancanegara.
Sepuluh destinasi yang akan diadakan tahun depan ini meliputi Festival Asia Afrika yang dihelat pada 11 April, Pasar Seni ITB (20/9), Jazz City Forest (4/7), Bandung International Art Festival (10-12/7), Bandung Fashion Works (17-19/7), Festival Kesenian Indonesia (20-24/7), Festival Kuliner Keukeun (26/4), Bandung Run 2020 (27/9), World Tourism Day Festival (27/9), dan Bandung Independent Film Festival (20-22/11). Selain destinasi-destinasi tersebut, terdapat kurang lebih 70 festival yang akan dihelat setiap bulan.
Festival-festival ini diharapkan bisa menarik minat wisatawan yang akan berkunjung ke Bandung. Menurut Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran 1 Regional 2 Kementerian Pariwisata Fahmizal, Bandung menjadi salah satu destinasi utama pariwisata di Indonesia karena keunikan festival yang ada. Karena itu, peluncuran kalender festival ini diharapkan bisa membuat wisatawan menentukan jadwal berkunjung ke Bandung.
“Kami mengapresiasi kota Bandung sebagai destinasi pertama yang meluncurkan kalender festival. Bandung dikenal sebagai kota kreatif dengan ide-ide yang unik,” tuturnya saat ditemui usai peluncuran kalender.
Promosi yang dilakukan diharapkan bisa menarik lebih banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bandung. Fahmizal menjelaskan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jawa Barat, kunjungan wisatawan internasional di tahun 2018 mencapai 155.103 orang. Sebanyak 67,12 persen di antaranya berasal dari Malaysia, Singapura (18,7 persen), dan India (1,53 persen). Kunjungan ini diukur melalui kedatangan di Bandara Husein Sastranegara Bandung.
Dari data tersebut, tutur Fahmizal, pemerintah memandang Malaysia sebagai pasar yang potensial. Tidak hanya wisatawan dari masyarakat lokal di sana, negeri jiran ini menjadi penghubung dari wisatawan mancanegara yang sedang berlibur ke Asia Tenggara. Karena itu, promosi di beberapa daerah seperti Kuala Lumpur dan Penang menjadi pertimbangan.
“Para turis ini berlibur tidak hanya sehari lalu kembali. Mereka bisa bertahan di Bandung hingga 3-4 hari. Jadi, festival yang akan diadakan ini harus dipasarkan,” ujar Fahmizal. Dia berharap, jumlah festival yang bertambah dua kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya ini meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara.
Wali Kota Bandung Oded M Danial yang turut membuka kegiatan tersebut mengapresiasi promosi yang dilakukan. Dia berharap, promosi yang dilakukan ini bisa menambah wisatawan secara signifikan sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat. “Wisatawan datang, rakyat sejahtera,” ujarnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Dewi Kaniasari menjawab tantangan dari Kementerian Pariwisata. Dia menuturkan, Bandung siap menyambut kedatangan wisatawan mancanegara dengan memberikan suguhan festival yang unik.
Asumsinya bisa dua kali lipat, kalau Bandung dan Indonesia aman. Dukungan dari seluruh pihak di kota Bandung juga dibutuhkan, termasuk berbagai komponen dalam mengatasi kemacetan
Akan tetapi, demi kenyamanan wisatawan, Dewi berharap Kota Bandung tetap aman. Permasalahan kota seperti kemacetan diharapkan juga bisa dikurangi sehingga wisatawan tidak keberatan berkunjung ke kota Bandung.
“Asumsinya bisa dua kali lipat, kalau Bandung dan Indonesia aman. Dukungan dari seluruh pihak di kota Bandung juga dibutuhkan, termasuk berbagai komponen dalam mengatasi kemacetan,” ujarnya.