Kebakaran hutan dan lahan di kawasan Gunung Sirnalanggeng dan Gunung Cengkik, Kecamatan Tegalwaru, Karawang, Jawa Barat, sejak Senin kemarin terus meluas. Hingga Selasa, diperkirakan 50 hektar areal gunung terbakar.
Oleh
MELATI MEWANGI
·2 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Kebakaran hutan dan lahan di kawasan Gunung Sirnalanggeng dan Gunung Cengkik, Kecamatan Tegalwaru, Karawang, Jawa Barat, sejak Senin kemarin terus meluas. Hingga Selasa (22/10/2019), diperkirakan 50 hektar areal gunung hangus terbakar.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang Asep Wahyu mengatakan, kebakaran diketahui muncul sejak Senin sekitar pukul 13.00. Namun, kondisi siang hari membuat titik api tidak terlihat jelas, hanya beripa kepulan. Akibatnya, tim terpadu kesulitan untuk mencari titik api.
“Saat ini titik api belum berhasil dipadamkan. Kami kesulitan mencapai lokasi karena berada di atas gunung, mobil pemadam kebakaran pun tak bisa menembus lokasi,” ujarnya.
Kebakaran awalnya terjadi dengan luasan kecil dan dapat dipadamkan tim dan warga. Namun, angin kencang dan jauhnya sumber air menyulitkan pemadaman secara total. Dua mobil pemadam kebakaran telah dikirim. Kemungkinan akan ada mobil damkar tambahan untuk mengantisipasi kebakaran kian meluas.
Terlebih, di lahan tersebut banyak terdapat rimbunan bambu dan ilalang kering. Akibatnya, Selasa dini hari, api masih membara. Hingga kini belum diketahui penyebab kebakaran.
Asep menambahkan, kejadian ini merupakan yang terbesar dalam lima tahun terakhir. Pada 2007, lahan di Gunung Cengkik pernah kebakaran, tapi dapat dipadamkan dengan cepat karena titik api dapat langsung diketahui. “Di saat kemarau ekstrem, ancaman kebakaran semakin meningkat,” kata Asep.
Sementara itu, Akim, kader lingkungan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Karawang, mengatakan, hingga saat ini belum diketahui apakah ada satwa yang mati akibat kebakaran itu. Menurut dia, di lokasi kebakaran terdapat sejumlah satwa antara lain harimau tutul, elang, dan ular.
Saat ini pihaknya tengah berfokus membantu warga bersiap mengungsi. Sejumlah warga mulai mengemasi barangnya ke dalam sarung untuk mengantisipasi api merembet ke permukiman. “Kami membuat jalur khusus untuk menghalangi api agar tidak ikut membakar rumah warga, yaitu dengan membersihkan areal permukiman dari daun-daun kering dan meletakkan pohon pisang basah,” kata Akim.
Kepala Polres Karawang Ajun Komisaris Besar Nuredy menyampaikan, saat ini pihaknya tengah menyelidiki penyebab kebakaran. “Penyebab kebakaran belum diketahui. Dugaan sementara karena kekeringan daun pohon bambu dan ilalang yang sudah lama mengering, sehingga memicu api,” ucapnya.