Dana Rekonstruksi Rumah Korban Dibahas pada APBD 2020
Dana rekonstruksi rumah warga yang dilalap api saat peristiwa pembakaran pelabuhan perahu kelotok di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, baru akan dibahas pada APBD 2020.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
PENAJAM, KOMPAS - Dana rekonstruksi rumah warga yang dilalap api saat peristiwa pembakaran pelabuhan perahu kelotok di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, belum mendapat titik temu. Peristiwa yang terjadi di akhir tahun menyulitkan pemerintah mengalokasikan dana tak terduga. Pemerintah kabupaten baru akan membahas dana rekonstruksi rumah korban pada APBD 2020.
Pembakaran pelabuhan oleh sekelompok massa pada Rabu (16/10/2019) lalu diduga akibat bentrokan dua kelompok pemuda yang menyebabkan satu orang meninggal seminggu sebelumnya. Polisi telah menangkap dan memeriksa tiga orang yang diduga membawa senjata tajam dan pelaku penikaman.
Selain itu, polisi juga tengah memeriksa seorang yang diduga penyebar provokasi dan berita bohong di media sosial. Berita itu diduga memanaskan suasana sehingga berujung pada pembakaran pelabuhan yang merembet ke 81 rumah warga. Akibatnya, 349 jiwa terdampak dan mengungsi.
Sekretaris Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Tohar mengatakan, peristiwa tak terduga yang terjadi di akhir tahun ini membuat pemerintah daerah sulit merealisasikan program. Hal itu disebabkan anggaran dana tak terduga sudah terpakai untuk musibah-musibah sebelumnya.
Sejak kejadian pada 16 Oktober sampai 29 Oktober, penanganan masih dalam ruang lingkup tanggap darurat. Pemerintah menampung korban di mes Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Selain itu, berbagai bantuan seperti makanan dan pakaian juga disalurkan kepada korban.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Penajam Paser Utara mencatat, kerugian rumah warga diperkirakan Rp 5,3 miliar, fasilitas pendidikan Rp 1,6 miliar, dan toko Rp 335 juta. "Setelah masa tanggap darurat, masuk masa transisi. Pada masa itu, kita upayakan ada bantuan dana untuk korban agar bisa melanjutkan hidup, seperti mengontrak rumah, sampai rumah korban direkonstruksi," kata Tohar, ketika ditemui di Penajam, Kamis (24/10).
Selain pemberian bantuan, kegiatan lain di pengungsian adalah trauma healing untuk anak-anak.
Jumlah bantuan dana itu masih dibahas di jajaran Pemkab Penajam Paser Utara. Selain itu, Wakil Bupati Penajam Paser Utara Hamdam juga tengah mengupayakan bantuan dana dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yang bisa digunakan pada 2019.
Kepala Subbidang Logistik dan Peralatan BPBD Penajam Paser Utara Nurlaila mengatakan, jumlah korban yang mengungsi di mes PKK saat ini 201 jiwa. Korban yang rumahnya masih bisa dihuni sudah pulang, sebagian lain mengungsi di rumah keluarga di Penajam Paser Utara dan Balikpapan. "Selain pemberian bantuan, kegiatan lain di pengungsian adalah trauma healing (pemulihan dari trauma) untuk anak-anak," kata Nurlaila.
Pulih
Kegiatan perekonomian di sekitar pelabuhan kelotok sudah pulih. Toko-toko dan penitipan motor juga telah buka. Aktivitas penyeberangan dengan perahu kelotok pun sudah kembali beroperasi.
Loket tiket yang sebelumnya terbakar sudah dibersihkan. Jembatan di pelabuhan yang rusak juga tengah diperbaiki. Pengelola pelabuhan membuat loket tiket baru di jembatan yang masih utuh. Selain itu, terdapat pula warung yang sudah buka di samping loket.
Perahu kelotok lalu-lalang di sekitar Teluk Balikpapan, melayani rute Balikpapan-Penajam Paser Utara. Situasi di pelabuhan juga sudah ramai. Ada yang menyeberang menggunakan perahu cepat, perahu kelotok, dan feri. "Alhamdulillah, sudah mulai beroperasi dan ramai," ujar Roni (36), pengemudi perahu kelotok.
Penjagaan di sekitar pelabuhan masih dilakukan oleh personel TNI dan Polri. Mereka berjaga di banyak titik, termasuk di sekitar rumah korban yang terbakar. Dalam siaran pers yang diterima Kompas, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor mengajak masyarakat untuk menjaga situasi damai ini.
"Jangan ada lagi perpecahan dan perselisihan antarsesama demi terwujudnya keutuhan bangsa ini, khususnya di Kalimantan Timur," kata Isran.