Pembunuhan terhadap Nursodik dan Sukirno, dua belantik sapi di Lampung, diduga sudah direncanakan. Pelaku telah menyiapkan racun yang dipakai untuk membunuh korban.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Pembunuhan terhadap Nursodik dan Sukirno, dua belantik sapi di Lampung, diduga sudah direncanakan. Pelaku telah menyiapkan racun yang dipakai untuk membunuh korban. Hingga kini, polisi masih memburu pelaku pembunuhan.
”Pembunuhan ini diduga sudah direncanakan. Sampai saat ini, kami masih memburu pelaku,” ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Lampung Tengah Ajun Komisaris Yuda Wiranegara saat dihubungi dari Bandar Lampung, Senin (4/11/2019).
Sebelumnya diberitakan, Nursodik dan Sukirno menjadi korban pembunuhan teman bisnisnya. Jasad Sukirno ditemukan di sungai di Desa Bumi Rahayu, Kecamatan Bumi Ratu Nuban, Lampung Tengah, Minggu (3/11/2019). Sehari sebelumnya, warga setempat menemukan jasad Nursodik tak jauh dari lokasi penemuan jasad Sukirno.
Yuda mengungkapkan, indikasi pembunuhan berencana itu berdasarkan penemuan sejumlah barang bukti di rumah pelaku M. Di rumah itu, polisi menemukan kemasan racun hama, dua gelas kopi, dan pipa besi yang dipakai untuk menganiaya korban.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara dan pemeriksaan sejumlah saksi terungkap, pelaku membubuhkan racun ke dalam kopi yang disajikan untuk korban. Setelah korban tak sadarkan diri akibat keracunan, pelaku menganiaya korban menggunakan pipa besi. Jasad kedua korban lalu dibuang ke sungai.
Dari keterangan istri dan anak pelaku, mereka melihat kedua korban muntah setelah meneguk kopi yang diberikan pelaku. Namun, kedua saksi mengaku tidak dapat menolong karena diancam pelaku. Motif pembunuhan diduga karena masalah utang piutang.
Kriminalitas yang dipicu masalah sepele menunjukkan ada permasalahan sosial di masyarakat. (Sindung Haryanto)
Secara terpisah, pengamat sosial dari Universitas Lampung, Sindung Haryanto, menilai, pelaku kemungkinan memendam amarah terhadap korban sehingga nekat membunuh dengan cara keji. Menurut dia, banyaknya kriminalitas yang dipicu masalah sepele menunjukkan ada permasalahan sosial di masyarakat.
Untuk itu, diperlukan pula pendekatan sosial dari perangkat desa untuk mencegah terulangnya peristiwa tersebut. Interaksi antarwarga jelas perlu diperkuat.