Hujan deras yang mengguyur Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (5/12/2019) sore, memicu sejumlah kerusakan. Di sebagian wilayah, hujan turun dalam bentuk kristal es.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS-Hujan deras yang mengguyur Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (5/12/2019) sore, memicu sejumlah kerusakan. Di sebagian wilayah, hujan turun dalam bentuk kristal es.
Salah satu titik kerusakan ada di di Jalan Karya Timur Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing. Sebatang pohon menimpa warung. Ranting pohon juga menutup rel yang berada tepat di belakang warung.
Manajer Operasional PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional VIII Surabaya Suprapto mengatakan, ranting menutup Kilometer 46+2/3 petak jalan Blimbing-Malang. Setelah dievakuasi, pukul 15.51 jalur dinyatakan aman oleh petugas Unit Jalan Rel JJ 8.18 Lawang.
"Akibat peristiwa ini Kereta Api 451 relasi Malang-Surabaya mengalami keterlambatan 17 menit," ujar Suprapto.
Teras toko yang terbuat dari beton di Jalan Raya Sawojajar, Kelurahan Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang, juga runtuh dan menimpa sebuah mobil di bawahnya. Saat peristiwa terjadi, dua orang dewasa dan dua anak kecil ada di dalam mobil tersebut. Tidak ada korban akibat peristiwa ini.
"Hujan lebat disertai angin dan petir terjadi sekitar pukul 15.30. Tiba-tiba terdengar suara brug kencang. Awalnya, saya tidak menyangka kalau teras sebelah rumah saya runtuh dan menimpa mobil," tutur Jaswandi (60), warga yang tinggal samping toko.
Hujan lebat disertai angin dan petir terjadi sekitar pukul 15.30. Tiba-tiba terdengar suara brug kencang. Awalnya, saya tidak menyangka kalau teras sebelah rumah saya runtuh dan menimpa mobil (Jaswandi)
Selain suaranya kencang, menurut Jaswandi, situasi sekitar juga bergetar saat teras runtuh. Sementara itu penumpang masih di dalam mobil. "Saat itu mesin mobil juga masih menyala karena mereka memang sedang mencari tempat berteduh," katanya.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Malang Tri Oky Rudianto mengatakan, ada beberapa titik terdampak cuaca ekstrem. "Saat ini kami juga masih di lapangan. Ada yang masih megevakuasi pohon yang tumbang dan melakukan pembersihan-pembersihan," ujarnya, Kamis sore.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika di Stasiun Klimatologi Karangoloso Anung Suprayitno, mengatakan potensi hujan deras disertai angin kencang dan petir masih ada dalam beberapa waktu ke depan, termasuk puting beliung.
"Ketika menjelang pancaroba biasanya terjadi angin kencang yang berlangsung bisa beberapa hari. Setelah memasuki pancaroba maka yang biasa terjadi puting beliung. Fenomena ini biasa muncul hingga setelah memasuki musim penghujan," ucapnya.
Menurut Anung, dengan radiasi sinar matahari tinggi, potensi uap air di udara juga tinggi. Hal itu menyebabkan pertumbuhan awan konvektif yang cepat. Awan seperti ini mengakibatkan hujan deras yang terkadang disertai angin dan petir.