Kepolisian Daerah Papua mewaspadai ancaman serangan teror menjelang perayaan ibadah Natal. Untuk itu, pengamanan di sekitar kantor polisi dan tempat ibadah umat Kristiani diperketat.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kepolisian Daerah Papua mewaspadai ancaman serangan teror menjelang perayaan ibadah Natal. Untuk itu, pengamanan di sekitar kantor polisi dan tempat ibadah umat Kristiani diperketat.
Hal ini disampaikan Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw di Jayapura, Papua, Selasa (17/12/2019). Kewaspadaan perlu ditingkatkan menyusul penangkapan tujuh terduga teroris oleh tim Densus 88 di Sentani, Kabupaten Jayapura, pekan lalu.
”Dari laporan yang saya terima, mereka diduga melarikan diri ke Papua untuk berlatih. Mereka merupakan kelompok yang melarikan diri dari Lampung dan Medan,” papar mantan kapolda Sumatera Utara tersebut.
Ia menuturkan, tujuh terduga teroris tersebut telah dibawa dari Jayapura ke Jakarta untuk diperiksa lebih lanjut untuk mengungkap motif kedatangan mereka di Papua.
Ia pun mengimbau warga agar melaporkan jika ada warga di sekitar rumahnya yang gerak-geriknya mencurigakan dan jarang bersosialisasi di tengah masyarakat. ”Biasanya terduga teroris jarang menjalin komunikasi dengan tetangga sekitarnya. Mereka hanya berada di dalam rumah,” tutur Paulus.
Kepala Polres Jayapura Ajun Komisaris Besar Viktor Mackbon menyatakan, pihaknya akan menyiapkan sekitar 600-700 personel untuk mengamankan jalannya perayaan ibadah Natal di Sentani dan wilayah Kabupaten Jayapura lainnya.
Upaya pengamanan, antara lain, berupa sterilisasi gereja jelang H-1 pelaksanaan ibadah Natal dan memastikan tidak ada penyusup atau orang asing yang hendak masuk ke gereja.
”Polri bersama TNI, pemda setempat, para pemuda lintas agama, dan organisasi masyarakat akan bersatu untuk pengamanan ibadah Natal,” ujar Viktor.
Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama Provinsi Papua (FKUB) Pendeta Lipiyus Biniluk mengatakan, FKUB Papua mengapresiasi tindakan cepat Polri yang telah mengamankan sejumlah terduga teroris jelang pelaksanaan ibadah Natal dan Tahun Baru.
”Masyarakat berharap agar para pelaku dapat diproses hukum dan segera dibawa ke luar Papua. Kami juga berharap polisi mengumumkan latar belakang para pelaku agar masyarakat dapat waspada,” kata Lipiyus.
Ia menuturkan, FKUB telah berkoordinasi dengan seluruh tokoh agama di Papua untuk mendukung pelaksanaan ibadah Natal berjalan aman. Para tokoh agama ini akan menyampaikan melalui khotbah kepada jemaatnya, khususnya para pemuda, agar terlibat menjaga setiap gereja yang melaksanakan ibadah perayaan Natal.
”Para pemuda gereja akan bersinergi dengan pemuda dari agama lain untuk mengamankan ibadah Natal. Kami berharap pihak kepolisian berjaga cukup jauh dari gereja karena ada warga yang masih trauma,” tutur Lipiyus.