Polrestabes Semarang memperketat sistem keamanan dalam rangka Natal 2019 dengan menerapkan ”buddy system”. Artinya, setiap kegiatan di lapangan terbuka, pergerakan anggota Polri dan TNI minimal dua orang.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Kepolisian Resor Kota Besar Semarang memperketat sistem keamanan dalam rangka Natal 2019 dengan menerapkan buddy system. Artinya, setiap kegiatan di lapangan terbuka dilakukan, ada anggota Polri dan TNI, minimal dua personel, di lokasi kegiatan.
Kepala Bagian Operasi Polrestabes Semarang Ajun Komisaris Besar Iga DP Nugraha, di sela-sela tinjauan Kapolri dan Panglima TNI ke Gereja Katedral Semarang, Rabu (18/11/2019), mengatakan, buddy system sebelumnya dilakukan pada pengamanan hari raya Idul Fitri 2019.
”Di lapangan terbuka, Polri ataupun TNI bergerak bersamaan, yakni 2-3 personel. Jadi, tidak bisa sendiri. Pengetatan sistem keamanan ini untuk mengantisipasi gangguan keamanan, baik terhadap masyarakat maupun terhadap anggota itu sendiri,” ujar Iga.
Polri ataupun TNI bergerak bersamaan, yakni 2-3 personel. (Kombes Iga DP Nugraha)
Ia menambahkan, Polrestabes Semarang juga terus memastikan situasi dan kondisi di Kota Semarang kondusif. Pengamanan di antaranya dilakukan dengan kegiatan patroli dalam skala besar yang melibatkan personel kepolisian sektor (polsek), polrestabes, hingga gabungan TNI-Polri.
Data Polrestabes Semarang menunjukkan, selama masa Operasi Lilin Candi 2019, pengamanan secara khusus dilakukan pada 250 gereja di Kota Semarang. Selain itu, dibangun 20 pos pengamanan (pos pam) dan 3 pos pelayanan (pos yan). Total kekuatan, termasuk gabungan instansi lain yang mengamankan operasi, 980 personel.
Kepala Pos Pengamanan Gereja Katedral Polrestabes Semarang Ajun Komisaris Ryke Rhimadila menuturkan, kerawanan keamanan secara umum terbagi atas dua hal, yakni rawan kemacetan dan rawan ancaman bom/terorisme. Pihaknya telah bersiap siaga mengantisipasi hal tersebut.
”Untuk kemacetan, kami antisipasi dengan merekayasa lalu lintas. Lalu lintas dari Jalan Pemuda ke Jalan Dr Sutomo dialihkan ke Jalan Pandanaran untuk berputar di Taman Warak Ngendok. Juga ada pengaturan kantong-kantong parkir kendaraan, baik roda dua maupun roda empat,” kata Ryke.
Adapun untuk mengantisipasi ancaman bom/terorisme, dilakukan dengan patroli dan penjagaan di sekitar gereja. ”Selain itu juga sterilisasi lingkungan gereja dengan mengecek setiap jemaat dengan metal detector. Khususnya terhadap barang bawaan jemaat,” katanya.
Ketua Panitia Natal di Gereja Katedral Semarang, Hendy Kyawan, menyatakan, untuk mengamankan perayaan Natal, selain bekerja sama dengan TNI-Polri, pihaknya juga bekerja sama dengan sejumlah sukarelawan. Mereka di antaranya para mahasiswa dan kelompok lintas agama yang akan berpartisipasi pada perayaan Natal pagi hari.
Saat ini terdapat 40 kamera pemantau (CCTV) di Gereja Katedral. ”Itu permanen. Namun, ada tambahan delapan CCTV dari Polri yang mungkin ditempatkan di bagian luar. Koordinasi seperti ini perlu, mengingat gereja ini terletak persis di tengah kota,” kata Hendy.
Rabu sore, Kapolri Jenderal (Pol) Idham Azis dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga meninjau Gereja Katedral. Keduanya mengecek kesiapan pos pam serta pasukan gabungan. Peninjauan hanya sekitar 15 menit dan mereka tidak memberikan keterangan kepada wartawan.