Pemerintah Provinsi Jateng memastikan sejumlah jalan utama, baik nasional maupun provinsi siap dilintasi. Namun, pengguna jalan perlu berhati-hati di ruas-ruas alternatif, termasuk blok Sibelis, Pekalongan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Pemerintah Provinsi Jateng memastikan sejumlah jalan utama nasional maupun provinsi, siap dilintasi. Namun, pengguna jalan perlu berhati-hati di ruas-ruas alternatif, termasuk blok Sibelis di Kabupaten Pekalongan, yang menghubungkan Pekalongan dan Banjarnegara.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (DPUBMCK) Jateng, AR Hanung Triyono, di Kota Semarang, Rabu (18/12/2019), mengatakan, pengerjaan di jalan nasional, di pantai utara (pantura), pantai selatan (pansela), jalur tengah, dan jalan provinsi hampir semua rampung.
Pada jalur Pansela Jateng atau Jalan Daendels, jalan sudah mulus dan beraspal. “Sudah bagus, terutama dari dari Congot (Purworejo) hingga Pantai Ayah (Kebumen). Sementara dari Pantai Ayah ke barat masih jalan existing. Juga harus hati-hati karena masyarakat di sana belum begitu tertib berkendara,” katanya.
Jalur Pansela Jateng, dari perbatasan Kabupaten Kulon Progo (DIY)-Purworejo hingga Kabupaten Cilacap, sekitar 120 kilometer, menjadi alternatif jalan nasional yang melewati Purworejo dan Kebumen kota. Selain jalan mulus, juga tersaji pemandangan pantai di sepanjang jalan.
Hanung menambahkan, jalan menuju sejumlah tempat wisata merupakan jalan kabupaten. “Namun, kami berkoordinasi dengan kabupaten/kota untuk memastikan akses mennuju lokasi wisata itu sudah bagus. Tak ada masalah, tetapi tetap harus hati-hati, terutama malam hari,” katanya.
Sementara itu, pada jalur Pekalongan-Banjarnegara, terutama di blok Sibelis, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan, Hanung meminta pengendara hati-hati, terutama saat hujan. Sebab, di blok itu ada tikungan dan tanjakan curam. Pembangunan baru dilaksanakan pada 2020.
Selain jalan mulus, juga tersaji pemandangan pantai di sepanjang jalan lintas selatan Kebumen-Purworejo.
Sebelumnya, pada 22 Januari 2019, jalur itu terputus akibat ambles 50 cm-70 cm sepanjang 20 meter. Penanganan awal saat itu yakni dengan menggunakan timbunan pasir batu. Sepeda motor dan mobil pun melintas bergantian karena kondisi jalan yang tak memungkinkan. (Kompas, 24/1).
Jalur lain yang masih dalam penanganan yakni Brebes-Salem, yang melewati Gunung Lio. Pada Februari 2018, jalur itu terputus karena longsor. “Saat ini masih pakai jalan darurat. Lelang pengerjaan fisik baru pada 2020. Hati-hati, karena Gunung Lio masih rawan longsor,” kata Hanung.
Pada Selasa (17/12), sore, longsor terjadi di Sigaluh, Banjarnegara, yang menyebabkan terputusnya jalan nasional Banjarengara-Wonosobo. Namun, malam harinya sudah tertangani oleh Pemkab Banjarnegara, dengan menggunakan alat berat. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Hanung menuturkan, Balai Pengelolaan Jalan (BPJ) Wonosobo DPUBMCK Jateng diperkuat setelah adanya kejadian itu. “Di tempat-tempat rawan longsor kami perkuat dengan dukungan alat-alat berat. Hal sama dilakukan di BPJ Solo karena ada Cemoro Sewu dan BPJ Tegal untuk antisipasi longsor Gunung Lio,” katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, Sudaryanto, menuturkan, penanganan longsor di Banjarnegara berjalan cepat karena terjalinnya komunikasi yang baik. “Seluruh kekuatan pendukung akan selalu siaga menghadapi ancaman bencana,” ujarnya.
Kepala Dinas Perhubungan Jateng Satriyo Hidayat menambahkan, persiapan terkait sarana prasarana lalu lintas maupun angkutan dilakukan menjelang masa libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Sebab, diprediksi ada 399.000 kendaraan pribadi yang menuju Jateng selama masa libur itu.