Hampir Tuntas, Rekonstruksi Rumah Rusak akibat Gempa di NTB
Perkembangan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah pascagempa bumi di Nusa Tenggara Barat sudah mencapai 80 persen dari target pembangunan 222.564 rumah.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·2 menit baca
LOMBOK, KOMPAS — Perkembangan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah pascagempa bumi di Nusa Tenggara Barat sudah mencapai 80 persen dari target pembangunan 222.564 rumah. Akhir Desember 2019, pembangunan rumah rusak ringan dan sedang diharapkan sudah tuntas.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo saat berkunjung ke Kecamatan Gangga, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (22/12/2019), mengatakan, hampir 1,5 tahun pascabencana, proses rehabilitasi dan rekonstruksi rumah pascagempa bumi di NTB menunjukkan kemajuan signifikan. Setidaknya, ada 188.745 rumah yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi dari total 226.290 rumah.
”Ini, kan, berarti sudah di atas 80 persen. Saya harap, rehab dan rekonstruksi rumah yang rusak sedang dan ringan bisa selesai terlebih dahulu sampai 31 Desember,” ujar Doni.
Dalam kunjungan itu, hadir pula Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar dan Komandan Resor Militer 162/Wira Bhakti Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani.
Berdasarkan catatan posko terpadu, dari total 188.745 rumah yang telah direhab dan direkonstruksi, terdapat rumah kategori rusak ringan (92.759 unit), kategori rusak sedang (26.163 unit), dan kategori rusak berat (69.823 unit).
Dengan begitu, sisa bangunan yang belum direhab dan direkonstruksi adalah rumah rusak ringan (21.296 unit), rumah rusak sedang (7.210 unit), dan rumah rusak berat (5.315 unit).
Doni optimistis, akhir Desember, rehabilitasi dan rekonstruksi rumah kategori rusak ringan dan rusak sedang bisa selesai. Sebanyak 1.000 tenaga bantuan dari Direktorat Zeni Angkatan Darat telah diterjunkan untuk mempercepat proses pembangunan.
Dengan begitu, Doni berharap, pada tahun 2020, pembangunan bisa mulai difokuskan di rumah rusak berat. ”Tahun depan fokus benahi yang rusak berat,” ucapnya.
Sejauh ini, tenaga fasilitator yang ikut dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi rumah sebanyak 2.496 personel. Dari total jumlah tersebut, TNI sebanyak 626 orang, Polri ada 626 orang, dan sipil 1.244 orang.
Ahmad Rizal Ramdhani menambahkan, pihaknya akan berusaha keras menepati target pada akhir Desember. Dia pun meyakini, proses pembangunan akan berjalan cepat karena anggota TNI telah bekerja selama 24 jam dengan tiga kali pembagian waktu (shift).
”Dari bulan Maret lalu, kami kerja 24 jam. Hasilnya, total yang terbangun lebih dari 188.000 unit rumah dalam tempo 1,5 tahun. Itu di luar ekspektasi. Jadi, kami yakin sanggup,” ujar Ahmad Rizal.
Selain masalah perkembangan pembangunan rumah, Kepala BNPB juga mengingatkan kembali kepada warga soal pentingnya kesiapsiagaan bencana. Hal itu berguna untuk meminimalkan dampak kerugian bencana.