KUPANG, KOMPAS — Adriana Lulu Djami (33) alias Ina menganiaya anak kandungnya, Dominic Quin (2), karena Dominic pipis di atas kasur, di kamar kos mereka di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Pelaku membenturkan kepala korban berulang kali di dinding dengan kekuatan tangan. Adriana Lulu Djami ditangkap aparat TNI AU saat hendak menguburkan jenazah korban secara diam-diam malam hari di sekitar Bandara El Tari Kupang.
Kepala Reserse Kriminal Polres Kupang Kota Iptu Hasri Manasye Jaha, di Kupang, Kamis (2/1/2019 malam, mengatakan, pada Rabu (1/1/2019) pukul 22.30 Wita anggota TNI AU atas nama Serda Helman, Pratu Bayu, dan Praka Kurniawan melakukan patroli malam menggunakan mobil patroli di sekitar Bandara El Tari Kupang.
”Sekitar 50 meter dari Bundaran Adipura menuju Bandara tampak sepeda motor Beat sedang parkir. Namun, pemilik kendaraan tidak ada di tempat, sementara lokasi itu sangat sepi, tidak ada pemukiman warga,” katanya.
Anggota TNI AU itu pun turun dari mobil kemudian mengamati kendaraan sepeda motor dan sekitarnya. Mereka menyaksikan seorang perempuan tengah duduk di semak, dengan seorang anak perempuan di pangkuannya, yang sudah tidak bernyawa lagi.
”Sekitar 50 meter dari Bundaran Adipura menuju Bandara tampak sepeda motor Beat sedang parkir. Namun, pemilik kendaraan tidak ada di tempat, sementara lokasi itu sangat sepi, tidak ada pemukiman warga,” kata Hasri.
Anggota TNI AU tersebut langsung membawa pelaku dan korban ke Pos Polisi Militer (POM) TNI AU, kemudian menghubungi kepolisian. Pada Kamis pukul 00.15, anggota polres dan mobil ambulans dari Bhayangkara menjemput pelaku dan korban.
Setelah diinterogasi anggota Polres Kupang Kota, pelaku mengaku menganiaya korban dengan alasan korban pipis di atas kasur saat tidur pulas. Pelaku marah kemudian memegang kepala korban dan membenturkan berulang kali di dinding rumah kos dengan tangannya.
Meski korban menangis dan berteriak minta ampun, pelaku terus menganiaya korban dengan cara itu. Saat itu suami pelaku, Suhendy alias Wendy (39), sedang di luar rumah.
Baca juga : Search Membunuh anak Pembunuh Anak di Katingan Diduga Paedofil
Selang beberapa menit korban mengalami kejang-kejang dan demam tinggi. Pelaku panik kemudian ingin membawa korban ke Puskesmas Penfui, tetapi nyawa korban, Dominic Quin, yang juga adalah anak kandungnya tidak tertolong.
Korban meninggal di dalam kamar kos, di Jalan Ukitau Kelurahan Liliba, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang.
Pelaku kemudian menghubungi suaminya. Pukul 18.30 Wita suami pelaku datang ke kamar kos. Korban kemudian dishalati ayahnya di dalam kamar kos. Kematian korban tidak diketahui orang lain di sekitar kamar kos.
Setelah itu, Suhendy menyuruh pelaku menguburkan korban. Pelaku pun panik kemudian mencari tempat yang sunyi di malam hari.
Pukul 21.00 Wita, pelaku pergi ke sekitar Bandara El Tari, 7 km dari tempat mereka tinggal. Di situ, ia menggali tanah dengan kedalaman sekitar 25 sentimeter untuk menguburkan korban. Setelah itu pelaku kembali ke kamar kos, tempat jenazah korban dibaringkan.
Pukul 22.00 Wita pelaku membawa korban dengan cara menggendong dengan kain di bagian depan sepeda motor, menuju tempat yang sudah ia siapkan. Sebelum menguburkan korban, pelaku sempat duduk memangku korban di lantai sambil menangis.
Pukul 22.40 pelaku dan korban ditemukan aparat TNI AU. Mereka dibawa ke Pos POM TNI AU.
Pukul 00.15, mobil ambulans dari Rumah Sakit Bhyangkara Kupang tiba di Pos POM TNI AU membawa korban untuk divisum. Sementara pelaku diamankan pihak Kepolisian Resor Kupang Kota untuk menjalani proses hukum.
”Visum bagi korban penganiayaan untuk memastikan penyebab kematian korban demi penanganan kasus hukum. Tentu suami korban, Suhendy alias Hendy, juga akan dimintai keterangan,” kata Manasye.
Adriana Lulu Djami alias Ina mengaku selama ini selalu stres karena bermasalah dengan suaminya.
Sering bertengkar
Mereka sering bertengkar karena masalah keuangan dan suami masih menjalin hubungan dengan istri pertama di Surabaya.
Pelaku adalah istri kedua dari Hendy. Keduanya nikah siri pada 2016 setelah pelaku menjadi mualaf. Pelaku warga Sabu, yang datang ke Kota Kupang mencari kerja, kemudian bertemu dengan Hendy, seorang tukang bangunan, asal Surabaya.
Sementara itu Hendy mengaku, istrinya sangat temperamental (emosional). Hendy sendiri pun sering menjadi korban pemukulan pelaku.
”Setelah istri menelepon saya, dan saya tiba di kamar kos, korban sudah meninggal. Saya temukan luka-luka memar di kepala anak saya sampai ada darah. Tetapi ia mengatakan, korban jatuh. Setelah saya mengancam akan melapor polisi, ia mengakui perbuatan itu, kemudian saya shalatkan jenazah anak, lalu menyuruh dia menguburkan sendiri,” kata Hendy dengan nada kesal.