Harga cabai rawit di tingkat petani Lampung mencapai Rp 70.000 per kilogram. Tingginya harga cabai disebabkan panen yang mulai berakhir dan stok yang menipis.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
PRINGSEWU, KOMPAS – Harga cabai rawit di tingkat petani Lampung mencapai Rp 70.000 per kilogram. Harga itu jauh lebih tinggi dibandingkan harga saat Lebaran yang berkisar Rp Ro 10.000 – Rp 15.000 per kg. Tingginya harga cabai disebabkan panen yang mulai berakhir dan stok yang menipis.
Berdasarkan penuturan sejumlah petani di Kabupaten Pringsewu, harga cabai merah di tingkat petani Rp 40.000 per kilogram. Adapun harga cabai rawit menembus Rp 70.000 per kilogram.
“Harga cabai emang lagi baik karena stoknya sedikit,” ujar Ilyas (50), petani di Desa Wonodadi, Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Pringsewu, Lampung, Jumat (26/7/2019).
Ilyas mengatakan, saat ini petani cabai memetik untung setelah sebelumnya harga cabai rendah. Menurut dia, harga cabai tinggi karena sebagian cabai petani sudah dipanen sehingga stok cabai mulai menipis.
Saat ini, Ilyas sudah mulai menyiapkan tanaman cabai yang akan dipanen pada Oktober mendatang. Dia menanam cabai di lahan 0,25 hektar sebagai selingan. Sebagian besar atau sekitar 0,75 hektar lahan Ilyas ditanami padi.
Dia mengatakan, musim kemarau yang panjang menjadi kendala bagi petani cabai. Stok air di saluran irigasi yang mengairi sawah dan ladang petani menipis. Untuk memenuhi kebutuhan air, petani harus mengambil air menggunakan mesin pompa dengan mambayar Rp 100.000 per hari.
Harga cabai emang lagi baik karena stoknya sedikit
Syamsudin (57), pengepul cabai di Pringsewu menuturkan, dia memilih mengurangi jumlah pembelian cabai di petani. Pasalnya, modal yang dibutuhkan untuk membeli cabai di tingkat petani jauh lebih besar.
Hal itu juga dilakukan untuk mengurangi kerugian. Saat normal, Syamsudin biasanya membeli 50 kg cabai per hari. Namun, saat ini, dia hanya membeli 20 kg per hari untuk dijual di pasar trsdisional.
“Harga mahal, pembelinya kurang. Sementara kalau cabai sisa, harganya jualnya pasti turun karena sudah layu. Padahal modalnya besar,” papar Syamsudin.