Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, secara bertahap akan mengurangi jumlah pohon angsana, salah satu tanaman peneduh kota. Harapannya, menjadi upaya mencegah pohon tumbang saat angin kencang terjadi.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, secara bertahap akan mengurangi jumlah pohon angsana, salah satu tanaman peneduh kota. Pohon angsana yang kini berusia lebih dari 40 tahun akan digantikan tanaman lain yang memiliki akar lebih kuat agar tidak mudah tumbang saat diterpa angin kencang.
Pohon-pohon angsana mulai ditanam sejak tahun 1970-an sehingga kini usianya lebih dari 40 tahun. Sebagian sudah mulai lapuk sehingga harus ditebang agar tidak membahayakan warga jika terjadi angin kencang.
Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau dan Penerangan Jalan Umum di Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya Hendri Setianto, Jumat (10/1/2020) di Surabaya mengatakan, pohon angsana banyak ditemukan di sejumlah ruas jalan di Surabaya, seperti di Jalan Ahmad Yani, Jalan Raya Darmo, serta Jalan Kertajaya.
“Nanti dari tiga pohon angsana dalam satu tempat, satu pohon di tengah akan ditebang dan diganti dengan tanaman perindang lain yang kuat dan memiliki akar tunggang,” kata Hendri. Pihaknya akan menyiapkan tanaman pengganti, antara lain mahoni (Swietenia mahagoni), tabebuya (Tabebuia sp), dan sepatu dea (Spathodea sp). Tanaman tersebut dipilih karena kuat dan bunganya akan mempercantik kota.
Hendri mengatakan, selama seminggu terakhir saat cuaca buruk ada sebagian pohon angsana tumbang. Pohon-pohon tersebut pada umumnya berusia tua dan sudah lapuk, meskipun dari luar terlihat masih kuat.
“Kami belum memiliki alat pendeteksi pohon keropos. Jadi, pemotongannya akan menggunakan metode perkiraan usia dan mempertimbangkan kondisi tanaman peneduh di sekitarnya,” ujarnya.
Dari evaluasi, pohon tumbang yang terjadi saat angin kencang beberapa hari lalu disebabkan kondisi lapuk. Beberapa pohon lain karena akar yang kurang menancap di tanah karena pohon tersebut tidak ditanam sejak kecil, tetapi dipindah dalam kondisi sudah cukup besar.
“Kali ini, kami akan memperdalam penanaman hingga 1 meter agar tidak mudah tumbang,” ucapnya.
Kami belum memiliki alat pendeteksi pohon keropos. Jadi, pemotongannya akan menggunakan metode perkiraan usia dan mempertimbangkan kondisi tanaman peneduh di sekitarnya. (Hendri Setianto)
Kepala Seksi Ruang Terbuka Hijau di Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya Rochim Yuliadi menambahkan, terus melakukan perantingan atau pemangkasan untuk mencegah pohon tumbang. Kegiatan itu dilakukan rutin setiap tahun tapi intensitasnya meningkat dalam seminggu terakhir.
Perantingan juga dilakukan berdasarkan permintaan warga. Ada lebih dari 250 pohon yang sudah dilakukan perantingan selama seminggu terakhir. Pohon yang rata-rata memiliki tinggi hingga 20 meter tersebut akan dipangkas hingga hanya 10 meter. “Pohon yang dipangkas akan cepat tumbuh kembali sehingga fungsi sebagai tanaman peneduh tetap tidak terganggu,” katanya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Muhammad Fikser mengatakan, perantingan secara besar-besaran akan dilakukan pada Sabtu-Minggu (11-12/1/2020). Pohon di kawasan Jalan Ahmad Yani dan Jalan Raya Darmo akan dipangkas sehingga berpotensi menimbulkan kepadatan lalu linta di kawasan tersebut.
“Kami meminta maaf kepada warga jika pada pagi terjadi sedikit kepadatan akibat perantingan. Kami berupaya menyelesaikannya secepat mungkin,” katanya.