Bakal pasangan calon perseorangan dalam Pemilihan Kepala Daerah 2020 Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, menyiapkan jaringan untuk menggerakkan dukungan hingga ke tingkat desa.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·2 menit baca
SIGI, KOMPAS — Bakal pasangan calon perseorangan dalam Pemilihan Kepala Daerah 2020 Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, menyiapkan jaringan untuk menggerakkan dukungan hingga ke tingkat desa. Selain itu, pertemuan langsung dengan calon pemilih untuk meraih dukungan minimal selama ini menjadi salah satu nilai lebih kandidat yang maju melalui jalur itu.
Pilkada Sigi 2020 sejauh ini kemungkinan besar diikuti dua bakal calon independen, yakni Taufik Lasenggo-Purnawanti dan Ilyas Nawawi-Uhut Hutapea. Dua pasangan itu telah mengonfirmasi menyerahkan persyaratan dukungan minimal, Minggu (23/2/2020). Selama ini, bakal calon perseorangan yang mengemuka di Sigi sejumlah lima pasangan.
Pasangan Taufik-Purnawanti memastikan menyerahkan berkas dukungan minimal pada detik-detik akhir batas waktu ke Komisi Pemilihan Umum Sigi, Minggu. Tim Taufik-Purnawanti memastikan mengantongi persyaratan minimal dengan dukungan sekitar 16.000 pemilik kartu tanda penduduk elektronik dari wajib pilih. Angka itu dari 10 persen daftar pemilih tetap Kabupaten Sigi. Tim masih membereskan sejumlah hal terkait administrasi karena terjadi perubahan wakil bakal calon dalam seminggu terakhir.
Saat dihubungi, Minggu, Taufik menyampaikan, meski tak memiliki struktur formal seperti partai politik yang ada hingga ke tingkat desa atau kelurahan, pihaknya beruntung karena sudah bertemu langsung dengan calon pemilih yang menyerahkan dukungan.
”Saya dan tim kami turun sampai ke kampung-kampung. Saya bertemu dengan mereka dan memohon doa restu mereka. Setidaknya saya sudah bertemu mereka dan itu saya pikir nilai lebihnya,” katanya.
Untuk memperkuat jaringan dukungan, bakal calon pasangan membentuk tim sukarelawan Jaringan Emosional Taufik (JET). Kelompok itu selama ini menjadi tulang punggung pengumpulan KTP-el. JET dibentuk hingga ke tingkat desa. Taufik membentuk struktur JET menyerupai struktur partai politik. Dengan demikian, kerja mesin pemenangan nantinya tak berbeda dengan partai politik.
Ia pun menyatakan tak gentar dengan kemungkinan kampanye negatif parpol terkait dengan lemahnya posisi pemerintahan yang dibentuk dari jalur perseorangan. Dukungan 10 persen kekuatannya sama dengan enam kursi di DPRD kabupaten. Selain itu, kualitas program juga akan menjadi daya tawar dalam menggerakkan roda pemerintahan. ”Di Sulteng pernah ada pasangan (perseorangan) yang memenangi pilkada dan pemerintahan berjalan normal,” ucapnya.
Taufik merujuk pasangan Kasman Lassa-Vera Laruni, pasangan jalur perseorangan, yang memenangi Pilkada Kabupaten Donggala pada akhir 2013. Pada Pilkada 2018, pasangan tersebut berpisah dan mencalonkan diri melalui partai politik. Pilkada Sigi 2014 tak diikuti calon dari jalur perseorangan. Tiga calon semuanya diusung partai politik.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Tadulako Palu, Slamet Riyadi Cante, menyatakan, jika bekerja serius, calon perseorangan bisa meraih kemenangan. Kuncinya terletak pada struktur atau jaringan yang bekerja militan hingga ke desa-desa.