Lebih dari 1.400 Jiwa di Kota Pekalongan Masih Mengungsi
Sekitar 80 persen wilayah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, terdampak banjir hingga Selasa (25/2/2020). Tinggi genangan mulai turun, tetapi 1.400 warga masih bertahan di pengungsian.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
PEKALONGAN, KOMPAS — Sekitar 80 persen wilayah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, terdampak banjir hingga Selasa (25/2/2020). Tinggi genangan mulai turun, tetapi 1.400 warga masih bertahan di pengungsian.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan Saminta, dihubungi dari Semarang, mengatakan, hingga Selasa sore, tercatat lebih dari 1.400 jiwa mengungsi. Distribusi logistik terus dilakukan bagi para warga yang rumahnya terdampak.
”Total sekitar 80 persen wilayah kota (terdampak). Masih terdapat genangan dengan ketinggian variatif hingga sekitar 40 sentimeter. Beberapa wilayah belum bisa surut, terutama di sekitar Kelurahan Tirto (Pekalongan Barat),” kata Saminta.
Total sekitar 80 persen wilayah kota terdampak.
Saminta menambahkan, dapur umum disiapkan Pemerintah Kota Pekalongan di sejumlah titik. Di antaranya, satu dapur umum utama di Stadion Hoegeng, satu di Kecamatan Pekalongan Timur, dan sekitar 10 dapur umum mandiri. Pengiriman logistik sesuai kebutuhan pengungsi juga disiapkan.
Camat Pekalongan Barat M Taufiqurrahman menambahkan, dua kelurahan terdampak banjir di wilayahnya, yakni Tirto dan Pasirkratonkramat. ”Hari ini (Selasa) tidak hujan. Kemarin sempat ada yang mencapai 120 cm, tetapi kini mulai surut. Namun, sejumlah warga masih di pengungsian,” katanya.
Banjir sebelumnya melanda Kota Pekalongan dan sekitarnya pada pekan lalu saat hujan lebat mengguyur wilayah pantai utara (pantura) Jawa Tengah pada Rabu-Kamis (19-20/2/2020). Banjir perlahan surut hingga akhir pekan, tetapi kembali menggenang setelah hujan lebat pada Senin (24/2/2020) dini hari.
Tingginya intensitas hujan membuat Sungai Bremi dan Meduri meluap. Begitu juga drainase kota. Empat kecamatan di kota itu terdampak banjir, dengan ketinggian sempat mencapai 70 cm, bahkan di sejumlah titik mencapai lebih dari 100 cm.
Pada Selasa, Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Rycko Amelza Dahniel meninjau pengungsian warga di Masjid Al Karomah, Pekalongan Barat. Ia meminta warga tetap berada di tempat pengungsian hingga air surut. Keamanan rumah warga dijamin Polri dan TNI.
”Apabila warga mau berangkat untuk melihat rumah, lapor dulu kepada polisi atau tentara agar aman. Jangan sampai berangkat diam-diam pada malam hari karena akan kesulitan untuk kembali jika (tiba-tiba) air kembali meninggi,” kata Rycko dalam keterangannya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, banjir di Kota Pekalongan dan sekitarnya terus dipantau. Untuk penanggulangan jangka panjang, dibangun tanggul raksasa sepanjang 7,26 kilometer oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
”Saat itu belum selesai, maka bersabar. Namun, saya juga meminta (Pemkot Pekalongan) agar memperbaiki drainase kota. Tidak bisa kita hanya menunggu air surut. Memang harus dengan pompa portabel. Cari atau sewa segera,” kata Ganjar.