Dunia pariwisata di Kota Batu, Jawa Timur, mulai terdampak oleh wabah Covid-19. Jumlah wisatawan yang berkunjung berkurang dalam beberapa pekan terakhir, baik itu wisatawan mancanegara maupun domestik.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BATU, KOMPAS-Dunia pariwisata di Kota Batu, Jawa Timur, mulai terdampak oleh wabah Covid-19. Jumlah wisatawan yang berkunjung berkurang dalam beberapa pekan terakhir, baik itu wisatawan mancanegara maupun domestik.
Di agrowisata petik apel, misalnya, angka kunjungan wisatawan mancanegara berkurang hingga 60 persen karena sebagian besar dari mereka berasal dari Singapura dan Malaysia. Sedangkan wisatawan domestik turun sekitar 20 persen dari biasanya.
"Otomatis turun (jumlahnya). Wisatawan lokal berkurang, yang mancanegara juga berkurang," ujar pengurus Kelompok Tani Makmur Abadi Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Batu, Harno, Minggu (8/3/2020), selaku penyedia agrowisata petik apel.
Sebelum ada wabah yang disebabkan oleh virus korona baru, menurut Harno, jumlah wisatawan asal Singapura dan Malaysia yang datang mencapai 300 orang lebih dalam satu bulan. Namun saat ini jumlahnya tidak sampai 100 orang per bulan.
Begitu pula dengan wisatawan domestik. Jika sebelum ada wabah Covid-19 jumlahnya mencapai 2.500-3.000 orang per bulan maka saat ini jumlahnya kurang dari angka itu. Wisatawan domestik yang datang sebagian besar berasal dari Jawa Barat dan Jawa Tengah.
"Memang untuk wisatawan domestik persaingannya juga ketat dengan obyek wisata lain. Angka kunjungan tidak sebanyak beberapa tahun lalu. Namun, dengan adanya virus korona saat ini, angkanya makin turun," ucapnya.
Menurut Harno angka kunjungan wisatawan diperkirakan belum akan membaik dalam waktu singkat. Karena musim libur sekolah masih lama, sedangkan sebentar lagi memasuki bulan puasa.
"Ya, harapannya, kalau memang sudah clear (bersih) nanti pemerintah bisa kembali ikut membantu promosi agar wisatawan asing bisa segera berkunjung lagi. Kalau sekarang, ya, bagaimana lagi wong ada wabah. Semua pelaku wisata terpukul," katanya.
Penurunan jumlah wisatawan asing juga dirasakan pengelola obyek wisata penguji adrenalin, yakni paralayang di Gunung Banyak yang ada di perbatasan Batu dengan Kabupaten Malang. Selama ini, wisatawan asing yang menikmati wahana itu kebanyakan dari Malaysia dan Singapura.
"Dampaknya ada. Tamu asing rata-rata berkurang yang dari Malaysia dan Singapura. Namun penyebab utamanya adalah kondisi cuaca. Saat ini sering hujan dan arah anginnya kurang jelas sehingga kita tidak bisa mengudara," kata Taufik, salah satu pilot tandem paralayang Gunung Banyak, tanpa menyebut angka detil.
Berbeda dengan agrowisata dan obyek wisata alam, kunjungan ke obyek wisata buatan di Batu tidak banyak terpengaruh oleh korona. Hal ini terjadi karena sebagian besar pengunjung merupakan wisatawan domestik.
Dari pantauan Kompas wisatawan masih berdatangan ke obyek wisata milik Jatim Park Grup. Di Jatim Park 3, misalnya, Sabtu (7/3/2020) siang, kendaraan wisawatan masih memenuhi area parkir lokasi wisata itu. Pemandangan serupa terlihat di obyek wisata flora yang baru berdiri di Pujon, Kabupaten Malang.
Manajer Pemasaran dan Humas Jatim Park Grup Titik S Arianto, Minggu siang, mengatakan jumlah pengunjung tidak banyak berubah dari hari biasa yang mencapai 5.000 orang per hari untuk semua wahana di Jatim Park Grup. "Kalau di sini tidak banyak berpengaruh," tuturnya.