Pemprov Kalbar Siapkan Ruangan Isolasi Baru Berkapasitas 200 Pasien
Mengantisipasi bertambahnya pasien Covid-19, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menyiapkan ruangan isolasi baru yang mampu menampung 108 hingga 200 pasien.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menyiapkan ruangan isolasi baru yang mampu menampung 108 hingga 200 pasien, Senin (16/3/2020). Kebijakan itu untuk mengantisipasi kemungkinan bertambahnya pasien Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat Harisson, Senin (16/3/2020), menuturkan, untuk mengantisipasi kemungkinan ada penambahan kasus Covid-19, pemerintah telah melakukan langkah antisipasi dengan menyiapkan ruang isolasi baru. Petugas kesehatan juga disiapkan untuk menangani pasien.
Saat ini, Dinas Kesehatan Kalbar masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium 32 orang, termasuk petugas medis, yang pernah kontak langsung dengan satu pasien positif Covid-19 di Pontianak. Sebanyak 32 orang itu diisolasi di rumah masing-masing. Adapun empat orang yang diisolasi di RSUD Soedarso, Pontianak, dan RSUD Abdul Aziz, Singkawang, belum diketahui pula hasilnya.
”Pengiriman sampel ke Jakarta memang perlu waktu. Gubernur telah memerintahkan kami untuk mencari jalan keluar supaya bisa memeriksa sendiri di Kalbar. Saya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan sedang menunggu jawaban,” kata Harisson.
Sementara itu, salah satu rumah sakit swasta yang sempat merawat satu pasien positif Covid-19 di Pontianak tersebut pada Senin mensterilkan ruangan. Pasien positif Covid-19 itu pernah dirawat sekitar seminggu di salah satu rumah sakit swasta Pontianak itu. Pasien positif Covid-19 itu tidak langsung dirawat di rumah sakit rujukan karena pasien tidak berterus terang bahwa dia baru datang dari luar negeri.
”Namun, perkembangan terakhir, pasien positif Covid-19 yang kini diisolasi di rumah sakit rujukan RSUD Soedarso, Pontianak, itu membaik. Kalau dua kali sampelnya berturut-turut hasilnya negatif akan dinyatakan sembuh. Keluarganya juga sudah diambil sampel spesimen lendir di tenggorokan dan diisolasi mandiri di rumah,” ujar Harisson.
Namun, perkembangan terakhi,r pasien positif Covid-19 yang kini diisolasi di rumah sakit rujukan RSUD Soedarso, Pontianak, itu membaik.
Karena vaksin untuk Covid-19 belum ada, pasien yang diisolasi diberi obat simtomatis, misalnya pasien itu batuk akan diberi obat batuk, jika demam diberi obat demam, dan jika ada inflamasi paru diberi obat terkait inflamasi paru.
Hal yang penting, menurut Harisson, adalah menjaga daya tahan tubuh sehingga meskipun tertular tidak parah. Selain itu, penting untuk tidak keluar rumah jika tidak ada keperluan yang penting.
Pemerintah Provinsi Kalbar juga sudah melaksanakan pertemuan terkait gugus tugas lintas instansi untuk penanganan Covid-19 pada Senin. Gubernur Kalbar Sutarmidji meminta Dinas Kesehatan Kalbar melibatkan semua unsur untuk mendukung penanganan, misalnya dari sisi logistik.
Tugas dibagi dalam tiga kelompok, yakni logistik, sosialisasi, dan operasional pelayanan, termasuk posko. Posko berada di Dinas Kesehatan Kalbar. Fungsi posk untuk menampilkan informasi mengenai perkembangan Covid-19 di Kalbar dan mulai aktif Selasa (17/3/2020).
Sutarmidji menuturkan, logistik pangan di Kalbar mencukupi hingga enam bulan ke depan. Jadi, masyarakat jangan panik. Di Kalbar juga ada pabrik masker dan antiseptik pembersih tangan. Pihak produsen hadir dalam pertemuan. Sutarmidji memerintahkan untuk diatur pemasarannya sehingga tidak terjadi penimbunan. Jumlahnya diperkirakan mencukupi untuk Kalbar.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar Suprianus Herman menyampaian, siswa SMK/sederajat tetap melaksanakan ujian nasional. Namun, siswa lain yang tidak ujian diliburkan sesuai instruksi Gubernur.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono juga mengambil kebijakan untuk meliburkan sekolah dan menutup tempat wisata Alun Kapuas. Kebijakan itu diharapkan dapat membantu menghalau penyebaran Covid-19.