Satu Pasien Baru Positif Covid-19 di Kalimantan Barat
Pasien positif Covid-19 di Kalbar bertambah satu orang, Selasa (17/3/2020). Pasien baru tersebut memiliki riwayat pulang bekerja di Sarawak, Malaysia. Dengan demikian, ada dua pasien positif Covid-19 di Kalbar.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·5 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Pasien positif Covid-19 di Kalimantan Barat bertambah satu orang, Selasa (17/3/2020). Pasien baru tersebut memiliki riwayat pulang bekerja di Sarawak, Malaysia. Dengan demikian, saat ini ada dua pasien positif Covid-19 di Kalbar.
Jumlah pasien yang diisolasi juga bertambah dari semula lima orang kini sembilan orang. Empat pasien diisolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedarso, Pontianak; dua pasien diisolasi di RSUD Abdul Aziz, Singkawang; satu orang di Rumah Sakit Pemangkat, Kabupaten Sambas; dan dua orang di Rumah Sakit Sambas. Pasien baru yang diisolasi di Sambas memiliki riwayat bepergian ke Kuala Lumpur dan Sarawak.
Sejak 2 Februari, Kalbar sudah merawat 19 orang di ruang isolasi beberapa rumah sakit rujukan. Dari 19 pasien itu, 10 orang sudah keluar dan dinyatakan negatif Covid-19. Kini dari sembilan orang yang masih dirawat, dua orang positif mengidap SARS-CoV-2. Satu pasien yang positif diisolasi di RSUD Soedarso dan satu pasien di RSUD Abdul Aziz. Seluruh pasien yang diisolasi sudah diambil sampel spesimennya dan dikirim ke Jakarta.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Harisson, Selasa (17/3/2020) sore, mengatakan, berdasarkan pemeriksaan laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, satu pasien dalam pengawasan di RSUD Abdul Aziz terkonfirmasi positif Covid-19. Pasien ini bekerja di Sarawak.
Pasien berdomisili di Singkawang. Dia pulang ke Singkawang melintasi Pos Lintas Batas Negara Aruk, Kabupaten Sambas, pada 9 Maret. Pasien mengeluh batuk dan sesak napas. Tanggal 10 Maret, pasien langsung dirawat di RSUD Abdul Aziz. Ketika diperiksa di rumah sakit, dia mengalami pneumonia dan ditetapkan sebagai pasien dalam pengawasan serta diisolasi.
”Dengan bertambahnya pasien positif Covid-19 ini, saya meminta agar masyarakat berdiam di rumah selama 14 hari ke depan. Nanti akan kami evaluasi lagi. Jangan keluar rumah kalau tidak ada urusan mendesak,” ujar Harisson.
Menurut Harisson, kondisi pasien positif Covid-19 menunjukkan perbaikan kesehatan. ”Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sesak napasnya sudah tidak ada,” ujarnya. Dia memprediksi pasien itu akan sembuh.
Jangan keluar rumah kalau tidak ada urusan mendesak.
Pihak-pihak yang pernah kontak dengan pasien kini sedang ditelusuri. Namun, kemungkinan pasien tidak banyak kontak dengan orang lain karena ia masuk wilayah tanggal 9 Maret dan dibawa ke rumah sakit dan diisolasi pada 10 Maret. Pihak Konsul Malaysia di Pontianak sudah diberi tahu bahwa ada satu pasien warga Kalbar yang pernah bekerja di Malaysia positif mengidap Covid-19.
”Pasien yang positif Covid-19 di Singkawang itu setiap dua hari diambil sampel spesimen lendir di tenggorokan lalu dikirim ke Jakarta. Seandainya dalam pemeriksaan dua kali berturut-turut negatif dan secara fisik sehat, ia akan dikeluarkan (dari rumah sakit),” ujarnya.
Harisson menambahkan, Rumah Sakit Pemangkat dan Sambas yang merawat pasien terduga Covid-19 sebenarnya bukanlah rumah sakit rujukan. Namun, kedua rumah sakit itu mampu merawat pasien dalam pengawasan. ”Jadi, pasien tidak perlu dirawat di Singkawang agar bisa lebih dekat dengan keluarga walaupun hanya mendapatkan keterangan dari petugas kesehatan yang merawat karena kontak keluarga terhadap pasien dilarang,” kata Harisson.
Harisson menambahkan, berdasarkan penjelasan Kementerian Kesehatan, ruang isolasi Covid-19 tidak perlu ruangan tekanan negatif, tetapi prinsipnya pasien tidak bisa kontak dengan pihak luar kecuali petugas kesehatan. Petugas kesehatan juga harus menggunakan alat pelindung diri lengkap. Dengan memenuhi kriteria itu, rumah sakit bisa merawat pasien Covid-19.
Adapun rumah sakit rujukan yang ditetapkan pemerintah adalah RSUD Soedarso, Pontianak, dengan ruang isolasi di gedungnya bisa menampung 200 pasien; RSUD Abdul Aziz, Singkawang, memiliki satu ruang isolasi; RSUD Ade Muhammad Djoen, Sintang, dengan satu ruang isolasi; dan RSUD Agoesdjam, Ketapang, satu ruang isolasi.
”Kami juga mendapatkan bantuan 100 alat pelindung diri dari Kementerian Kesehatan. Alat pelindung diri dikirim ke empat rumah sakit rujukan di Kalbar. Sehari bisa menggunakan 10 alat pelindung diri. Pengiriman masih sedikit karena produksi pabrik terbatas. Namun, dalam waktu dekat akan dikirim lagi dalam jumlah banyak,” papar Harisson.
Terkait dengan 32 orang yang diisolasi mandiri karena pernah kontak dengan pasien positif Covid-19 pertama, pihak dinas masih menunggu laporan hasil pemeriksaannya. Harisson berharap dalam dekat hasil pemeriksaan keluar.
Harisson juga sudah menghubungi pihak Kementerian Kesehatan terkait usulan daerah agar bisa menyiapkan laboratorium pemeriksaan pasien. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan meminta Direktur RSUD Soedarso, dokter ahli patologi klinik dan mikrobiologi, datang ke Jakarta untuk melihat apa saja yang perlu disiapkan di laboratorium untuk melakukan penjajakan.
Ia menambahkan, masyarakat yang ingin memeriksakan kesehatan bisa datang ke puskesmas. Di puskesmas, dokter akan mengarahkan apakah warga tersebut masuk kategori pasien dalam pengawasan. Kalau dokter menetapkan orang tersebut sebagai pasien dalam pengawasan, pengobatannya dibiayai pemerintah.
Gugus tugas
Untuk menanggulangi wabah Covid-19 di Kalbar, pemerintah setempat telah membentuk Gugus Tugas Penanganan Covid-19 yang diketuai Sekretaris Daerah Provinsi Kalbar Al Leysandri. Gugus tugas melibatkan TNI-Polri dan lintas sektor lainnya. Ada beberapa bidang yang ditangani gugus tugas, yakni penyiapan sumber daya dan logistik, advokasi dan sosialisasi, pengendalian operasional, serta pos komando dan pusat informasi di Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar.
Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie mengatakan, pihaknya juga sudah membentuk gugus tugas agar Covid-19 tidak merebak. Dia sudah mengimbau masyarakat agar tidak melaksanakan kegiatan yang melibatkan orang ramai.
Terkait jadwal kegiatan sembahyang kubur, tradisi warga Singkawang, pada April nanti, Pemerintah Kota Singkawang tidak membatasi warga dari luar hadir karena kegiatan itu dinilai tidak menimbulkan kerumunan orang. Namun, semua diserahkan pada kesadaran masing-masing. ”Jika memang tidak bisa pada April, bisa pada bulan Juli,” kata Tjhai Chui Mie.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Kalbar Samuel mengatakan, pihaknya pada Kamis (19/3/2020) akan menggelar rapat membahas stok dan instrumen pengamanan distribusi kebutuhan pokok. Sejauh ini stok pangan mencukupi hingga enam bulan mendatang.