Kendati belum ada warga Maluku yang dinyatakan positif terinfeksi virus korona baru, sejumlah langkah sudah diambil pemerintah daerah setempat.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Kendati belum ada warga Maluku yang dinyatakan positif terinfeksi virus korona baru, sejumlah langkah sudah diambil pemerintah daerah setempat. Setelah meliburkan kegiatan belajar-mengajar bagi siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Kota Ambon, kini pemerintah membatasi jumlah pegawai yang berkantor di semua organisasi perangkat daerah Pemerintah Provinsi Maluku.
Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Kasrul Selang di Ambon, Rabu (18/3/2020) petang, mengatakan, para anggota staf diperbolehkan bekerja dari rumah. Hanya pejabat struktural yang untuk sementara waktu diminta tetap masuk kantor. ”Semua akan kembali kepada setiap pimpinan OPD (organisasi perangkat daerah). Kalau ada tugas yang mendesak, bisa diatur tersendiri,” kata Kasrul.
Pejabat stuktural yang dimaksudkan Kasrul mulai dari pimpinan OPD sampai kepala seksi. Kebijakan itu berlaku mulai Kamis (19/3/2020) hingga akhir bulan ini. Melihat kondisi saat ini, terbuka kemungkinan jumlah pegawai yang bekerja di kantor akan terus dikurangi. Jika wabah merebak di Maluku, kegiatan perkantoran dapat dilakukan dari rumah. ”Nanti dievaluasi,” ujarnya.
Kasrul mengatakan, kebijakan tersebut untuk menekan potensi penularan virus korona yang berlangsung sangat cepat. Sejauh ini, banyak warga di sejumlah kota besar di Indonesia menderita Covid-19 itu dan belasan orang dilaporkan meninggal. ”Ini bagian dari pencegahan. Kita lakukan lebih awal,” katanya.
Sebelumnya, pada Senin lalu, Pemerintah Kota Ambon mengumumkan penghentian kegiatan belajar-mengajar sementara di sekolah bagi siswa SD dan SMP. Mereka diminta belajar di rumah di bawah pengawasan orangtua dan pantauan guru melalui aplikasi percakapan dalam jaringan. Sementara siswa SMA masih tetap bersekolah seperti biasa. SMA merupakan kewenangan pemerintah provinsi.
Empat pasien terduga Covid-19 sedang dalam pengawasan di Rumah Sakit Umum Daerah dr Haulussy, Ambon.
Menurut informasi yang dihimpun Kompas, empat pasien terduga Covid-19 sedang dalam pengawasan di Rumah Sakit Umum Daerah dr Haulussy, Ambon. Mereka kini diisolasi. Spesiemen milik dua dari empat pasien itu sudah dikirim ke Jakarta, sedangkan sisanya sedang dalam proses observasi dan pengambilan.
Hingga Rabu malam, hasil pemeriksaan spesimen dua pasien itu belum diketahui. Satu di antaranya sudah diisolasi sejak Sabtu pekan lalu. ”Belum ada hasil,” kata Pelaksana Tugas Direktur RSUD dr Haulussy, Ambon, Rita Tahitu melalui pesan singkat. Dalam daftar yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan, rumah sakit tersebut merupakan satu-satunya rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di Maluku.
Kesadaran masyarakat
Pantauan Kompas, kesadaran untuk melindungi diri dari penyebaran virus korona di Kota Ambon masih rendah. Sebagian besar orang yang ditemui di jalanan tidak mengenakan masker. Kondisi ini belum banyak berubah sejak korona mulai mewabah di Tanah Air. Pengguna masker pun kebanyakan kalangan menengah ke atas.
Di sejumlah kantor pemerintahan jarang terlihat cairan pembersih tangan. Kantor yang menyediakan cairan itu di antaranya laboratorium kesehatan Provinsi Maluku. Beberapa hotel juga menyiapkan. Masker dan cairan pembersihkan tangan di sejumlah apotek yang didatangi Kompas sudah habis.
Di media sosial beredar wacana penggunaan minuman lokal beralkohol sopi sebagai bahan pembersih tangan. Jusnick Anamofa, warga, berharap perguruan tinggi di Ambon dapat melakukan riset untuk menciptakan cairan pembersih tangan berbahan sopi. Kadar alkohol dalam sopi bervariasi dan berada di atas 10 persen.