Ikatan Apoteker Indonesia Pengurus Cabang Banyumas membagikan 1.000 botol ”hand sanitizer” atau cairan pembersih tangan gratis kepada masyarakat sebagai upaya pencegahan persebaran Covid-19.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Ikatan Apoteker Indonesia Pengurus Cabang Banyumas membagikan 1.000 botol hand sanitizer atau cairan pembersih tangan gratis kepada masyarakat sebagai upaya pencegahan persebaran Covid-19. Pemerintah Kabupaten Banyumas juga mendirikan posko di perbatasan daerah untuk memantau pergerakan orang.
”Ini bentuk kepedulian pengurus cabang dan anggota IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) Banyumas untuk menyikapi maraknya persebaran virus korona,” kata Ketua IAI Pengurus Cabang Banyumas Khafidz Nasrudin di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (19/3/2020).
Hal yang paling penting adalah edukasi masyarakat untuk hidup bersih.
Khafidz menyampaikan, pihaknya berupaya melakukan langkah strategis dengan mengedukasi masyarakat untuk hidup bersih sebagai pencegahan persebaran virus. ”Hal yang paling penting adalah edukasi masyarakat untuk hidup bersih. Kedua, kurangi aktivitas di luar karena ini sudah mulai mewabah,” katanya.
Selanjutnya, kata Khafidz, masyarakat diimbau rajin mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun. ”Apabila tidak tersedia air yang mengalir dan sabun, baru sediakan antiseptik di kantong,” katanya.
Bupati Banyumas Achmad Husein menyampaikan, pemerintah daerah mengapresiasi bantuan 1.000 botol hand sanitizer dari IAI tersebut. Menurut Husein, pihaknya juga sedang berupaya memproduksi hand sanitizer berbahan baku ciu dari daerah Wlahar dan Cikakak, Banyumas. ”Satu hari mereka bisa memproduksi sampai 2.000 liter (ciu),” katanya.
Pemerintah daerah juga mendirikan posko pemantauan di empat titik perbatasan kabupaten untuk memantau pergerakan orang selama 14 hari ke depan. Empat titik itu ada di Sokaraja, Lumbir, Pekuncen, dan Tambak.
”(Penumpang) hanya diperiksa pakai termometer, kemudian diedukasi, asal dan tujuan mau ke mana dicatat. Ini menyasar ODP (orang dalam pemantauan) untuk menjaring informasi lebih banyak kemudian kami awasi,” kata Husein.
Dari pantauan Kompas di posko pemantauan perbatasan di Sokaraja, posko menggunakan tenda polisi sudah berdiri dan dijaga lebih dari lima petugas bermasker. Sejumlah mobil dan kendaraan yang melintas dari arah Purbalingga menuju Banyumas belum tampak dihentikan dan diperiksa.
Masih di kawasan Sokaraja, sebuah ambulans dari dinas kesehatan melaju perlahan di jalan utama sambil memberikan imbauan menjaga kebersihan dengan alat pelantang suara. Imbauan disampaikan menggunakan bahasa setempat, yaitu bahasa Panginyongan. Warga dan pengendara yang mendengar imbauan itu tampak memperhatikan dan mengangguk-anggukan kepala.
Secara terpisah, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Margono Soekarjo Purwokerto Tri Kuncoro menyampaikan, saat ini masih ada 6 pasien dalam pengawasan yang berada di ruang isolasi. Keenam pasien ini telah diambil swab-nya dan masih menunggu hasil pemeriksaan swab dari Litbangkes Kementerian Kesehatan di Jakarta.