Jambi menetapkan lima rumah sakit umum daerah di lima kabupaten/kota sebagai rujukan penanganan pasien Covid-19.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Provinsi Jambi menetapkan lima rumah sakit umum daerah di lima kabupaten/kota sebagai rujukan penanganan pasien Covid-19. Kesiapan di setiap rumah sakit ditingkatkan untuk mampu menangani cepat pasien dengan status pasien dalam pengawasan atau PDP.
Kepala Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Jambi Johansyah mengatakan, lima rumah sakit yang dimaksud adalah RSUD Abdul Manap di Kota Jambi, RSUD Hamba di Batanghari, RSUD Daud Arif di Kuala Tungkal, RSUD Hanafie di Kota Bungo, dan RSUD HA Thalib di Kerinci. Kelimanya dapat melayani pasien PDP Covid-19. ”Penetapan lima RSUD ini lewat Surat Keputusan Gubernur Jambi,” kata Johansyah, Kamis (19/3/2020).
Jika pasien terkait telah diuji lab hasil dahaknya dan dinyatakan positif menderita Covid-19, pasien akan langsung dirujuk ke RSUD Raden Mattaher.
Sebelumnya, rumah sakit rujukan pusat untuk penanganan Covid-19 untuk Provinsi Jambi adalah RSUD Raden Mattaher. Dengan ditetapkannya lima RSUD lainnya oleh provinsi, penanganan pasien dapat lebih merata.
Untuk itu, Johansyah mengatakan, pihaknya tengah mempersiapkan kelengkapan fasilitas dalam ruang isolasi serta menyamakan standar penanganan di lima rumah sakit terkait. Jika pasien terkait telah diuji lab hasil dahaknya dan dinyatakan positif menderita Covid-19, pasien akan langsung dirujuk ke RSUD Raden Mattaher.
Pihaknya juga telah meluncur pusat informasi Covid-19 bagi masyarakat Jambi. Informasi dapat diakses lewat http://corona.jambiprov.go.id/. ”Masyarakat yang membutuhkan informasi dan layanan terkait penanganan Covid-19 di Jambi dapat mengaksesnya,” kata Johansyah.
Hingga Kamis, 11 orang di Jambi berstatus orang dalam pemantauan (ODP), 5 pasien dalam pengawasan (PDP), dan 2 pasien dalam proses pengecekan uji dahak di laboratorium. Pasien positif menderita Covid-19 belum ada.
Sebelumnya, Gubernur Jambi Fachrori Umar menggelar rapat koordinasi untuk memperkuat sinergi dalam menghadapi pandemi ini. ”Komunikasi merupakan bagian terpenting dalam menghadapi ancaman wabah dengan membangun kepercayaan publik dan menjaga agar tidak terjadi kepanikan dalam masyarakat,” katanya.
Ia menjelaskan, sejumlah upaya dilakukan dalam meningkatkan kewaspadaan, misalnya berupa rapat koordinasi lintas sektor untuk cegah tangkal penyakit, pelatihan tim gerak cepat, dan distribusi alat pelindung diri ke Rumah Sakit Raden Mattaher sebagai rumah sakit rujukan pusat.