Urung Batal, Ribuan Orang Mengikuti Tahbisan Uskup Ruteng
Meski sempat beredar kabar batal karena ancaman virus korona penyebab Covid-19, sebanyak 36 uskup dan sekitar 3.000 umat menghadiri misa tahbisan Uskup Ruteng Mgr Siprianus Hormat Pr di Gereja Katedral Ruteng, NTT.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA/AMBROSIUS HARTO
·4 menit baca
RUTENG, KOMPAS – Di tengah upaya pencegahan dan penanganan pandemi virus korona, lebih dari 2.000 umat dan gembala Gereja Katolik menghadiri misa penahbisan Uskup Ruteng Mgr Siprianus Hormat di Gereja Santa Perawan Maria (Katedral) Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Kamis (19/2/2020).
Sebelum misa, sempat beredar informasi perayaan ekaristi itu batal terkait dengan imbauan dan permintaan pemerintah yang sedang dalam penanganan pandemi virus korona. Namun, misa tetap berjalan dimana panitia menempuh sejumlah protokol untuk menekan potensi penyebaran virus korona yang di Indonesia telah mengakibatkan 25 orang meninggal dunia itu.
Umat yang hadir lebih dari 2.000 orang. Jumlah ini jauh dari perkiraan semula 7.000 orang. Adanya permintaan dari pemerintah agar misa ditunda sebagai cara untuk pencegahan penyebaran virus korona mendorong banyak umat memilih tidak hadir. Namun, bagi umat dan undangan yang datang, sebelum memasuki halaman dan gereja, tangan disemprot dengan cairan pembersih. Sehari sebelum misa, gereja juga telah disemprot dengan disinfektan.
Mari kita berdoa kepada Bapa di surga agar virus ini segera berlalu, tidak lagi mengusik ketenangan dan kenyamanan putra putri-Nya yang menghuni bumi ini. Kasus ini mengingatkan manusia, tidak ada yang abadi. Semua berasal dari Dia dan akan kembali ke Dia, pemilik kehidupan (Mgr Antonius Subianto Bunyamin)
Umat mengikuti misa di dalam Gereja Katedral Ruteng dan tenda di sisi kanan dan kiri bangunan tersebut. Mereka duduk berjarak minimal 1 meter. Saat misa, prosesi salam damai yang biasanya dilaksanakan dengan bersalaman diganti dengan mengatupkan tangan di dada sambil kepala membungkuk. Prosesi bersalaman hanya terjadi antara para uskup dengan uskup tertahbis usai misa.
Dalam misa yang dimulai pukul 09.00 WIB hadir 36 uskup termasuk Kardinal Mgr Ignatius Suharyo dan Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Piero Pioppo. Suharyo yang juga Uskup Agung Jakarta dan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia memimpin perayaan suci termasuk menyerahkan tongkat keuskupan kepada Hormat.
Kotbah tahbisan dipimpin oleh Uskup Bandung Mgr Antonius Subianto Bunyamin. Dalam misa itu, uskup tertahbis mengambil moto “Omnia in Caritate” atau membangun iman umat dengan pelayanan total.
Dalam kotbah, Subianto mengatakan, tahbisan di tengah pandemi virus korona merupakan peringatan Allah kepada umat agar selalu setia dengan perintah dan kuasa Ilahi. “Mari kita berdoa kepada Bapa di surga agar virus ini segera berlalu, tidak lagi mengusik ketenangan dan kenyamanan putra putri-Nya yang menghuni bumi ini. Kasus ini mengingatkan manusia, tidak ada yang abadi. Semua berasal dari Dia dan akan kembali ke Dia, pemilik kehidupan,”katanya.
Subianto juga mengucapkan terima kasih kepada Hormat yang bersedia menerima tanggung jawab sebagai Uskup Ruteng. Tugas dan tanggungjawab berat sedang menanti Hormat yakni membangun kembali kepercayaan umat akan hierarki gereja.
Uskup Ruteng harus mampu membangun iman dan kepercayaan kepada Allah dan melayani dengan sepenuh hati tanpa pamrih. Umat harus merasakan sentuhan tangan Allah yang nyata dari seorang gembala berupa kasih, kesalehan, tanggungjawab, pengorbanan, dan kejujuran.
Uskup Ruteng dengan motto tahbisan “Omnia in Caritate” juga berarti bersedia melakukan segala sesuatu dalam kasih. Hormat bertanggungjawab merealisasikan motto ini untuk pengembangan umat. Di Keuskupan Ruteng, jumlah umat sekitar 800.000 orang yang tersebar di 76 paroki.
Di keuskupan sufragan ini terdapat 458 pastor dan 3.210 biarawati. Hormat menggantikan Uskup Emeritus Mgr Hubertus Leteng yang mengundurkan diri pada 2017. Leteng masih berstatus uskup tetapi tidak memiliki wilayah keuskupan.
Hormat mengucapkan terimakasih kepada umat Keuskupan Ruteng atas dukungan dan sambutan dalam proses misa penahbisan itu. Hormat juga meminta umat dan kaum klerus di wilayah Keuskupan Ruteng untuk tetap bekerjasama, dan memberi masukan bermanfaat bagi pengembangan ke depan.
Virus korona
Menurut Anggota DPRD Kabupaten Manggarai Paulus Peos, sempat beredar kabar misa dibatalkan demi menghindari penyebaran virus korona. Permintaan pembatalan itu disampaikan oleh Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Virus Korona Nasional Letnan Jenderal Doni Monardo kepada Kardinal Suharyo.
Tokoh umat Ruteng, Joakim Jehati mengatakan, tidak menghadiri misa tahbisan karena beredar informasi misa dibatalkan pemerintah untuk pencegahan penyebaran virus korona. Kegiatan dengan melibatkan massa ribuan seperti misa tahbisan berpeluang besar menjadi sarana penyebaran virus korona.
“Jumlah umat yang akan hadir sekitar 7.000 orang. Tetapi karena informasi mengenai penyebaran virus korona dalam kegiatan misa itu, orang mengurungkan niat untuk datang, termasuk saya dan anggota keluarga,” katanya.