Gereja dan Kelenteng di Sidoarjo Disemprot Disinfektan
Gereja dan kelenteng di Sidoarjo, Jawa Timur, disemprot disinfektan guna mencegah dan memutus rantai penyebaran virus korona jenis baru. Umat diminta mematuhi protokol kesehatan saat menjalankan ibadah.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·2 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Gereja dan kelenteng di Sidoarjo, Jawa Timur, disemprot disinfektan guna mencegah dan memutus rantai penyebaran virus korona jenis baru. Umat diminta mematuhi protokol kesehatan saat menjalankan ibadah.
Ada empat gereja dan satu kelenteng yang disemprot disinfektan oleh petugas Dinas Kesehatan Sidoarjo, Jumat (20/3/2020). Gereja itu adalah Santa Maria Annuntiata, GPIB Sidoarjo, GKI Sidoarjo, Mawar Sharon, sedangkan satu kelenteng adalah Tri Dharma. Penyemprotan cairan disinfektan juga dilakukan di Mal Pelayanan Publik Sidoarjo dan Gedung DPRD Sidoarjo.
Pelaksana Tugas Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin mengatakan, penyemprotan ini bertujuan membersihkan rumah ibadah dari kuman, bakteri, dan virus. Tindakan itu dilakukan guna mengantisipasi penyebaran Covid-19 yang dipicu virus korona tipe baru. Sebelumnya, penyemprotan juga dilakukan di sejumlah masjid di Sidoarjo.
”Pemkab Sidoarjo ingin melindungi masyarakat dari gangguan kesehatan yang dipicu virus korona. Tempat-tempat yang kerap diakses masyarakat umum seperti rumah ibadah perlu disterilkan,” ujar Nur Achmad Syaifuddin di sela acara penyemprotan di gereja.
Di Jawa Timur, kini terdata 16 orang positif Covid-19. Sebanyak 13 orang di antaranya ada di Surabaya, Malang (2), dan Magetan (1). Seorang warga dilaporkan meninggal.
Nur Achmad mengingatkan, langkah ini hanya bagian kecil dari pencegahan penularan virus korona. Masyarakat diminta terus mendukung pemerintah untuk membendung penyebaran virus tersebut.
Salah satunya, mematuhi protokol kesehatan. Contohnya, menghindari kerumunan atau melakukan pembatasan sosial.
Selain itu, warga juga diminta lebih banyak berdiam di rumah dan hanya keluar untuk keperluan mendesak. Apabila melaksanakan peribadatan bersama-sama, warga dianjurkan tetap mematuhi protokol kesehatan, seperti menjaga jarak aman sekitar 1 meter.
Pengelola rumah ibadah diminta menyediakan sarana cuci tangan atau hand sanitizer. Selain itu, mereka juga diminta menyediakan masker apabila diperlukan serta selalu menjaga kebersihan pribadi ataupun lingkungan sekitar.
”Upaya pencegahan virus korona ini diharapkan menjadi perhatian semua pihak tanpa terkecuali. Pemerintah tidak akan berhasil apabila tidak didukung masyarakat. Kuncinya justru di masyarakat itu sendiri,” tutur Nur Achmad.
Upaya pencegahan virus korona ini diharapkan menjadi perhatian semua pihak tanpa terkecuali. Pemerintah tidak akan berhasil apabila tidak didukung masyarakat. Kuncinya justru di masyarakat itu sendiri.
Kepala Paroki Santa Maria Annuntiata Romo Harjanto mengatakan, pihaknya sudah menerapkan upaya pencegahan penyebaran virus korona sejak jauh-jauh hari. Gereja menginginkan tetap menyelenggarakan ibadah, tetapi dengan menjaga kebersihan. Pihaknya juga akan mematuhi anjuran pemerintah untuk menyosialisasikan pencegahan penyebaran virus, salah satunya melalui pembatasan sosial.
”Ke depan, upaya pencegahan penyebaran virus korona akan lebih serius lagi. Mengatur jarak antarumat akan diusahakan walaupun kapasitas gereja mungkin tidak cukup,” ucap Harjanto.