Kawasan Cekungan Bandung Berpotensi Banjir hingga Akhir Mei
Meski banjir yang terjadi Jumat (20/3/2020) di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, lebih cepat surut, warga tetap khawatir terjadi banjir susulan. Kawasan ini masih berpotensi banjir hingga akhir Mei 2020.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
SOREANG, KOMPAS — Meski banjir yang terjadi Jumat (20/3/2020) di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, lebih cepat surut, warga tetap khawatir terjadi banjir susulan. Sesuai dengan periode musim hujan, kawasan ini masih berpotensi banjir hingga akhir Mei 2020.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, hingga Senin (23/3/2020), banjir merendam 10.283 rumah, 92 tempat ibadah, dan 51 sekolah. Lebih dari 42.000 jiwa terdampak. Warga yang mengungsi mencapai 405 jiwa.
Menurut informasi dari warga di Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, banjir yang terjadi Jumat lalu memiliki ketinggian yang serupa dengan banjir tahun 2010. Di beberapa titik terlihat bekas genangan banjir di tembok warga setinggi 2 meter lebih dari permukaan tanah.
Hadi Aminjaya (56), Ketua RW 009 Kelurahan Andir, mengatakan, di beberapa titik, banjir bahkan mencapai hampir 3 meter. ”Banjir sekarang sepertinya hampir mirip 2010. Tetapi, syukurlah, banjir kali ini bisa surut dalam dua hari. Dulu (2010), banjirnya sampai satu minggu,” tutur Hadi.
Saat ditemui, Hadi bersama 20 warga masih membersihkan area jalan dan permukiman warga dari lumpur sisa banjir. Lumpur ini menutup akses jalan dan gang kecil setinggi lebih dari 10 sentimeter. Di beberapa titik, terutama mendekati bibir sungai, ketinggian lumpur mencapai 20 sentimeter. Warga bergotong royong membersihkan lingkungan mereka dari lumpur, terutama akses jalan, sehingga kendaraan bisa melewati jalan.
Meski banjir cepat surut, warga tetap khawatir terjadi banjir susulan. Dari awal tahun 2020 hingga Senin ini, kawasan cekungan Bandung Selatan ini telah dilanda banjir sebanyak tiga kali, yaitu pada akhir Januari, pertengahan Februari, dan akhir Maret. Ketiga banjir tersebut berdampak pada puluhan ribu warga, terutama yang berada di aliran Sungai Citarum dan anak-anak sungai di sekelilingnya.
Imas (52), warga RW 007 Kelurahan Andir, khawatir terjadi banjir susulan karena musim hujan kali ini berlangsung hingga akhir Mei. Apalagi dari awal tahun 2020, dunia menghadapi ancaman pandemi Covid-19. ”Saya jadi semakin bingung. Apalagi kalau warung-warung sudah mulai tutup karena pembatasan aktivitas. Kami mau belanja di mana lagi?” tuturnya.
Saya jadi semakin bingung. Apalagi kalau warung-warung sudah mulai tutup karena pembatasan aktivitas. Kami mau belanja di mana lagi?
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Jabar Budi Budiman menyebutkan, banjir kali ini merendam tujuh kecamatan, yaitu Dayeuhkolot, Baleendah, Bojongsoang, Katapang, Soreang, Banjaran, dan Majalaya. ”Seluruh tinggi muka air di tujuh kecamatan ini sudah surut dan aliran kembali normal. Namun, jika hujan dengan intensitas tinggi kembali terjadi, warga harus bersiaga,” ujarnya.
Menurut Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung Tony Agus Wijaya, potensi hujan di Bandung Raya hingga minggu akhir bulan Maret diprediksi sedang. Namun, warga diminta waspada setiap hujan turun karena potensi hujan deras masih akan terus terjadi pada akhir Mei tahun ini.
”Potensi hujan di Bandung Raya masih terjadi dari siang dan sore hari. Meski dalam prakiraan potensi hujan sedang, cuaca ekstrem masih bisa terjadi,” ujarnya.