Magelang Prioritaskan Penyemprotan Disinfektan untuk Fasilitas Umum
Penyemprotan disinfektan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Kota Magelang, Jawa Tengah, saat ini hanya difokuskan untuk fasilitas umum.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Penyemprotan disinfektan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Kota Magelang, Jawa Tengah, saat ini hanya difokuskan untuk fasilitas umum. Adapun untuk warga atau perorangan diminta mengupayakan penyemprotan di rumah dan lingkungan masing-masing secara mandiri.
Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Magelang Sumartono mengatakan, permintaan perorangan tidak bisa dipenuhi karena terbatasnya sumber daya. ”Permintaan warga bisa berkembang demikian banyak, sementara kami memiliki keterbatasan tenaga, personel, dan waktu,” ujarnya, Senin (23/3/2020).
Saat ini, menurut Sumartono, PMI mendapat ratusan permintaan penyemprotan disinfektan dari penanggung jawab berbagai fasilitas umum di Kota Magelang. Permintaan itu pun mengantre untuk segera dipenuhi.
Kebutuhan fasilitas umum dianggap sudah mendesak dan lebih memerlukan penyemprotan disinfektan karena bersentuhan dengan banyak orang setiap hari. Setiap hari, PMI Kota Magelang melakukan penyemprotan fasilitas umum di 20-30 lokasi. Setiap hari, PMI menggunakan hingga lebih dari 600 liter disinfektan.
Karena itu, warga atau perorangan diminta melakukan penyemprotan disinfektan sendiri. Bahan disinfektan, menurut dia, bisa menggunakan obat-obatan kimia yang banyak beredar di pasaran, seperti obat pembersih lantai atau pemutih pakaian.
Disinfektan juga bisa dibuat dari bahan alami seperti rebusan sirih. Penyemprotan disinfektan di rumah warga sebaiknya dilakukan tiap dua hari sekali.
Selain melakukan kegiatan penyemprotan, Sumartono mengatakan, pihaknya juga tengah berupaya membuat hand sanitizer atau cairan pembersih tangan, yang nantinya dibagikan kepada masyarakat. ”Kami menargetkan membuat 1.500 botol hand sanitizer yang akan kami bagikan ke rumah-rumah warga di kampung-kampung,” ujarnya.
Kelompok Gerakan Solidaritas Magelangan (GSM), sejak Jumat (20/3/2020), juga terus intensif membuat hand sanitizer berbahan lidah buaya dan alkohol. Dari produksi ini, ditargetkan dapat dibuat 800 botol hand sanitizer yang berisi 100 mililiter gel antiseptik tiap botolnya.
Selain membuat sendiri, GSM juga mengumpulkan hand sanitizer dari berbagai pihak. Saat ini, sumbangan hand sanitizer telah mencapai 400-500 botol. Sama seperi PMI, semua hand sanitizer ini akan dibagikan kepada warga. ”Terutama untuk mereka yang banyak bekerja di jalan, seperti tukang becak dan sopir angkutan umum,” ujar inisiator GSM, M Nafi.
Selain itu, GSM juga berupaya mengumpulkan sumbangan, baik berupa uang ataupun barang, untuk kelengkapan sarana prasarana yang dibutuhkan dalam antisipasi Covid-19, termasuk masker. Banyak sumbangan masker yang disalurkan untuk memenuhi kekurangan masker di sejumlah rumah sakit di Kota Magelang.
Sumbangan uang, menurut Nafi, digunakan untuk membeli bahan pangan, yang kemudian dimasak dan dibagikan kepada masyarakat yang kegiatan ekonominya terdampak Covid-19. Kelompok masyarakat terdampak tersebut antara lain tukang ojek, baik konvensional maupun daring, serta buruh harian seperti buruh cuci ataupun karyawan warung makan.