Seorang warga Palembang, Sumatera Selatan, dinyatakan positif Covid-19, Selasa (24/3/2020). Pemprov Sumsel pun memberlakukan status siaga darurat.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Seorang warga Palembang, Sumatera Selatan, dinyatakan positif Covid-19, Selasa (24/3/2020). Pasien itu merupakan satu dari dua pasien dalam pengawasan yang meninggal pada Senin, 23 Maret. Pemerintah Provinsi Sumsel pun memberlakukan status siaga darurat.
Hal ini disampaikan Gubernur Sumsel Herman Deru, di Kantor Pemprov Sumsel. Hasil laboratorium pasien itu diketahui setelah ada pengumuman yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat. Sebelum dirawat di ruang isolasi RSUP Mohammad Hoesin (RSMH), Palembang, ujar Herman, pasien tersebut melakukan perjalanan ke Jakarta.
Adapun untuk satu PDP lain yang meninggal, yakni pasien asal Prabumulih, hingga kini belum diketahui hasil laboratoriumnya. ”Kami juga masih menunggu pengumuman dari pemerintah pusat,” ucap Herman.
Kedua PDP yang meninggal tersebut diketahui juga memiliki penyakit diabetes dan sejumlah penyakit penyerta lain.
Dengan sudah adanya pasien yang positif, Herman mengatakan, status Sumsel ditingkatkan dari waspada menjadi siaga darurat Covid-19. Dana talangan sebesar Rp 100 miliar pun disiapkan untuk penanggulangan Covid-19 di Sumatera Selatan.
Pandemi Covid-19 semakin luas. Setidaknya sudah ada 189 negara yang terjangkit penyakit akibat virus korona baru itu, termasuk Indonesia. Sudah ada 24 provinsi yang terjangkit, termasuk yang terbaru Sumatera Selatan.
Herman menuturkan, dengan peningkatan ini, skenario penanganan pun dipersiapkan. Mulai dari mengintensifkan pola jaga jarak dan menghindari kerumunan hingga mencegah dampak ekonomi yang ditimbulkan, termasuk mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Pada Senin, Herman menyatakan akan menyiapkan tambahan fasilitas untuk penanganan pandemi Covid-19 jika terjadi lonjakan pasien. Selain menambah ruang isolasi di rumah sakit, ada pula rencana menggunakan wisma atlet dan asrama haji di Palembang sebagai ruang perawatan tambahan.
Herman mengatakan, terkait pola jaga jarak, pihaknya segera melakukan sosialisasi kepada tokoh agama, tokoh masyarakat, dan organisasi masyarakat untuk sementara tidak menggelar acara yang sifatnya mengumpulkan warga. Ia menyebut langkah ini penting untuk meminimalisasi risiko penularan melalui interaksi.
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Lesty Nurainy menerangkan, melihat kondisi saat ini, penerapan jarak fisik sangat penting dilakukan. ”Hal ini untuk meminimalisasi penularan Covid-19,” ujarnya.
Sampai saat ini, ada lima orang yang masuk ruang isolasi dan 247 orang yang berstatus dalam pemantauan. Mereka adalah orang yang pernah berinteraksi dengan PDP.