Cegah Penyebaran Covid-19, Bandara Lombok Gunakan Layanan Pelanggan Daring
Bandara Internasional Lombok di Praya, Nusa Tenggara Barat, mulai menerapkan layanan pelanggan secara daring (”online”) dari sebelumnya dilakukan di konter. Hal itu sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran Covid-19.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
PRAYA, KOMPAS — Bandara Internasional Lombok di Praya, Nusa Tenggara Barat, mulai menerapkan layanan pelanggan secara daring (online) dari sebelumnya dilakukan di konter. Hal itu dilakukan sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran Covid-19.
General Manager Bandara Internasional Lombok (BIL) Nugroho Jati di Praya, Rabu (25/3/2020), mengatakan, layanan pelanggan (customer service/CS) daring yang dimaksud adalah memindahkan petugas CS yang semula berada di konter dan bersentuhan langsung dengan pengguna jasa bandara menjadi terpusat. ”Sekarang pelayanan pelanggan dikendalikan melalu Air Operation Command Center atau pusat kendali operasi bandara BIL,” kata Jati.
Jika ingin bertanya, penumpang cukup menyapa petugas yang ada di layar.
Menurut Jati, layanan pelanggan secara daring merupakan bagian dari penerapan pembatasan sosial (social distancing). Dengan cara itu, petugas layanan pelanggan tetap bisa melayani pengguna jasa secara langsung, tetapi tetap aman.
Jati menjelaskan, interaksi antara pengguna jasa bandara dan petugas CS dilakukan melalui monitor yang disediakan. ”Jika ingin bertanya, penumpang cukup menyapa petugas yang ada di layar. Petugas akan segera membalas dan menjawab pertanyaan dari penumpang,” ujarnya.
Pada tahap awal penerapan layanan pelanggan secara daring itu, pengelola bandara akan menurunkan tim secara mobile (bergerak). Hal itu untuk mengantisipasi apabila ada pengguna jasa yang belum terbiasa dengan sistem tersebut. ”Sistem ini menurut rencana diterapkan selama masa tanggap darurat Covid-19 berlangsung,” kata Jati.
Dia menambahkan, selain penerapan layanan pelanggan secara daring, pihaknya juga tetap melakukan berbagai upaya lain untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Pembatasan sosial lain misalnya dengan memberikan tanda batas antrean mulai dari area security check point, area check-in, pintu lobi keberangkatan, area scan boarding pass, hingga area eskalator dan di dalam lift. ”Pada kursi di ruang tunggu penumpang juga ditempelkan stiker panduan,” katanya.
Selain itu, Bandara Internasional Lombok juga mengoperasikan dua unit thermal scanner dan 7 unit thermal gun di terminal penumpang domestik maupun internasional guna memeriksa suhu tubuh penumpang. ”Selain terminal penumpang, di area terminal kargo tak luput dioperasikan thermal gun. Kami juga menyediakan hand sanitizer di 19 titik,” ucap Jati.
Secara rutin, menurut Jati, pihak bandara terus melakukan sterilisasi dan disinfektanisasi, baik di terminal penumpang maupun terminal kargo. Peralatan dan fasilitas yang sering digunakan akan disemprot menggunakan disinfektan untuk mencegah penyebaran virus korona baru penyebab Covid-19.
Para petugas operasional bandara juga diwajibkan mengenakan alat pelindung diri lengkap, meliputi masker, kacamata (goggles), dan sarung tangan. ”Ini semua dilakukan sebagai bagian dari komitmen kami melawan Covid-19 sekaligus menghadirkan pelayanan yang menjamin kenyamanan dan rasa aman bagi pengguna jasa bandara,” kata Jati.
Upaya pencegahan penyebaran Covid-19 memang terus dilakukan Pemerintah Provinsi NTB, apalagi setelah ditemukan dua kasus positif Covid-19. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Ahsanul Halik mengatakan, Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengeluarkan surat edaran yang meminta warga tidak menggelar kegiatan yang mendatangkan keramaian.
”Intinya, tidak boleh ada kegiatan yang mendatangkan keramaian, seperti Nyongkolan (tradisi arak pengantin di Lombok), resepsi, dan karnaval, termasuk rapat-rapat,” kata Ahsanul. Selain itu, surat edaran tersebut meminta masyarakat tetap menerapkan pola hidup sehat, tidak bepergian jika tidak ada kepentingan mendesak, tetap tenang, dan tidak termakan hoaks.