Desa yang sudah melangkah salah satunya Desa Lerep di Kabupaten Semarang. Dari total dana desa 2020 sebesar Rp 950 juta, Rp 600 juta dialihkan untuk penanganan Covid-19.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sejumlah desa di Jawa Tengah menggeser anggaran dana desa 2020 dari pos pembangunan fisik untuk digunakan menangani pandemi Covid-19. Hal itu menjadi langkah taktis desa melindungi warganya, termasuk potensi masuknya para pemudik jelang Idul Fitri 1441 H.
Realokasi dana desa salah satunya dilakukan Pemerintah Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Dari total dana desa 2020 sebesar Rp 950 juta, Rp 600 juta dialihkan untuk penanganan Covid-19. Adapun total anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes) pada 2020 sebesar Rp 3 miliar.
”Di APBDes, sebagian besar merupakan bantuan provinsi. Namun, yang bisa kami kelola atau atur sendiri, ya, dana desa. Dana yang kami geser ini sebelumnya, antara lain, untuk pengaspalan jalan dan rehabilitasi balai desa yang terdampak puting beliung. Kami tunda dulu,” kata Kepala Desa Lerep Sumaryadi saat dihubungi dari Kota Semarang, Rabu (8/4/2020).
Sumaryadi merinci, Rp 600 juta yang dialihkan di antaranya untuk kegiatan padat karya yang melibatkan warga desa, pembuatan dapur umum, dan pembelian cairan disinfektan. Adapun dapur umum sebagai antisipasi apabila suatu saat warganya tak mampu beli makan.
Anggaran juga digunakan untuk membangun tempat karantina bagi orang dalam pemantauan (ODP), termasuk para pemudik. ”Kami siapkan di balai desa sebanyak 14 ruangan dan tempat tidur serta sekitar 60 ruangan di gedung-gedung sekolah dasar,” ujar Sumaryadi.
Menurut Sumaryadi, ada sekitar 300 warganya yang merantau ke sejumlah daerah dan saat ini sudah ada 19 orang yang diisolasi di rumah masing-masing. Namun, pihaknya juga telah mengimbau kepada warga untuk tidak pulang kampung dulu selama Covid-19 masih mewabah.
Sebelumnya, sejumlah desa lain di Jateng juga menyiapkan tempat karantina bagi para pemudik, di antaranya Desa Trisobo, Kecamatan Boja, dan Desa Jungsemi, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal. Juga sejumlah desa di Kabupaten Batang.
Penjabat Kepala Desa Trisobo Suwondo mengatakan, pembuatan tempat karantina guna mengantisipasi pemudik menjelang Ramadhan. ”Kami sudah siapkan dua ruangan untuk tempat karantina, yakni di gedung PKD (poliklinik kesehatan desa) dan balai desa,” ujarnya.
Sejumlah desa di Jateng menyiapkan tempat karantina bagi para pemudik.
Sementara itu, di Desa Pacet, Kecamatan Reban, Batang, telah disiapkan sejumlah ruangan bagi para pemudik. Sebanyak 14 orang masih diisolasi, sedangkan sebagian lagi sudah selesai diisolasi.
”Total sudah ada 30 orang yang mudik di desa ini. Begitu pulang langsung kami isolasi. Kami menyiapkan tiga tempat, yakni di gedung PKD dan dua rumah warga. Yang sekarang masih diisolasi ada 14 orang dan semuanya sehat,” kata Kepala Desa Pacet Dendy Hermawan.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Rabu, mengatakan, penggeseran dana desa untuk penanganan Covid-19 ialah langkah taktis. Desa-desa yang telah melakukannya dapat menjadi contoh tentang bagaimana pemerintah desa menggerakkan warga hingga menata ulang prioritas dana desa.
”Mereka sudah melakukan relokasi dan realokasi anggaran seperti yang kami harapkan. Ruang karantina bahkan BUMDes (badan usaha milik desa) mereka siapkan sedemikian rupa untuk mengantisipasi ini,” kata Ganjar.
Ia pun mewanti-wanti agar tempat karantina itu benar-benar menerapkan protokol kesehatan sesuai standar. ”Disuruh makan makanan bergizi dan olahraga. Hal penting lainny adalah kampanyekan terus agar warga memakai masker,” ujarnya.