Kasus Positif Meningkat Tajam, Batam Siapkan Jaring Pengaman Sosial
Kasus positif Covid-19 di Batam, Kepulauan Riau, meningkat dua kali lipat pada Kamis (9/4/2020). Hal ini mendorong pemerintah mempercepat penerapan jaring pengaman sosial untuk warga miskin serta rentan miskin.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Kasus positif Covid-19 di Batam, Kepulauan Riau, meningkat dua kali lipat pada Kamis (9/4/2020). Penularan lima kasus baru itu terjadi akibat transmisi lokal. Hal ini mendorong pemerintah kota untuk mempercepat penerapan jaring pengaman sosial bari warga miskin dan rentan miskin.
Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengatakan, total kasus positif Covid-19 kini menjadi 10 pasien dari sebelumnya 5 pasien. Salah satu kasus baru, pasien 06 yang berusia 13 tahun, diketahui tertular SARS-CoV-2 dari Pasien 04 yang merupakan ibunya. Pasien 04 tersebut meninggal pada 30 Maret 2020.
Pasien 04 memiliki riwayat perjalanan ke Malaysia pada 29 Februari 2020. Dua puluh hari kemudian, ia mengeluh sakit dan mengalami batu darah. Meskipun mengalami gejala yang parah, pasien itu baru dirawat ke rumah sakit rujukan tujuh hari kemudian pada 27 Maret 2020.
Diduga kuat Pasien 04 dan Pasien 06 masih berada dalam satu rumah selama tujuh hari sejak Pasien 04 menunjukkan gejala Covid-19. Deteksi kepada Pasien 06 terbilang lambat. Ia baru diketahui positif Covid-19 tiga hari setelah meninggal atau seminggu sesudah sampel usap tenggorok dicek pada 27 Maret 2020.
Empat pasien baru lainnya, yaitu Pasien 07 hingga Pasien 10, diketahui terkait satu dengan yang lain.
Empat pasien baru lainnya, yaitu Pasien 07 hingga Pasien 10, diketahui terkait satu dengan yang lain. Pasien 07, 08, dan 09 merupakan aparatur sipil negara yang bekerja di lingkungan Pemerintah Kota Batam. Sementara Pasien 10 adalah suami Pasien 08 dan ayah Pasien 09.
Dari pelacakan alur penularan itu, Pemerintah Kota Batam menetapkan dua kluster penularan di Batam berdasarkan kontak Pasien 04 dan Pasien 08. Lima pasien baru yang dinyatakan positif Covid-19 itu kini dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam.
Melihat kondisi itu, Rudi mengatakan akan mempercepat penerapan jaring pengaman sosial sebagai salah satu langkah mengajukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Hari ini ia mengumpulkan sejumlah distributor bahan pokok untuk membahas pemberian bantuan sembako kepada warga.
”Di Batam total ada sekitar 415.000 keluarga. Warga yang membutuhkan bantuan 70 persen dari jumlah itu,” kata Rudi.
Menurut anggota Komisi II DPRD Kota Batam, Udin Sihaloho, ada sebanyak 270.000 keluarga miskin serta rentan miskin yang harus diberi bantuan. Satu keluarga akan menerima beras 20 kg, 3 kg gula, minyak goreng 2 kg, dan mi instan 1 dus. Anggaran yang dibutuhkan Rp 54 miliar.
Laporan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kepri menunjukkan, kasus positif di level provinsi meningkat lebih dari dua kali lipat, dari sebelumnya 10 pasien kini menjadi 21 pasien. Temuan 11 kasus baru itu tersebar di dua kota, yaitu Batam (5 kasus) dan Tanjung Pinang (6 kasus).