Pemerintah kabupaten/kota di Kepulauan Riau diminta memperketat penapisan penumpang kapal. Sebelumnya, 40 awak Kapal Motor Kelud rute Tanjung Priok-Belawan terindikasi Covid-19.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Pemerintah kabupaten/kota di Kepulauan Riau diminta memperketat penapisan penumpang kapal. Sebelumnya, 40 awak Kapal Motor Kelud rute Tanjung Priok-Belawan terindikasi terinfeksi Covid-19. Hal itu baru diketahui saat kapal berlabuh di Pelabuhan Batu Ampar, Kota Batam.
Kapal Motor (KM) Kelud berangkat dari Tanjung Priok, Jakarta, dengan mengangkut penumpang tujuan Batam sebanyak 31 orang, Karimun 44 orang, dan Medan 56 orang. Saat singgah di Batam, Minggu (12/4/2020), kapal itu menurut rencana mengangkut lagi 351 penumpang. Namun, hal itu dibatalkan karena berdasarkan laporan kapten kapal ada salah satu anak buahnya mengidap gejala yang mirip Covid-19.
”Setelah dilakukan tes cepat, total ada 40 anak buah kapal (ABK) yang terindikasi mengidap Covid-19. Agar penularan tidak semakin meluas, malam itu juga mereka dievakuasi turun dari kapal untuk menjalani perawatan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kepri Tjetjep Yudiana, Senin (13/4/2020).
Berdasarkan pantauan Kompas di lokasi, butuh waktu lebih dari tujuh jam bagi petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Batam untuk membujuk para awak kapal agar mau dievakuasi. Sebagian menolak karena takut identitasnya diketahui dan merasa tak nyaman menjalani pengobatan jauh dari keluarga.
Menurut Tjetjep, ABK yang mengalami demam kini telah dirawat di Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam. Adapun 39 orang lainnya yang tidak menunjukkan gejala kini menjalani observasi di RS Khusus Infeksi Covid-19 di Pulau Galang.
Menurut rencana, sampel usap (swab) tenggorokan dan pangkal hidung mereka akan segera diambil untuk kemudian dites dengan real-time polymerase chain reaction (PCR). Tes itu dilakukan oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam.
”Peristiwa ini harus benar-benar jadi pelajaran bagi semua petugas kesehatan di Kepri agar lebih waspada ketika memeriksa penumpang kapal antarprovinsi,” ujar Tjetjep.
Terkait hal itu, Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad berharap petugas kesehatan di daerah lain yang menjadi tempat singgah kapal dapat lebih ketat dalam menyeleksi penumpang. Seharusnya daerah lain juga melakukan kebijakan seperti Batam untuk mengevakuasi penumpang yang terindikasi Covid-19 sebelum mengizinkan kapal berangkat ke tujuan selanjutnya.
”Kalau daerah-daerah tidak segera melakukan langkah (pencegahan) bersama, sebaran virus ini sampai kapan pun tidak akan pernah bisa dikendalikan,” ucap Amsakar.
Setelah evakuasi terhadap 40 ABK selesai, KM Kelud diperbolehkan kembali berlayar menuju Karimun dan Medan. Di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun, 44 penumpang yang turun langsung dievakuasi oleh dinas kesehatan setempat ke SMP Negeri 2 Tebing. Mereka akan menjalani observasi selama 14 hari ke depan.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Batam Achmad Farchanny mengatakan, petugas berupaya melacak 31 penumpang KM Kelud yang turun di Batam. Sebelumnya, para penumpang diizinkan keluar dari pelabuhan karena suhu tubuh mereka terpantau normal saat turun dari kapal itu.