Dua PDP Meninggal dalam Sehari, Penyemprotan Massal Langsung Digelar
Dua pasien dalam pengawasan di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, meninggal, Sabtu (18/4/2020), maka penyemprotan disinfektan massal pun dilakukan untuk memutus rantai penyebaran virus korona.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Dua pasien dalam pengawasan di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, meninggal, Sabtu (18/4/2020). Hal itu menambah daftar korban meninggal karena Covid-19 sehingga penyemprotan disinfektan secara massal dilakukan untuk mencegah penyebaran virus.
Kepala Dinkes Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan, dua pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal ini berasal dari Kecamatan Waru. Sebelumnya, mereka dirawat di rumah sakit rujukan. Satu korban PDP dimakamkan di tempat pemakaman umum desa, satu lagi dimakamkan di TPU Delta Praloyo milik Pemkab Sidoarjo yang dikhususkan bagi korban Covid-19.
”Dengan adanya dua PDP yang meninggal ini, jumlah korban Covid-19 bertambah menjadi 17 orang dengan rincian 6 pasien terkonfirmasi positif, sedangkan 11 orang merupakan PDP,” ujar Syaf Satriawarman.
Berdasarkan data dinkes jumlah pasien terkonfirmasi positif di Sidoarjo meningkat dari 51 orang menjadi 56 orang. Sementara jumlah PDP meningkat dari 114 orang menjadi 118 orang. Adapun jumlah orang dalam pemantauan meningkat dari 486 orang menjadi 497 orang.
Harapannya penyemprotan serentak di dua kecamatan ini bisa memutus rantai penyebaran virus korona. Selain itu, tindakan ini diharapkan memotivasi masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan secara mandiri. (Sumardji)
Untuk mencegah meningkatnya sebaran virus korona galur baru atau virus SARS-CoV- 2, beragam upaya sudah dilakukan. Salah satunya menyemprotkan disinfektan secara serentak di Kecamatan Sedati dan Waru, sebagai daerah dengan jumlah korban Covid-19 terbanyak.
Kepala Polresta Sidoarjo Kombes Sumardji mengatakan, penyemprotan disinfektan secara serentak dilakukan oleh tim gabungan dari polisi, TNI, BPBD Jatim, serta BPBD Sidoarjo. Penyemprotan difokuskan pada kawasan zona merah, baik di perumahan maupun jalan utama.
”Harapannya penyemprotan serentak di dua kecamatan ini bisa memutus rantai penyebaran virus korona. Selain itu, tindakan ini diharapkan memotivasi masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan secara mandiri,” kata Sumardji.
Upaya yang dimaksud antara lain berdiam di rumah dan tidak nongkrong di warung kopi ataupun tempat hiburan lain. Apabila keluar rumah, selalu mengenakan masker serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan cara rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air.
Pemkab Sidoarjo terus membagikan masker kepada masyarakat. Pembagian dilakukan antara lain di Pasar Taman, Pasar Larangan, dan jalan protokol seperti jalan raya Surabaya-Sidoarjo. Pemerintah telah memesan 550.000 lembar masker untuk membantu warga. Selain itu, ada juga bantuan dari masyarakat serta perusahaan swasta.
Tenaga kesehatan positif
Penyakit Covid-19 tidak hanya menyerang warga, tetapi juga tenaga kesehatan yang melayani masyarakat di Sidoarjo. Data Dinkes Sidoarjo, hingga saat ini sudah ada tujuh tenaga kesehatan, baik dokter maupun perawat, yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan beberapa orang lainnya yang berstatus PDP. Semuanya telah mendapat perawatan yang baik di rumah sakit rujukan.
Untuk melindungi tenaga kesehatan sekaligus mencegah penyebaran virus korona galur baru, Syaf Satriawarman mengatakan pihaknya sudah mendistribusikan seluruh alat pelindung diri (APD) ke rumah sakit rujukan dan 26 puskesmas di Sidoarjo. Saat ini ada lima rumah sakit rujukan, yakni RSUD Sidoarjo, RS Mitra Keluarga Waru, RS Siti Hajar, RS Anwar Medika, dan RS Siti Khodijah.
Kendati seluruh APD untuk tenaga kesehatan sudah terdistribusi, stoknya perlu ditambah. Wakil Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin mengatakan, berdasarkan rapat koordinasi dengan rumah sakit rujukan, mereka melaporkan stok APD seperti masker N95 diprediksi tinggal dua pekan.
”Hal itu harus segera ditangani. Dinkes sudah melakukan pemesanan barang, anggarannya tersedia. Hanya ketersediaan produknya ini yang menjadi kendala,” ucap Nur Achmad.