Hasil Tes Cepat di Kalbar 196 Reaktif, 4.961 Nonreaktif
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat telah melaksanakan sejumlah tes cepat atau rapid test di 14 kabupaten/kota. Dari hasil tes tersebut diketahui, 196 orang dinyatakan reaktif dan 4.961 orang dinyatakan nonreaktif.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat telah melaksanakan sejumlah tes cepat atau rapid test di 14 kabupaten/kota. Dari hasil tes tersebut, 196 orang dinyatakan reaktif dan 4.961 orang nonreaktif.
Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, hingga Jumat (17/4/2020), jumlah yang reaktif terbanyak ada di Kota Pontianak 130 orang. Setelah itu, Kabupaten Landak 17 orang, Kabupaten Ketapang 11 orang, Kabupaten Kubu Raya dan Sekadau masing-masing 10 orang yang reaktif.
Dari total itu, 18 orang di antaranya merupakan aparatur sipil negara di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalbar yang reaktif. Namun, dua orang kini sudah nonreaktif. Mereka memiliki riwayat perjalanan mengikuti kegiatan di Jakarta juga Bogor dan Jatinangor (Jawa Barat) serta Surabaya (Jawa Timur). (Sutarmidji)
Untuk kabupaten lainnya, hanya beberapa yang reaktif, misalnya Melawi dan Kapuas Hulu masing-masing tiga orang, Mempawah dan Kayong Utara masing-masing dua orang, Sintang dan Kota Singkawang masing-masing hanya satu yang reaktif. Kabupaten Sambas dan Bengkayang tidak ada yang reaktif. Kabupaten Sanggau enam orang reaktif.
”Dari total itu, 18 orang di antaranya merupakan aparatur sipil negara di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalbar yang reaktif. Namun, dua orang kini sudah nonreaktif. Mereka pernah memiliki riwayat perjalanan mengikuti kegiatan di Jakarta, Bogor dan Jatinangor (Jawa Barat) serta Surabaya (Jawa Timur),” ujar Gubernur Kalbar Sutarmidji, Sabtu (18/4/2020).
Selain itu, ada juga yang terjangkit karena mereka satu ruangan. Mereka yang reaktif termasuk orang tanpa gejala (OTG). Mereka menjalani karantina secara mandiri di rumah masing-masing.
”Hasil rapid test yang 196 orang reaktif di Kalbar hampir semuanya OTG. Satu orang tanpa gejala bisa saja menyebarkan virus ke mana-mana dan bisa saja ada di sekitar kita. Maka, tetaplah lalukan pembatasan sosial dan fisik,” ujarnya.
Tes cepat tersebut juga sudah termasuk tes kepada penduduk berusia 60 tahun ke atas yang memiliki penyakit pemberat. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Harisson menuturkan, untuk tes cepat terhadap penduduk usia 60 tahun ke atas dengan sakit pemberat, misalnya jantung, paru-paru dan diabetes, sudah dilakukan kepada 57 orang.
Dari 57 orang itu, 56 orang di antaranya nonreaktif. Hanya satu orang yang reaktif. Orang yang hasil tesnya reaktif diambil spesimen untuk pemeriksaan laboratorium lebih lanjut. Mulai Senin (20/4/2020), pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap warga 60 tahun ke atas sebanyak 75 orang. Kapasitasnya sudah diperbanyak menjadi 75 orang per hari. Tes dimulai pukul 08.30 hingga 11.30.
Warga 60 tahun ke atas dengan sakit pemberat dapat mendaftar terlebih dahulu kepada Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar melalui Whatsapp 081292119119. Warga yang hasil tesnya reaktif akan diambil spesimennya.
Jika warga yang hasil tes cepatnya reaktif ini tanpa gejala, mereka diminta mengisolasi diri di rumah. Termasuk yang batuk pilek juga diminta mengisolasi diri di rumah selama 14 hari. Pihaknya akan memberikan data warga yang reaktif kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk dipantau selama 14 hari.