Abaikan Pembatasan Sosial, Warga Berdesakan Ambil Sembako di Rumah Gubernur Kaltim
Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor melanggar surat edaran yang ia buat tentang imbauan tidak mengumpulkan banyak orang saat pandemi Covid-19, Keluarganya membagikan sembako di kediamannya dan ratusan orang berdesakan.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS – Meskipun Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sudah membuat surat edaran tentang imbauan tidak mengumpulkan banyak orang saat pandemi Covid-19, Gubernur Kaltim Isran Noor justru melanggar edaran itu dengan membagikan sembako yang memicu kerumunan di rumah pribadinya, Kamis (23/4/2020). Hal itu membuat ratusan warga berdesakan mengantre meskipun sembako yang dibagikan sudah habis.
Kepala Kepolisian Resor Kota Samarinda Komisaris Besar Arif Budiman mengatakan, kegiatan bagi-bagi sembako itu dilakukan oleh keluarga Isran Noor sejak pukul 12.30 Wita. Keluarga Isran membagikan sekitar 1.600 paket sembako yang berisi gula, telur, minyak, dan beras.
Informasi pembagian sembako itu beredar dari mulut ke mulut di lingkungan warga. Pada mulanya, warga mengantre dan diatur oleh Satuan Polisi Pamong Praja. Antrean diberi jarak sekitar 2 meter antar warga. Namun, semakin sore, warga semakin banyak memadati rumah Isran di Jalan Adipura, Samarinda.
“Sembako yang dibagikan terbatas. Setelah habis, ternyata masyarakat belum bubar. Maka itu kami bubarkan,” kata Arif kepada wartawan di lokasi.
Ia menilai, hal itu disebabkan antusiasme warga karena beredar kabar adanya bagi-bagi sembako. Akhirnya, meskipun sembako yang dibagikan sudah habis, warga lain berdatangan karena ingin juga mendapat sembako yang dibagikan keluarga Isran.
Sekitar pukul 15.00 Wita, warga yang berkumpul dan berdesakan itu dibubarkan polisi dan Satpol PP. Kepala Satpol PP Kaltim Gede Yusa mengatakan, pembagian sembako itu sudah bekerja sama dengan pihak ketua RT setempat.
Namun, keluarga Isran membagikan sembako tidak melalui ketua RT setempat, tetapi dengan membagikan langsung kepada warga di kediamannya. Yusa mengatakan, antrean di dalam pagar rumah bisa dikendalikan, tetapi terjadi penumpukan warga di luar pagar karena berebut ingin masuk dan mendapatkan sembako.
“Kami hanya bertugas. Sistem pembagiannya sudah jelas dua meter setiap orang, tetapi masyarakat semakin lama berkumpul banyak di luar pagar,” kata Yusa.
Tidak sesuai kebijakan
Kegiatan mengumpulkan banyak itu bertentangan dengan surat edaran yang Isran keluarkan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Sebelumnya, Isran mengeluarkan Surat Edaran Nomor 440/1871/0213-II/B.Kesra pada 17 Maret 2020. Salah satu isi surat itu berisi imbauan untuk meniadakan atau membatasi kegiatan yang mengumpulkan orang banyak.
Pengajar Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Herdiansyah Hamzah mengatakan, sebagai pemimpin daerah sekaligus ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kaltim, Isran seharusnya melakukan tindakan sesuai edaran yang ia tandatangani.
“Itu surat edaran yang dia buat sendiri dan langgar sendiri. Semua orang pasti sudah memprediksi pembagian sembako pasti mengundang orang banyak untuk datang,” kata Herdiansyah.
Di masa pandemi ini, menurutnya pemerintah daerah tidak perlu melakukan tindakan berderma dengan cara-cara konvensional seperti itu. Ada cara-cara lain yang sangat mungkin dilakukan ketimbang mengundang orang. Misalnya, bantuan itu disalurkan dari rumah ke rumah.
Itu surat edaran yang dia buat sendiri dan langgar sendiri. Semua orang pasti sudah memprediksi pembagian sembako pasti mengundang orang banyak untuk datang
Ia menilai, tugas pemerintah saat ini memastikan seluruh warga terlayani haknya, seperti bantuan dari pemerintah yang tepat sasaran. “Pastikan kesehatan masyarakat dan kebutuhan mereka melalui kebijakan-kebijakan yang tepat sasaran,” katanya.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Pribadi Isran Noor Lenny Syafarina mengatakan, agenda bagi-bagi sembako itu murni kegiatan keluarga Isran. Ia tidak bisa memberi keterangan lebih. Sementara, Isran tidak menjawab panggilan telepon Kompas hingga pukul 18.00 Wita.
Jumlah pasien positif Covid-19 di Kalimantan Timur, hingga Kamis pukul 18.00 Wita, mencapai 74 orang, 9 orang di antaranya berada di Samarinda. Bahkan, sudah terjadi transmisi lokal di Balikpapan yang berjarak sekitar 125 kilometer dari Samarinda.