Mengantisipasi kasus Covid-19 yang cenderung meningkat, dua puskesmas dengan fasilitas rawat inap di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah disiapkan untuk menjadi rumah sakit darurat Covid-19.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS- Dua puskesmas dengan fasilitas rawat inap di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah disiapkan untuk menjadi rumah sakit darurat pasien dalam pengawasan Covid-19. Puskesmas disiapkan untuk mengantisipasi kasus Covid-19 yang cenderung meningkat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung, Retno Indriastuti, saat ditemui, Kamis (23/4/2020) mengatakan sekalipun selama ini semua pasien dalam pengawasan (PDP) sudah mampu tertampung dan ditangani di rumah sakit rujukan di Kota dan Kabupaten Magelang, Retno mengatakan, puskesmas tetap perlu disiagakan, jika sewaktu-waktu memang dibutuhkan.
Karena tren kasus Covid-19 cenderung meningkat, maka kita pun harus siaga mengantisipasi berbagai kemungkinan buruk yang terjadi.
“Karena tren kasus Covid-19 cenderung meningkat, maka kita pun harus siaga mengantisipasi berbagai kemungkinan buruk yang terjadi,” ujarnya. Pasien yang dirawat adalah pasien dalam pengawasan (PDP) dengan kualifikasi sakit tingkat sedang yang tidak mungkin dirawat dengan isolasi mandiri di rumah.
Dua puskesmas yang dimaksudkan adalah Puskesmas Grabag dan Puskesmas Salaman, yang menyediakan total 11 tempat tidur. Jika kondisinya memburuk, PDP yang dirawat di puskesmas tersebut harus segera dirujuk ke rumah sakit rujukan terdekat.
Selain puskesmas, Pemerintah Kabupaten Magelang juga telah menyiapkan empat rumah sakit penerima PDP. Total tempat tidur yang disediakan di empat rumah sakit dan dua puskesmas tersebut mencapai 141 tempat tidur.
Tren kasus Covid-19 di Kabupaten Magelang, cenderung terus meningkat. Berdasar data terakhir pada Kamis sore, jumlah PDP yang meninggal bertambah 2 orang dari sebelumnya 15 orang menjadi 17 orang. Peningkatan juga terjadi pada ODP yang mencapai enam orang dan PDP satu orang.
Dari perkembangan kasus yang terjadi hingga saat ini, Retno mengatakan, belum ditemukan adanya transmisi lokal Covid-19 di Kabupaten Magelang. Dari hasil penelusuran yang sudah dilakukan, semua kasus Covid-19 ini dipicu oleh adanya kontak dengan warga dari luar daerah atau negara lain.
“Selain karena habis bepergian ke luar, penularan juga terjadi karena adanya kontak dengan warga asing atau daerah lain,” ujarnya.
Khusus pada 17 PDP yang meninggal dunia, menurut dia, kematian memang berpotensi terjadi karena semua PDP tersebut sudah memiliki usia rentan, di atas 50 tahun. Selain itu, rata-rata PDP meninggal dunia tersebut juga memiliki penyakit penyerta lain.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muntilan Kabupaten Magelang, M Syukri, mengatakan, saat ini RSUD Muntilan sedang merawat tiga PDP. Berdasarkan hasil penelusuran, tiga orang ini memiliki riwayat baru saja bepergian ke Jakarta, melakukan kontak dengan turis asing, dan ada pula yang ikut menjadi peserta Ijtima Ulama Dunia Zona Asia di Gowa, Sulawesi Selatan.
Selain tiga orang yang masih dirawat, Syukri mengatakan, satu PDP asal Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, diketahui meninggal dunia, Kamis (23/4) pagi.
"PDP tersebut sebelumnya memiliki riwayat baru saja bepergian dari Bali," ujarnya. Padahal, PDP tersebut baru saja masuk dan dirawat di RSUD Muntilan pada Rabu (22/4).