Kasus Positif Capai 120 Orang, Pemprov Sumut Minta Warga Jangan Mudik
Kasus Covid-19 di Sumatera Utara masih terus meluas dengan jumlah pasien positif mencapai 120 orang. Warga Sumut diminta tidak mudik, baik masuk maupun keluar dari Sumut. Sumut pun menyiapkan penerapan larangan mudik.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Kasus Covid-19 di Sumatera Utara masih terus meluas dengan jumlah pasien positif mencapai 120 orang dan pasien dalam pengawasan 157 orang. Warga Sumatera Utara pun diminta tidak mudik, baik masuk atau keluar dari Sumatera Utara. Sumut pun menyiapkan penerapan larangan mudik.
”Jangan mudik karena perjalanan antardaerah sangat tidak aman saat ini. Sangat mungkin pemudik bisa berkontak dengan orang yang membawa virus, tetapi tanpa gejala atau gejala ringan,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut Aris Yudhariansyah, Jumat (24/4/2020).
Aris pun mengingatkan bahwa data menunjukkan penularan Covid-19 masih terus terjadi di Sumut dan daerah lainnya di Indonesia. Dalam sehari terakhir, ada tambahan kasus positif Covid-19 tujuh orang dan PDP lima orang di Sumut. Penularan Covid-19 bisa terjadi di tempat umum, seperti terminal, bandara, tempat istirahat, toilet umum, dan angkutan umum di sepanjang perjalanan.
”Atau bisa saja Anda sendiri yang membawa virus korona ke kampung halaman karena tanpa gejala atau gejala ringan,” kata Aris.
Aris pun meminta agar perantau berkontribusi melindungi kampung halaman dan keluarga dari bahaya Covid-19. Warga yang tetap mudik ke Sumut akan dipantau dan harus dikarantina selama 14 hari di rumahnya sendiri.
Kepala Bidang Transportasi Darat Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi Sumut Darwin Purba mengatakan, mereka akan segera menyosialisasikan larangan mudik kepada asosiasi dan pengusaha di bidang jasa transportasi.
”Kami berfokus memberi penjelasan tentang substansi aturan larangan mudik, daerah yang sudah melaksanakan pembatasan sosial berskala besar dan zona merah agar pengusaha bisa menyesuaikan rutenya,” kata Darwin.
Darwin mengatakan, bus antarkota dalam provinsi di Sumut hingga Jumat masih tetap beroperasi. Namun, armada yang dioperasikan sangat terbatas. Sebuah perusahaan otobus yang biasanya memberangkatkan 38 bus per hari kini hanya enam bus saja.
Sebuah perusahaan otobus yang biasanya memberangkatkan 38 bus per hari kini hanya enam bus.
Perusahaan otobus pun menerapkan pembatasan seperti pengangkutan penumpang maksimal 50 persen dari kapasitas. penumpang juga harus diperiksa suhu tubuh, wajib memakai masker, dan sanitasi tangan. Mereka juga rutin menyemprot disinfektan ke dalam bus.
Pengawasan tentang larangan mudik pun akan dilakukan bersama kepolisian. Mereka sedang menyiapkan beberapa bentuk pengawasan untuk memaksimalkan aturan larangan mudik. Beberapa tempat pemeriksaan pun telah dibuat di pintu masuk Kota Medan, seperti Jalan Sisingamangaraja, Jalan Gatot Subroto, dan Jalan Letjen Jamin Ginting.
Pemulangan TKI
Aris mengatakan, Sumut juga saat ini masih fokus menangani pemulangan tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia. Sumut menjadi salah satu pintu masuk TKI dari Malaysia baik dengan angkutan udara maupun angkutan laut. TKI yang masuk melalui Sumut tidak hanya yang akan pulang ke Sumut, tetapi juga ke daerah lainnya.
”Ada ribuan TKI yang masuk melalui Sumut. Kami masih terus melaksanakan protokol kesehatan yang ketat untuk menangani kedatangan TKI di Sumut,” kata Aris.
Aris mengatakan, sejumlah TKI yang baru tiba di Sumut dan mengalami gejala sakit langsung dirujuk ke rumah sakit. Para TKI yang masih dalam keadaan sehat diminta pulang ke daerahnya, tetapi harus mengisolasi diri selama 14 hari. Petugas pun terus memantau kondisi kesehatan mereka selama dikarantina dan langsung ditangani jika mengalami gejala sakit.